Liputan6.com, Jakarta - Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menjadi tuan rumah ajang balap MotoGP 2022 bulan depan, akan kedatangan ikon baru. Yang dimaksud, tidak lain tidak bukan adalah patung Jokowi naik motor.
Patung "Speed" menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) melesat mengendarai motor. Patung itu tampak serupa dengan Jokowi saat menjajal Sirkuit Mandalika mengendarai motor Kawasaki W175 custom warna hijau, beberapa waktu lalu.
Rencananya, patung karya seniman Bali Nyoman Nuarta ini akan dipasang di pintu gerbang Sirkuit Mandalika. Melalui akun Instagram-nya, Nuarta membagikan rangkaian proses pembuatan patung, hingga siap dikirimkan. Berikut fakta-faktanya yang dirangkum pada Selasa (22/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Proses Pembuatan
Sejak bulan lalu, Nyoman kedapatan berbagi beberapa momen proses pembuatan patung "Speed." Seniman ini mengunggah setiap tahapan, mulai dari pengelasan ban, pembuatan motor, hingga finishing. "Terima kasih perhatian dan doanya semuanya. Sehat selalu," tulisnya di unggahan pertama tentang patung tersebut.
Dipercepat
Di unggahan lainnya, seniman itu menyebut rangkaian proses pembuatan Patung Jokowi naik motor dipercepat. Ia menulis keterangan, "Terima kasih untuk semua pekerjaan empat bulan dikerjakan dalam waktu satu bulan. Semoga sesuai harapan."
Terbuat dari Tembaga dan Kuningan
Patung ini tercatat berukuran 670 cm x 185 cm x 390 cm dan terbuat dari bahan tembaga dan kuningan, lapor kanal Jateng Liputan6.com. Nyoman menyiratkan simbol kecepatan dan akselerasi yang jadi tafsir kepemimpinan Jokowi selama ini dalam patung tersebut.
Lokasi Pembuatan Patung
Direktur PT Siluet Nyoman Nuarra, Djuki Ridwan, mengatakan proses pembuatan Patung Jokowi Ngebut dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Tepatnya, itu dikerjakan di kawasan galeri NuArt Sculpture Park, Parongpong, Bandung Barat, sebelum dikirim ke Mandalika.
Perubahan Warna
Djuki mengatakan, patung Jokowi itu semula berwarna kekuningan karena mengunakan bahan kuningan. "Setelah ditambahkan tembaga, warnanya akan berubah sendiri jadi kehijauan," tuturnya.
Ia menerangkan, warna hijau yang muncul merupakan hasil proses oksidasi antara tembaga dengan kuningan. Prosesnya dipercepat untuk memenuhi tenggat waktu. "Istilahnya patina, jadi proses oksidasinya dipercepat."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ide di Baliknya
Patung Speed dijelaskan sebagai representasi dari seorang pemimpin. Sosok Jokowi yang sering menggunakan motor custom karya anak bangsa membuat seniman 70 tahun ini ingin mengabadikannya dalam sebuah karya.
Dikirim ke Mandalika
Sabtu, 19 Februari 2022, Nuarta mengunggah potret proses pengiriman patung tersebut ke Mandalika. Patung seberat kira-kira tiga ton ini diperkirakan akan tiba di Lombok lima hingga tujuh hari melalui perjalanan darat. Sementara pemasangan patung di Mandalika diperkirakan memakan waktu dua hari dan membutuhkan enam tenaga ahli.
Advertisement
Bukan Satu-satunya Karya
Nyatanya, Patung Jokowi Ngebut bukan satu-satunya karya seni Nyoman Nuarta yang menyita perhatian. Seniman ini telah jadi sorotan setelah memenangkan sayembara desain Istana Garuda di Ibu Kota Baru.
Pria kelahiran Tabanan ini juga telah membuat berbagai mahakarya. Salah satunya adalah Patung Fatmawati Soekarno di Kota Bengkulu, lapor kanal Bisnis Liputan6.com. Ada pula monumen Arjuna Wijaya di Jakarta, Patung Jalesveva Jayamahe setinggi 60 meter di Surabaya, dan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Tidak Hanya di Indonesia
Tidak hanya di Indonesia, karya Nyoman Nuarta pun tersebar di Singapura, Filipina, Australia, Spanyol, dan banyak negara lain. Nuarta juga bergabung dengan banyak organisasi internasional, seperti International Sculpture Center Washington (Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program.
Beragam penghargaan pun telah diboyong. Yang terbaru, Nuarta menerima penghargaan Chevalier dans l'Ordre des Arts et Lettres atau Ksatria Seni dan Sastra dari Pemerintah Perancis pada 3 November 2021.
Advertisement