Sukses

6 Fakta Menarik Mamasa, Destinasi Utama Pariwisata di Sulawesi Barat

Kabupaten Mamasa di Sulawesi Barat punya banyak tempat wisata yang indah dan menarik.

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Mamasa adalah salah satu Daerah Tingkat II atau kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Mamasa, sekitar 340 km dari Kota Makassar, dapat ditempuh sekitar enam jam dengan menggunakan mobil dari Kota Parepare, pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu di Sulawesi Selatan.

Pada 2021, penduduk kabupaten Mamasa berjumlah 163.870 jiwa dan kepadatan penduduk 55 jiwa/km persegi. Kabupaten Mamasa merupakan destinasi utama Pariwisata di Sulawesi Barat karena punya banyak tempat wisata yang indah dan menarik.

Masyarakat suku Mamasa hidup pada hasil pertanian, pada tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sayur-sayuran dan berbagai jenis buah-buahan. Mereka juga memiliki perkebunan yang ditanami kopi dan kakao yang dikelola dengan cara tradisional.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Mamasa. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Mamasa yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Suku Mamasa

Penduduk asli kabupaten Mamasa adalah Suku Mamasa, yang merupakan sub-suku dari Toraja. Karena provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan, maka suku asli Sulawesi Selatan juga banyak tinggal di Sulawesi Barat, dan suku paling banyak ialah suku Bugis dan Makassar.

Ada juga suku pendatang lainnya seperti suku Jawa, Bali dan suku lainnya. Selain itu bahasa Mamasa juga mirip dengan bahasa Toraja. Karena itu suku Mamasa ini sering juga disebut sebagai suku Toraja Mamasa. Mayoritas orang Mamasa beragama Protestan dengan minoritas Islam dan Katolik, juga sebagian masih ada yang mempraktekkan tradisi dari agama tradisional leluhur mereka, yang disebut "Ada' Mappurondo" atau "Aluk Tomatua".

Tradisi agama tradisional ini tetap terpelihara dan terus terwariskan ke generasi berikutnya. Tradisi dari Ada' Mappurondo ini dilaksanakan terutama setelah panen padi berakhir, sebagai ucapan syukur atas hasil panen mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 7 halaman

2. Kain Tenun Mamasa

Sejak lama, daerah Mamasa terkenal sebagai penghasil kain tenun yang cukup baik kualitasnya. Meski namanya tidak terlalu sering terdengar, tetapi sebenarnya tenun Mamasa tak kalah unik dari kain tenun daerah lain. Sebab, motif dan warnanya juga indah sehingga kain ini banyak dicari oleh pendatang. Padahal, dulunya kain ini hanya dikenal oleh mereka yang tinggal di Mamasa atau daerah sekitarnya.

Seiring perkembangan zaman, tentu manusia juga semakin mudah dalam menciptakan seuatu termasuk kain tenun. Tetapi, uniknya, masyarakat Mamasa mempertahankan cara kuno untuk membuat kain tenun khas daerah mereka. Salah satu cara tersebut adalah teknik mengepang, serta tenun kartu atau pallawa.

Tetapi, para pengerajin tenun khas Mamasa tidak bekerja sendiri-sendiri. Mereka tergabung dalam sebuah kelompok penenun yang kemudian mengerjakan tenun bersama-sama sehingga bisa menghasilkan kain yang banyak dalam waktu yang lebih cepat.

3 dari 7 halaman

3. Kopi Mamasa

Sulawesi Barat merupakan salah satu wilayah pengembangan kopi rakyat di Indonesia. Kopi termasuk komoditas unggulan daerah kedua setelah kakao untuk Sulawesi Barat. Pada 1980-an, Kopi Arabika Mamasa pernah dikenal sampai di luar negari yaitu Eropa. Sentra utama pengembangan berada di kabupaten Mamasa dengan luas sekitar 19.117 hektare.

Jenis kopi yang sedang berkembang di Mamasa saat ini adalah jenis Arabika dengan luas 11.983 hektare dan jenis Robusta dengan luas 7.134 hektare. Seperti jenis kopi Arabika lainnya, Kopi Arabika Mamasa dapat dinikmati dengan berbagai cara penyajian seperti tubruk, V60 atau Espresso bahkan ke teknik seduh lainnya. Tergolong jenis kopi organik yaitu kopi yang ditanam tanpa pestisida, pemetikan bijinya pun dengan teknik khusus yaitu dipilih saat biji sudah berwarna merah kemudian disimpan tidak lebih dari tiga bulan.

4 dari 7 halaman

4. Jembatan Akar Sungai Merang

Jembatan Akar Pohon Beringin yang berada tepat di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, menjadi akses warga sekitar saat pergi dan pulang dari sawah mereka. Akar dari dua pohon beringin itu membentuk sebuah jembatan yang mungkin jarang ditemukan di tempat lain.

Jembatan yang menjadi akses warga setempat ini diberi nama Dapara'waka-waka Salu Merang (Jembatan Akar Sungai Merang). Jembatan tersebut sudah memiliki tempat tersendiri di hati warga. Akar dua pohong beringin yang masing-masing berada di seberang sungai bertemu di atas aliran sungai, hingga membentuk jembatan. Warga tinggal memasang dua batang bambu di atas akar tersebut hingga menjadi akses mereka setiap hari.

Jembatannya benar-benar kokoh sekalipun hanya ditopang oleh akar dari dua pohon beringin. Kabarnya, sudah beberapa kali air sungai tersebut meluap, namun jembatan tetap kuat, padahal jembatan-jembatan gantung lainya hanyut.

Bagi warga setempat jembatan ini mungkin terkesan biasa saja, namun bagi orang pertama kali melihat, jembatan ini sangat unik dan menarik. Sungai Tetean di bawah jembatan akar itu juga dikenal dengan airnya yang jernih ditambah sejuknya udara sekitar.

5 dari 7 halaman

5. Kuliner khas Mamasa

Ada beberapa kuliner khas dari Mamasa dan wajib Anda coba ketika berkunjung ke kabupaten ini. Salah satunya Roti Pessu yang bentuknya bulat dan kecil seperti bola golf yang bulat serta memiliki warna kecokelatan,

Rasanya empuk dan unik pada setiap gigitan, karena terbuat dari bahan utamanya berupa tepung terigu dan telur, ditambah dengan bahan-bahan yang khas dari Mamasa. Ada juga Leong yang terbuat dari daging apa saja dan dicampur dengan sayur-sayuran yang khas dari Mamasa.

Leong dimasak secara tradisional yaitu dengan buluh bambu yang dibakar dengan api besar. Kuliner khas lainnya, ada Kola, Ada Sokko, Baje, Doda, Pallo Butung, Deppa Tori dan masih banyak lagi.

6 dari 7 halaman

6. Wisata Mamasa

Kabupaten Mamasa punya banyak objek wisata. Ada Wisata Budaya seperti Kuburan Tedong-tedong di Kecamatan Balla, Minanga di Sesenapadang. Ada Wisata Alam yaitu Air Terjun Sarambu, Permandian Air Panas di Desa Rambusaratu. Ada juga Agro Wisata Perkebunan Markisa di Kecamatan Mamasa, dan Wisata Budaya Rumah Adat, Perkampungan Tradisional Desa Ballapeu.

Selain itu ada Gunung Mambulilling yang terletak di sebelah timur Kota Mamasa dan merupakan salah satu gunung tertinggi yang dimiliki oleh daerah ini dengan ketinggian 2741 mdpl. Gunung Mambulilling berada di Desa Mambulilling, Kecamatan Mamasa.

Gunung Mambulilling menawarkan banyak daya tarik yang memikat wisatawan. Di bawah kaki gunung ini misalnya, terdapat sebuah 'surga kecil' yang bernama Tondok Bakaru.

Tondok Bakaru adalah sebuah perkampungan tepat di kaki Gunung Mambulilling yang menyimpan keindahan panorama alam yang menakjubkan. Udaranya yang sehat nan segar akan memanjakan paru-paru Anda, terutama bagi yang tinggal di kota besar dengan kualitas udara yang buruk.

7 dari 7 halaman

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan