Sukses

Selandia Baru akan Buka Kembali Perbatasan untuk Turis Internasional

Mulai 1 Mei 2022, Selandia Baru akan membuka perbatasan untuk turis internasional mulai 1 Mei 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah lebih dari dua tahun, Selandia Baru akan membuka kembali perbatasannya untuk warga Australia mulai 12 April 2022. Sementara itu, untuk turis internasional dari negara-negara bebas visa mulai 1 Mei 2022.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi, menurut pernyataan Perdana Menteri Jacinda Ardern. Awalnya, pemerintah Ardern telah merencanakan untuk membuka kembali pada Juli 2022, tetapi telah mengubah jadwalnya, dilansir dari laman CNN, Sabtu (19/3/2022).

Kedatangan dari Australia akan bisa masuk tanpa harus karantina. Dua setengah minggu kemudian, turis yang divaksinasi dari negara bebas visa dan mereka yang memiliki visa pengunjung yang valid juga akan dapat masuk tanpa karantina.

Warga negara dari Inggris Raya, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Singapura termasuk di antara mereka yang dapat mengunjungi Selandia Baru tanpa visa.

Meskipun ini mungkin berita bagus bagi orang Amerika yang haus perjalanan, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) baru-baru ini menambahkan Selandia Baru ke Level 4, kategori risiko tertinggi. CDC menempatkan tujuan dalam kategori ini ketika lebih dari 500 kasus per 100.000 penduduk terdaftar dalam 28 hari terakhir.

Sebelum pandemi Covid-19, pariwisata internasional menyumbang hampir 11,5 miliar dolar AS  atau Rp165 triliun terhadap PDB Selandia Baru.  Sementara itu, karyawan industri pariwisata terdiri delapan persen dari tenaga kerja nasional. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Penutupan Perbatasan

Selandia Baru menutup perbatasannya pada Maret 2020 dalam upaya menghentikan penyebaran Covid-19. Langkah-langkah penutupan dan pembatasan berhasil menghentikan penyebaran virus, meskipun pemerintah menghadapi kritik luas dari warganya sendiri, yang tidak dapat kembali.Wisatawan yang memutuskan untuk mengunjungi Selandia Baru saat dibuka kembali akan dimanjakan dengan berbagai pilihan.

Sejak munculnya pandemi, Selandia Baru telah meluncurkan "maskapai kilang anggur" pertama di dunia. Hal itu untuk menggenjot pariwisata ke Kepulauan Chatham yang jauh dan meluncurkan kampanye untuk mendorong semua orang mengambil foto perjalanan yang lebih kreatif.

3 dari 5 halaman

Puncak Omicron

Selandia Baru melaporkan 202 kasus Covid-19 ;pada 8 Februari 2022, setelah beberapa hari jumlahnya berada di sekitar angka 200 – termasuk rekor 243 kasus pada Sabtu 5 Februari 2022. Tujuh hari terakhir adalah salah satu minggu tertinggi jumlah kasus sejak pandemi dimulai, seperti diberitakan kanal Global Liputan6.com.

Ardern mengatakan kepada RNZ, dia memperkirakan kasus Selandia Baru akan memuncak antara 10.000 dan 30.000 kasus sehari. Namun, itu sangat bervariasi. Ia memperkirakan Omicron akan mencapai puncaknya pada akhir Maret 2022.

"Semakin banyak orang yang mengambil booster, semakin rendah kemungkinan kasus kami mencapai puncaknya," katanya. "Meskipun ada ketidakpastian dalam jumlah kasus, jika Anda melihat profil kasus rendah di tempat seperti katakanlah Australia Selatan dan Anda menerapkannya ke Selandia Baru, Anda akan memiliki sekitar 10.000 kasus sehari pada puncaknya."

 

4 dari 5 halaman

Banyak Varian Virus Corona

Sebelumnya, Ardern menyatakan pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dengan varian Omicron. Selandia Baru bahkan harus siap menghadapi lebih banyak varian virus corona baru pada 2022.

Peringatan Ardern itu datang ketika ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen di ibu kota Wellington, menuntut diakhirinya pembatasan Covid-19 dan aturan vaksinasi. "Ketua Parlemen, saran dari para ahli adalah bahwa Omicron tidak akan menjadi varian terakhir yang akan kita hadapi tahun ini," kata Ardern dalam pidato parlemen pertamanya untuk 2022.

5 dari 5 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron