Liputan6.com, Jakarta - Barito Kuala adalah kabupaten yang beribu kota di Marabahan, Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.996,46 km persegi dan berpenduduk sebanyak 318.044 jiwa berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020.
Sebagian wilayah Barito Kuala termasuk dalam calon Wilayah Metropolitan Banjar Bakula. Kabupaten Barito Kuala berbatasan dengan provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di kabupaten Kapuas, dan lokasinya berada di tepi laut.
Barito Kuala memiliki beberapa delta yang disebut pulau. Delta tersebut antara lain, Pulau Kembang, Pulau Bakut, Pulau Kaget, Pulau Sugara, Pulau Alalak dan Pulau Sewangi. Pulau tersebut terdapat di tengah-tengah Sungai Barito yang membelah Barito Kuala. Sungai Barito lebarnya lebih dari 1 km.
Advertisement
Baca Juga
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Barito Kuala. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Barito Kuala yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Wilayah Hutan
Wilayah hutan di kabupaten ini tersebar di seluruh kecamatan, di antaranya ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu seperti galam, terantang, jingah, halaban, bungur dan lain-lain. Sebagian hutan ini merupakan kawasan lindung dengan fungsi khusus yaitu sebagai cagar alam, hutan wisata, hutan pantai berbakau, dan hutan sempadan sungai.
Hutan wisata juga terdapat di Pulau Bakut yang terletak di Kecamatan Anjir Muara. Hutan ini menjadi habitat flora yang khas, yaitu rambai, kayu bulan, jingah, beringin, serta bekantan dan kera abu-abu.
Cagar Alam Kuala Lupak terletak di pesisir pantai di Kecamatan Tabunganen. Data potensi hutan menunjukkan bahwa potensi terbesar ada pada hutan galam. Data potensi perkebunan terbesar ada pada kelapa, disusul karet, purun, dan kelapa sawit.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Jembatan Barito
Jembatan Barito menjadi landmark utama dan tempat wisata pertama yang wajib Anda kunjungi saat tiba di Barito Kuala. Jembatan sepanjang 1.082 meter itu diresmikan pada 1997 oleh Presiden Soeharto.
Jembatan ini tercatat dalam rekor MURI sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Jembatan yang menghubungkan jalan trans Kalimantan ini merupakan jalan poros yang menghubungkan dua provinsi bertetangga, yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Jembatan Barito identik dengan warna kuning dan konstruksi yang megah. Biasanya orang-orang yang melewati jembatan, terutama para wisatawan, tak akan melewatkan kesempatan untuk mengabadikannya dalam jepretan kamera. Dari atas jembatan Anda pun dapat menyaksikan aktivitas para penduduk.
Advertisement
3. Pulau Kaget
Pulau Kaget adalah sebuah delta yang terletak di tengah-tengah Sungai Barito. Pulau ini termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala.
Pulau Kaget sudah ditetapkan sebagai cagar alam berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum11/1976 dengan luas 85 hektare. Kondisi alam pulau ini cukup kritis karena adanya penebangan pohon, khususnya pohon rambai padi yang merupakan sumber makanan bagi bekantan (Nasalis larvatus) yang merupakan fauna maskot Kalimantan Selatan.
Pulau ini merupakan habitat bagi kera hidung panjang (bekantan) dan beberapa jenis burung. Kawasan Pulau Kaget juga merupakan salah satu objek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala. Pulau Kaget merupakan lokasi tempat Said Abdul-Rahman Alkadrie (pendiri Kerajaan Pontianak) merompak kapal Inggris.
4. Siring Marabahan
Siring Marabahan atau Ulek Barito merupakan salah satu tempat wisata paling hits di provinsi Kalimantan Selatan. Terletak di pinggir Sungai Barito atau tepatnya di depan rumah dinas Bupati Barito, Kuala Siring Marabahan menyuguhkan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa indah.
Hal ini jadi daya tarik utama Siring Marabahan yang membuat banyak orang, terutama berduyun-duyun datang. Selain menikmati pesona langit oranye saat senja, masyarakat juga bisa bersantai sembari memancing.
Nama “Ulek Barito” diambil dari pertemuan dua arus sungai, yaitu Sungai Barito dan Sungai Negara, yang membentuk sebuah pusaran air. Masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan “Ulek”.
Advertisement
5. Kuliner Khas Barito Kuala
Seperti daerah lainnya di Indonesia, Kabupaten Barito Kuala punya beberapa kuliner atau makanan khas. Salah satunya adalah Iwak pakasam atau iwak basamu. Bahan dasarnya bisa ikan sepat, ikan tawar, ikan peluru, ikan seluang, ikan pepuyu, ikan puyau, atau ikan gabus.
Ikan itu akan dilumuri dengan garam dan beras yang ditumbuk kasar. Selanjutnya, ikan dimasukkan ke dalam wadah tertutup lalu diamkan selama beberapa waktu, bisa dalam hitungan bulan hingga tahun sesuai selera. Semakin lama disimpan, cita rasanya akan semakin asin dan lezat.
Sebelum disantap, iwak pakasam harus dimasak terlebih dahulu dengan tidak lupa menambahkan bawang goreng. Kuliner khas lainnya adalah Patin Baubar, Amparan Tatak, Kue Bangkit,dan Pepare.
6. Pasar Apung Kuin
Bepergian ke suatu daerah kurang lengkap rasanya jika tidak mempelajari budaya lokal. Di Barito Kuala, salah satu cara mempelajari budaya lokal adalah dengan mengunjungi Pasar Apung Kuin. Cara ini akan membuat Anda berbaur dan berkomunikasi dengan penduduk lokal.
Kalau biasanya kita berbelanja di supermarket atau pasar, cobalah rasakan sensasi belanja di atas air menggunakan perahu. Tak hanya mendapatkan makanan atau barang-barang dengan harga terjangkau, pemandangan sungai yang memukau pun akan setia menemani kegiatan Anda.
Advertisement