Sukses

Simon Leviev Bantah Menipu Usai Heboh Tinder Swindler

Simon Leviev yang namanya heboh usai film Tinder Swindler buka suara dan bantah menipu.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Simon Leviev ramai diperbincangkan setelah heboh Netflix Tinder Swindler. Setelah dituding menipu perempuan dengan uang ratusan ribu dolar AS, ia akhirnya buka suara mengenai tuduhan tersebut.

Dilansir dari Daily Mail, Senin (21/2/2022), pria yang diketahui bernama Shimon Heyada Hayut itu diduga memikat perempuan dengan jet pribadi, kapal pesiar, dan mobil mewah. Guna melancarkan aksinya, ia menggunakan nama samaran Simon Leviev.

Pria asal Israel tersebut adalah karakter yang jadi sorotan dari film dokumenter Netflix tersebut. Dalam wawancara televisi pertamanya sejak film itu dirilis, ia menyebut cerita itu dibuat-buat.

"Saya bukan 'Tinder Swindler,''' kata Hayut kepada Inside Edition dalam preview clip dari wawancara eksklusif dua bagian yang ditayangkan minggu depan.

"Saya bukan penipu dan saya bukan pembohong. Orang tidak mengenal saya, jadi mereka tidak bisa menilai saya," lanjutnya.

Pria berusia 31 tahun tersebut menambahkan, "Saya hanya seorang pria lajang yang ingin bertemu dengan beberapa gadis di Tinder." Ia juga menyebut dirinya "begitu gentleman".

Perempuan yang disebut kekasih Hayut, Kat Konlin, turut muncul dalam wawancara itu. Inside Edition berjanji untuk membagikan alasan 'mengapa Konlin bertahan dengannya.'

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 
2 dari 5 halaman

Buka Suara

Sebelumnya, sosok Simon Leviev mengaku sebagai putra miliarder Rusia-Israel maestro berlian Lev Leviev. Ia akan menghujani perempuan yang ditemuinya di Tinder dengan perjalanan dan hadiah mewah.

Disebut, Simon Leviev ini akan menggunakan uang yang diambilnya dari korban lain. Ia lantas kemudian akan meminta lebih banyak uang dengan kedok kebutuhan untuk melindungi identitasnya karena masalah keamanan.

Hayut akhirnya ditangkap dan didakwa bertindak penipuan, pencurian, dan pemalsuan. Ia menghabiskan lima bulan penjara sebelum dibebaskan dengan 'perilaku baik' pada Mei 2020.

Namun, setelah keluar dari penjara, ia mulai berbagi foto di Instagram tentang dirinya yang menikmati kehidupan mewah. Pria itu terus memamerkan aktivitas glamornya hingga seluruh akun dihapus menyusul reaksi negatif dari film dokumenter tersebut.

"Saya akan membagikan sisi cerita saya dalam beberapa hari ke depan ketika saya telah memilah cara terbaik dan paling terhormat untuk menceritakannya, baik kepada pihak yang terlibat dan saya sendiri. Sampai saat itu, harap tetap berpikiran terbuka dan hati," demikian unggahnya.

3 dari 5 halaman

Film Netflix

Namun, beberapa jam kemudian, akun tersebut hilang sama sekali. Pada 9 Februari 2022, akun itu kembali dan dia sekali lagi membagikan foto gaya hidupnya yang mewah.

Foto-foto itu menunjukkan ia berpesta di kapal pesiar, makan di restoran mahal, dan menginap di hotel bintang lima. Ada pula potretnya tengah naik helikopter, terjun payung, hingga berlibur ke seluruh dunia.

Dalam film dokumenter Netflix yang dirilis pada 2 Februari 2022, tiga orang yang diduga sebagai korbannya, yakni Cecilie Fjellhøy, Pernilla Sjöholm dan Ayleen Charlotte, berbicara tentang bagaimana Hayut meyakinkan mereka untuk menyerahkan ratusan ribu dolar. Hayut diduga mencuri sekitar 10 juta dolar AS (Rp143 miliar) selama bertahun-tahun, menurut People Magazine.

Ia menyebut dirinya kepada para perempuan itu sebagai putra saudagar berlian Israel Lev Leviev. The Times of Isreal melaporkan bahwa meskipun Lev dan bisnis berliannya LLD Diamonds adalah nyata, dia tidak memiliki hubungan dengan Hayut dan telah 'mengajukan pengaduan terhadapnya ke polisi karena secara salah menampilkan dirinya sebagai putranya.'

4 dari 5 halaman

Kasus Hukum

Cecilie yang berusia 29 tahun ketika dia berkencan dengan Hayut, mengklaim dia memberi Hayut lebih dari 270 ribu dolar AS (Rp3,8 miliar) selama hubungan mereka, setelah mereka terhubung melalui Tinder pada Januari 2018. Cecilie menjelaskan dalam dokumen bahwa dia benar-benar dirayu oleh Shimon setelah dia menerbangkan mereka dari Bulgaria ke London melalui pesawat pribadi untuk kencan pertama mereka.

Hayut akhirnya ditangkap dan dihukum pada Desember 2019. Dia dibebaskan pada Mei 2020, setelah menjalani lima bulan dari hukuman 15 bulannya. Dia juga diperintahkan untuk membayar korbannya 43.289 dolar AS (Rp621 juta) , dan membayar denda 5.771 dolar AS (Rp82 juta) berdasarkan ketentuan kesepakatan pembelaan.

Hayut sebelumnya menjalani hukuman dua tahun di penjara Finlandia pada 2015, setelah didakwa menipu tiga perempuan berbeda. Ia juga dilaporkan terpaksa meninggalkan negara asalnya Israel pada 2011 untuk menghindari pelanggaran terkait penipuan yang dia lakukan di awal usia 20-an.

5 dari 5 halaman

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online