Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Dieng menyimpan pesona alam yang luar biasa memanjakkan mata. Keindahannya juga dapat dinikmati di Desa Wisata Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dikutip dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Rabu, 23 Maret 2022, desa wisata ini berada di ketinggian 2.000--2.500 mdpl. Tak hanya sejuk, Dieng Kulon juga memiliki lingkungan yang masih alami dengan ragam destinasi wisata alam memikat.
Advertisement
Baca Juga
Kata "Dieng" berasal dari bahasa Jawa kuno, yakni "Di" dan "Hyang." "Di" berarti tempat yang tinggi atau gunung dan "Hyang" berarti kahyangan. Gabungan kata-kata ini bisa diartikan Dieng adalah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.
Ada pula yang percaya nama Dieng berasal dari bahasa Indonesia Purba (sebelum bahasa Kawi) atau mungkin bahasa Sansekerta "Di" dan "Hyang" yang berarti Kediaman Para Dewa. Sumber lain menyebut, nama Dieng berasal dari kata-kata dalam bahasa Jawa "adi" yang berarti indah dan "aeng" yang berarti aneh. Jadi, Dieng berarti tempat yang indah dan penuh keanehan.
Desa Wisata Dieng Kulon sendiri lokasinya berbatasan dengan Desa Pranten Kabupaten Batang di sebelah utara, sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Desa Dieng Wetan dan Sikunang Kabupaten Wonosobo. Sementara untuk sebelah barat dibatasi oleh Desa Karang Tengah.
Dieng Kulon memiliki luas sekitar 337.846 hektare dengan lanskap dominan perbukitan yang sebelumnya merupakan kawasan konservasi. Namun kini, sebagian sudah berubah menjadi kebun kentang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Candi Arjuna
Ada sekitar 163.603 hektare areal pertanian dan masih tersedia area hutan lindung 186.9 hektare di sini. Secara spesifik, Desa Dieng Kulon berada di ketinggian 2093 mpdl dan berjarak sekitar 55 km dari kota Banjarnegara.
Desa wisata ini memiliki deretan destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan, salah satunya Candi Arjuna. Candi ini adalah peninggalan peradaban Hindu di masa Kerajaan Mataram Kuno, sekitar abad 8--9 Masehi.
Candi Arjuna jadi salah satu destinasi populer di dataran tinggi Dieng. Juga, masuk dalam kawasan wisata Kompleks Candi Arjuna yang meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Advertisement
Kawah Sikidang
Wisatawan juga bisa berkunjung ke Kawah Sikidang yang berada di kawasan Dieng. Sikidang sendiri berarti kijang karena letupan kawah ini layaknya kijang yang melompat-lompat dan berpindah-pindah.
Salah satu mitos kawah ini adalah konon di zaman dahulu ada seorang puteri cantik bernama Puteri Citra Dewi. Saat dewasa, ia membuat sayembara adu kesaktian dan barang siapa yang menang akan menjadi suaminya.
Sayembara ini dimenangkan seorang pendekar berwajah buruk rupa seperti kidang atau kijang bernama Raja Kidang Garungan. Ia juga dikenal jahat, sehingga sang puteri harus bersiasat dengan menambah satu syarat kepadanya untuk membuat sumur.
Saat Raja Kidang berada di dalam sumur dengan bantuan pasukan yang dikirim dewa, yakni anak-anak berambut gimbal, akhirnya pasukan menutupnya di dalam liang. Raja marah dan terjadilah letupan-letupan seperti kijang di atas sumur itu dan masyarakat menyebutnya kawah Sikidang.
Hingga kini, banyak anak-anak gimbal yang berada kampung atau desa-desa di sekitaran kawah yang mitosnya adalah titisan para penjaga kawah Sikidang
Berburu Panorama Matahari Terbit hingga Belajar Bertani
Salah satu atraksi yang populer di kawasan Dieng adalah berpetualang ke Bukit Sikunir untuk mencari panorama matahari terbit. Wisatawan dapat membeli paket ini dengan didampingi pemandu lokal dan dapat fasilitas seperti tenda, konsumsi, dan lainnya dengan tarif Rp350 ribu.
Selain itu, wisatawan juga bisa belajar bertani di Dieng Kulon dengan tarif mulai Rp50 ribu. Paket live in ini mengajak wisatawan mengenal budi daya pertanian khas dataran tinggi, darisayur, kentang, hingga kol, selain juga menikmati kebun bunga.
Advertisement