Sukses

Brand Gaun Pengantin Ukraina Turut Produksi Rompi Militer di Tengah Invasi Rusia

Milla Nova terkenal sebagai brand pembuat gaun pengantin dari Ukraina yang menjual produknya di 50 negara di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Brand fesyen Milla Nova dari Ukraina sudah terkenal sejak beberapa dekade lalu dengan produksi gaun pengantin yang indah. Tapi, situasi perang dengan Rusia mengubah prioritas mereka. Mereka kini menambahkan busana khusus untuk militer dan petugas kesehatan Ukraina dalam dafttar produksi mereka.

Para pekerja Milla Nova selama lebih dari dua minggu bekerja tanpa henti untuk memenuhi pesanan gaun pengantin dari penjuru dunia. Brand itu diketahui memasok gaun pengantin ke butik di 50 negara di dunia, termasuk Inggris, AS, Prancis, dan China. Di saat bersamaan, para pekerja juga mengerjakan tugas tambahan mereka.

"Sembari membuat para pengantin di seluruh dunia bahagia, kami juga fokus menyelamatkan negara kami," kata CEO perusahaan itu, Ulyana Kyrychuk, dikutip dari CNN, Senin (21/3/2022).

Ia memperlihatkan sejumlah potret yang menampilkan para pekerja perempuan merajut jaring militer, hoodie bulu, hingga rompi militer untuk kamuflase. Total sudah 1.500 item militer yang diproduksinya. Ia bermitra dengan beragam pemasok agar bisa cepat memproduksi material yang penting.

Sebagai CEO, Kyrychuk mulai menyusun sederet rencana penyelamatan sebelum Rusia benar-benar menginvasi Ukraina. Keputusan yang diambil, kata dia, adalah dengan mempertimbangkan kepentingan banyak orang.

"Tujuan utama saya sebagai CEO adalah untuk melindungi orang dan memastikan masa depan mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka juga siap menerima karyawan baru dari Ukraina timur yang baru-baru ini menjadi pengungsi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

600 Pekerja

Milla Nova saat ini mempekerjakan 600 pekerja. Sebanyak 98 persen adalah perempuan dan banyak dari mereka adalah para ibu.

Sekitar 450 staf tetap bekerja di Lviv, tempat pabrik utama mereka berada. Banyak staf yang harus melakukan perjalanan panjang untuk bisa mencapai pabrik. Mereka juga bekerja lembur untuk membuat pakaian demi mendukung upaya pertahanan Ukraina, sembari tetap menunaikan tugas rutin mereka.

Perusahaan juga memindahkan sebagian pekerja ke Polandia, tepatnya di Warsawa tempat mereka membuka bengkel kerja sementara. Sekitar 70 pekerja Milla Nova sudah dievakuasi ke ibu kota Polandia itu. Sisanya ada yang berencana mengungsi ke wilayah pedesaan selama peperangan dengan Rusia masih berlangsung. Bersama dengan para pekerja juga ikut serta anak-anak mereka.

3 dari 5 halaman

Tetap Digaji

Kyrychuk mengkonfirmasi semua karyawan dibayar pada bulan Februari dan tim manajemennya bekerja "sepanjang waktu untuk mengatur proses bisnis dan membayar karyawan kami. Banyak hal pula yang dilakukan demi tetap bisa menopang ekonomi para pekerjanya.

Salah satunya adalah dengan membuat gaun edisi khusus bertema Ukraina yang melibatkan beberapa anak pekerja. Gaun berwarna biru dan kuning, sesuai warna bendera mereka, itu diharapkan bisa meningkatkan semangat semua warga. Kyrychuk berencana menjualnya sebagai NFT untuk menggalang donasi bagi Ukraina. 

Milla Nova juga aktif menggalang donasi untuk membantu para tentara Ukraina. Di samping, mereka berpartisipasi dalam penyebaran informasi tentang situasi perang terkini di negara tersebut.

 

4 dari 5 halaman

Segera Damai

Di luar itu semua, harapan terbesar Kyrychuk adalah perdamaian segera tercipta. Ia berharap hasil donasi yang terkumpul bisa digunakan untuk membangun kembali kota-kota yang dihancurkan Rusia.

Ia pun mengungkapkan kebanggaannya atas dedikasi dan loyalitas timnya. Ia juga menekankan pentingnya peran perempuan di tengah peperangan yang harus dirawat dan dilindungi.

 

Invasi Rusia ke Ukraina pertama kali dimulai pada 24 Februari 2022. Nyaris sebulan berlalu, upaya pembicaraan damai antara kedua negara masih menemui jalan buntu. Di sisi lain, korban jiwa dari masyarakat sipil terus berjatuhan.

Kantor Komisi Tinggi HAM PBB memverifikasi 816 warga sipil meninggal dunia selama invasi Rusia, per 17 Maret 2022. Sebanyak 59 orang di antaranya adalah anak-anak. Sementara, 1.333 orang dilaporkan terluka.

5 dari 5 halaman

Rusia Serang Ukraina