Liputan6.com, Jakarta - Pesisir Selatan adalah kabupaten seluas 5.749,89 kilometer persegi di Sumatra Barat. Ibu kotanya terletak di Kecamatan IV Jurai, tepatnya di Painan.
Kabupaten Pesisir Selatan berbatasan dengan Kota Padang di sebelah utara, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu, dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Populasinya pada 2021 mencapai 515.549 jiwa.
Kabupaten Pesisir Selatan terletak di pinggir pantai, dengan garis pantai sepanjang 218 kilometer. Topografinya terdiri dari dataran, gunung dan perbukitan yang merupakan perpanjangan gugusan Bukit Barisan. Berdasarkan penggunaan lahan, 45,29 persen wilayah terdiri dari hutan, termasuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Cagar Alam Koto XI Tarusan, dan rawa gambut.
Advertisement
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Pesisir Selatan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Pesisir Selatan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
1. Sejarah Pesisir Selatan
Nama Pesisir Selatan dipakai sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya afdeling zuid beneden landen (dataran rendah bagian selatan). Ketika itu, pada 1903, wilayah Bandar Sepuluh Inderapura dan Kerinci menjadi afdeeling yang dipimpin asisten residen yang berkedudukan di Inderapura sebagai pusat pemerintahan.
Melalui UU Nomor 12 Tahun 1956, daerah ini ditetapkan sebagai Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci. Dengan lepasnya Kerinci menjadi kabupaten sendiri di bawah Provinsi Jambi pada 1957, namanya berubah menjadi Pesisir Selatan saja.
2. Jembatan Akar
Jembatan Akar atau Jembatan Akar Bayang adalah jembatan yang terbentuk dari jalinan dua akar pohon yang tumbuh berseberangan dan membentang di atas aliran Sunga Bayang di Batang Bayang di Kecamatan Bayang Utara, kabupaten Pesisir Selatan. Jembatan yang letaknya sekitar 88 km sebelah selatan kota Padang ini oleh masyarakat setempat dinamakan Titian Aka.
Jembatan se panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter berada di ketinggian 10 meter dari permukaan sungai. Proses pembentukannya dimulai pada 1890 dan baru dapat digunakan pada 1916. Saat ini, kondisinya semakin lama semakin kuat karena semakin besarnya akar pohon beringin yang membentuknya.
Bagi turis, Jembatan Akar Bayang menjadi salah satu objek wisata Instagramable. Namun bagi warga sekitar, jembatan dan sungai menjadi kolam renang alami yang mengasyikkan. Berenang di bawah jembatan akar ini juga dipercaya dapat mengentengkan jodoh.
Saat berwisata ke Jembatan Akar Bayang, jangan sampai meninggalkan sampah di sekitar desa atau di sungai. Waspada juga saat ingin berenang di musim hujan, karena aliran airnya bakal meninggi dan deras.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Wisata Mandeh
Di Teluk Mandeh terdapat kawasan wisata, tepatnya di Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan, yang berbatasan langsung dengan Kota Padang. Kawasan Wisata Mandeh dapat ditempuh dengan menyusuri punggung bukit Mandeh dengan suguhan pemandangan laut yang biru, jernih, dan gugusan pulau-pulau kecil dengan pasir putih yang cantik.
Gugusan pulau inilah yang membuat wisata Mandeh dijuluki Raja Ampat-nya Sumatera. Fasilitas sekelas resor juga telah tersedia di sini. Objek wisata kawasan Mandeh (Mandeh Resort) makin berkembang dengan masuknya investasi dari Italia yang mengembangkan resor wisata bernama Cubadak Paradiso.
Kawasan Mandeh telah menjadi destinasi utama kebijakan sektor pariwisata kebaharian yang dimasukkan ke dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) bersama Biak dan Bunaken. Kawasan ini dijuluki 'The Paradise in the South' (Surga di Selatan), maksudnya di bagian selatan Provinsi Sumatra Barat. Di kawasan ini, Anda bisa menyelam serta berlayar dengan kapal penangkap ikan.
4. Pulau Setan
Kabupaten Pesisir Selatan punya banyak tempat wisata menarik. Salah satunya yang cukup unik adalah Pulau Setan. Pulau ini berlokasi di Kawasan Wisata Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Meskipun namanya menyeramkan, pemandangan di pulau ini jauh dari kesan angker.
Dikutip dari Indonesia.go.id, konon nama asli pulau tersebut adalah Pulau Sultan. Namun karena kekeluan lidah warga setempat, nama sultan berubah jadi setan. Di pulau ini juga banyak kegiatan yang ditawarkan untuk wisatawan. Anda bisa berenang di sekitar pulau karena pinggiran pantainya sangat dangkal.
Pengunjung Pulau Setan tidaklah seramai pulau-pulau lain di sekelilingnya. Karena itu, pulau ini sangat cocok bagi Anda yang menyukai suasana tenang dan privasi yang terjaga.
Advertisement
5. Kuliner Khas Pesisir Selatan
Pesisir Selatan memiliki kuliner khas yang menggugah selera seperti daerah lainnya di Sumatra Barat. Salah satunya adalah Rendang Lokan. Lokan adalah sejenis kerang yang hidup di sungai, atau air tawar.
Daging lokan yang kenyal namun empuk, membuat Rendang Lokan bertekstur dan rasa yang menarik. Selain diolah menjadi rendang, lokan ini juga diolah masyarakat Pesisir Selatan menjadi satai. Olahan Sate Lokan juga menjadi makanan khas daerah ini.
Ada pula Pinukuik, semacam pancake yang adonannya dicampur dengan parutan kelapa. Lalu, ada Sala Bada yang dibuat menggunakan ikan kecil yang disebut dengan 'Bada'. Bentuknya beragam, ada yang lebar dan pipih, dan ada yang kecil menyerupai bala-bala. Kuliner khas lainnya ada Soto Paru, Palai Bada, Putu Kambang, Mangkuak Badeta Batang Kapas, dan Gulai Ikan Karang.
6. Desa Wisata
Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat akan memiliki 13 desa wisata yang nantinya akan tersebar di tujuh kecamatan. Menurut Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pesisir Selatan, setiap kecamatan nantinya akan memiliki satu desa wisata. Desa wisata tersebut terbentuk karena inisiatif dari masyarakat itu sendiri.
Nama 13 desa wisata yang bakal dikukuhkan oleh Bupati Pesisir Selatan itu adalah Kampung Sulaman Banyangan, Nagari Sungai Nyalo, Nagari Sungai Pinang, Sarasah Sigunur Tua (di Kecamatan Koto XI Tarusan); Kampung Dilan (Kecamatyan IV Nagari Bayu); Kampung Batik Lumpo, Limau Gadang Lumpo, Salido Sari Bulan (Kecamatan IV Jurai); Sako, Sungai Gambir (Kecamatan Ranah IV Hulu Tapan); Wisata Budaya Mande Rubiah (Kecamagan Lunang); Labuang Baruak, Koto Nan Duo, Sungai Tawa Indah, Koto Nan Duo (Kecamatan Batang Kapas); Penangkaran Penyu dan Ampiang Parak (Kecamatan Sutera).
4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Advertisement