Liputan6.com, Jakarta - Nama beauty vlogger asal Ukraina, Marianna Podgurskaya, mendadak jadi sorotan. Calon ibu yang tengah hamil besar dituduh Rusia menyebar berita bohong lewat foto palsu. Dalam foto yang diklaim pihak Rusia, ia menampilkan wajahnya yang berdarah karena menjadi salah satu korban pengeboman rumah sakit ibu dan anak oleh tentara Rusia.
Setidaknya ada dua foto yang disebut Rusia sebagai Podgurskaya yang beredar luas. Salah satunya memperlihatkan beauty vlogger itu sedang berdiri dengan tubuh berselimut di depan puing rumah sakit yang luluh lantak setelah dibombardir Rusia dari udara.
Advertisement
Baca Juga
Di foto berbeda, kamera menangkap sosok ibu hamil itu di bawah reruntuhan bangunan rumah sakit menenteng kantung plastik berisi pakaian. Di foto itu terlihat perut Podgurskaya yang membuncit karena mendekati hari persalinan.
Dikutip dari The Sun, Jumat (11/3/2022), pasukan Rusia diyakini menjatuhkan bom seberat 2000 pon ke lokasi tersebut hingga membuat lubang besar pada bangunan. Anak-anak pun menjadi korban, dilaporkan setidaknya tiga orang, termasuk anak perempuan berusia 6 tahun tewas dalam serangan tersebut.
Wajah Podgurskaya yang ketakutan seketika menarik perhatian. Namun, pihak Rusia mengklaim foto itu dipalsukan. Dalam twit yang diunggah Kedutaan Rusia di London disebutkan beauty vlogger itu mengenakan riasan dan berlaku seolah-olah ia menjadi korban serangan tersebut.Â
Belakangan, twit itu sudah tak bisa lagi ditemukan. Di sisi lain, tidak ada konfirmasi dari Podgurskaya bahwa foto yang diambil fotografer itu adalah dirinya. Meski begitu, akun Marianna Podgurskaya langsung dibanjiri komentar para haters yang diduga dimobilisasi oleh Putin.
Inggris tak tinggal diam. Menteri Kebudayaan Inggris Raya Nadine Dorries menyebut kicauan Kedutaan Rusia di London sebagai berita bohong, sehingga unggahan itu dihapus dari Twitter.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diserang Warganet
Meski begitu, unggahan itu terus menyebar dan berdampak pada Podgurskaya. Telegram miliknya dibombardir komentar jahat, begitu pula dengan akun Instagramnya, rata-rata menuduhnya sebagai bagian konspirasi besar yang diciptakan oleh Barat dan Ukraina.
Padahal, Podgurskaya tidak mengunggah apa pun soal berita pemboman itu. Unggahan terakhirnya pada 1 Maret 2022 menampilkan ia dalam kondisi baik sambil meminta pendapat apakah ia cocok untuk ibu anak lelaki atau anak perempuan.
"Baru-baru ini, Anda semakin sering bertanya tentang jenis kelamin anak, dan saya memutuskan untuk sedikit mencairkan situasi dan mengundang Anda untuk menguji intuisi Anda: SIAPA YANG SAYA SUKAI LEBIH? Untuk ibu dari seorang gadis atau ibu dari seorang anak laki-laki?" tulisnya dalam kolom keterangan.
Beauty vlogger itu dengan pengikut lebih dari 48 ribu akun tersebut sangat bersemangat membagikan momen kehamilannya sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Ia tak sabar menantikan kelahiran anak pertamanya dengan suaminya, Yuri. Akan tetapi, sejumlah akun menuduhnya ia memalsukan kehamilannya.
Advertisement
Tudingan Rusia
Media Rusia, Sputnik turut memberitakan dugaan foto palsu yang dilakukan Marianna. Media itu mengutip pernyataan The War on Fakes Project yang menyatakan bahwa rumah sakit itu tidak dihantam bom oleh tentara Rusia. Menurut tim tersebut, Podgurskaya tidak mungkin menjadi pasien rumah sakit bersalin Mariupol karena bangunan itu sudah diduduki militan.
Proyek yang mengklaim melacak berita palsu terkait krisis Ukrainan itu menyimpulkan bahwa Podgurskaya difoto oleh seorang fotografer profesional terkenal yang tiba di tempat kejadian, beberapa jam setelah pemboman. Dia mengganti pakaian dan merias wajahnya agar terlihat seperti korban.Â
Sementara itu, Rusia membantah telah membom rumah sakit dan menyebabkan warga sipil tewas dan terluka. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa bangunan rumah sakit itu adalah target yang sah karena jadi markas Batalion Neo-Nazi Azov. Ia mengklaim tidak ada satu pun pasien di rumah sakit tersebut, meski foto yang beredar menunjukkan sebaliknya.
Sanggahan Aneh Rusia
Lavrov juga mengklaim negaranya tidak pernah menyerang Ukraina serta menyebut protes terhadap serangan ke rumah sakit itu menyedihkan. Kremlin diduga berusaha menyangkal semua tuduhan untuk mempertahankan invasi dan penyerangan terhadap warga sipil.
Namun, Mariupol sudah merasakan dampaknya. Diperkirakan 1.200 warga sipil tewas di kota yang merupakan wilayah Donetsk di Ukraina Timur. Sejumlah gambar menunjukkan kota itu terbakar dengan mayat tergeletak di jalanan. Palang Merah menggambarkan situasinya sebagai 'bencana besar'.
Pejabat PBB telah memperingatkan bahwa jumlah pengungsi yang berusaha melarikan diri dari Ukraina semakin bertambah, mencapai empat juta jiwa. Perang yang sekarang telah berlangsung selama dua minggu itu masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Advertisement