Liputan6.com, Jakarta - Labuan Bajo tak ingin setengah-setengah menyambut delegasi G20. Banyak infrastruktur baru dibangun, termasuk Waterfront City yang terletak di titik nol Labuan Bajo.
Waterfront merupakan salah satu program penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo. Seluruh infrastrukturnya kini telah rampung dibangun dan siap digunakan per 8 Februari 2022. Landmark terbaru Labuan Bajo itu disebut dilengkapi fasilitas kelas dunia dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
"Saat ini kita sudah masuk dalam tahap menggabungkan aktivasi program dan infrastruktur sehingga ruang publik ini bisa memberi manfaat langsung ke masyarakat dan bisa menjadi atraksi landmark wajib Labuan Bajo," kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina, dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 Februari 2022.
Shana menegaskan bahwa Waterfront adalah ruang publik. Semua pihak bisa menggunakannya asalkan mengikuti aturan yang berlaku.
"Siapa pun boleh menggunakan area Waterfront untuk aktivitas, baik itu aktivitas dari komunitas, dan bisa diisi oleh event-event selama mendapat izin dari pihak pengelola Waterfront, menjaga kebersihan, dan menjaga segala fasilitas yang dibangun tersebut," ia menjelaskan.
Pihaknya berencana akan menggelar beragam event yang melibatkan komunitas lokal. Menurut dia, banyak produk kesenian dan kebudayaan yang menarik bisa ditunjukkan di tempat itu. Ia pun berharap masyarakat setempat tak segan terlibat.
"Waterfront ini dibangun untuk publik, jadi jangan malu-malu untuk menggunakannya dengan maksimal," ujar dia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
5 Zona
Dalam kunjungan ke Labuan Bajo, akhir Januari 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Waterfront City agar mereka dapat merasakan langsung dampak pengembangan destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo.Â
"Waterfront ini yang akan menjadi pusat dari titik nol pariwisata di Labuan Bajo. Di sinilah nanti lalu lintas penumpang akan masuk dan juga akan ada banyak sekali kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif di ruang publik ini, termasuk juga konser dan bagaimana kita bisa menikmati pemandangan indah dan juga matahari terbenam," ujar Sandiaga saat itu.Â
Kawasan Waterfront itu terbagi menjadi lima zona. Zona A Bukit Pramuka, meliputi zona pejalan kaki yang dilengkapi dengan taman, gerai sentra ekonomi kreatif, dan juga menara pandang. Zona B Kampung Air adalah ruang terbuka bertema Tangga Bajo yang didesain agar setiap sudut ruang dapat diakses publik. Di sini juga terdapat panggung terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk menggelar pertunjukan seni.
Zona C Dermaga terdapat fasilitas ruang tunggu, kantor pengelola, pusat informasi serta plaza festival. Zona D adalah kawasan Pantai Marina yang dijadikan area komersial. Terakhir, Zona E Kampung Ujung merupakan kawasan wisata kuliner.Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Advertisement
Cegah Vandalisme
Ketua Astindo Labuan Bajo, Ignas Suradin meyakini kehadiran Waterfront akan bermanfaat bagi warga Labuan Bajo dan wisatawan. Namun, semua diiringi kewajiban untuk menjaga dan merawatnya.
"Jangan pernah dikasih ruang untuk vandalisme, ataupun pedagang kaki lima di area tersebut, apalagi mengubah fungsinya menjadi tempat jemur pakaian," ucap Ignas.
Kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut juga berharap Waterfront itu segera diserahkan kepada Pemkab. "Nantinya akan dikelola dengan melibatkan masyarakat lokal," kata dia.
Lokasi Side Events G20
Labuan Bajo, NTT, menjadi salah satu tuan rumah kegiatan side meeting G20. Tidak kurang 10 side meeting akan digelar pada periode Mei 2022--November 2022. Shana memprediksi sekitar tiga juta dolar AS akan beredar di Labuan Bajo dan sekitarnya selama penyelenggaraan kegiatan tersebut.
"Perhitungan itu dengan asumsi wisatawan G20 mempunyai daya beli tujuh kali lipat dibandingkan wisatawan pada umumnya. Sepuluh kegiatan side meeting dengan peserta kurang lebih 800 orang dikalikan 2000 dolar AS. Ini masih perhitungan kasar, belum lagi apabila ada peserta yang ingin menambah masa tinggal," tutur Shana, beberapa waktu lalu.
Karena itu, sambung dia, seluruh pemangku kepentingan bekerja sama demi menyukseskan rangkaian agenda G20 di Labuan Bajo. Berbagai persiapan dimantapkan, mulai dari ketersediaan kamar hotel, kesiapan infrastruktur, hingga paket wisata ke berbagai destinasi wisata di Labuan Bajo dan kabupaten sekitarnya.Â
Advertisement