Liputan6.com, Jakarta - Istri konglomerat Ukraina diduga membawa uang tunai senilai 29 juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp415 miliar) saat mengungsi dengan menyeberang ke Uni Eropa di tengah invasi Rusia. Uang tunai yang diletakkan di dalam koper itu dalam mata uang dolar AS dan Euro.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (25/3/2022), uang tunai tersebut ditemukan bea cukai Hungaria di bagasi perempuan bernama Anastasia Kotvitska itu, kata laporan. Sebuah potret juga menunjukkan dugaan penarikan uang tunai.
Advertisement
Baca Juga
Penyelidikan dilakukan atas tindakan Kotvitska di tengah negara dilanda perang, kata laporan di Kiev. Sementara suami Kotvitska menyebut istrinya meninggalkan Ukraina untuk melahirkan.
Namun, pria yang pernah jadi anggota parlemen terkaya Ukraina itu membantah laporan istrinya membawa 28 juta dolar AS dan 1,3 juta euro. "Semua uang saya ada di Bank Ukraina. Saya tidak mengambil apapun," katanya, sebelum menutup akun media sosialnya.
Sebuah pernyataan yang dimuat di media sosial putrinya, Violetta, mengatakan bahwa cerita itu "palsu dan sebatas rumor." Kotvitska yang dilaporkan bepergian dengan dua pria Hungaria dan ibunya belum mengomentari insiden ini.
Tuduhannya bahwa ia tidak mengumumkan sejumlah besar uang yang keluar dari Ukraina di pos pemeriksaan Vilok. Tapi, uang itu ditemukan oleh petugas bea cukai Hungaria, kata surat kabar Obozrevatel.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelarian
Ada kepekaan besar di Ukraina tentang elit kaya yang berusaha membawa kekayaan mereka ke luar negeri. Ini diduga dilakukan untuk menghindari pembatasan pelarian modal saat nasib negara tergantung pada keseimbangan.
Kovitsky dilaporkan mengontrol melalui rekanan Sistem Energi Nuklir Ukraina, dan deposit uranium di negara itu, yang sebagian telah diserang Rusia. Ia juga dipandang memiliki hubungan bisnis dan politik yang dekat dengan mantan Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov.
Advertisement
Pembayaran Gelap
Nama-nama petugas bea cukai dan penjaga perbatasan yang melakukan ini sudah terkenal di kalangan sempit. Kini, ada seruan untuk penyelidikan kriminal terhadap penjaga perbatasan di penyeberangan di wilayah Transcarpathian negara itu, diduga telah menutup mata terhadap uang yang mengalir ke luar negeri.
Pengusaha Kyiv Seyar Khushutov yang mengungkap kasus Kotvitsk mengklaim ada tarif suap pada petugas bea cukai yang memungkinkan uang tunai meninggalkan negara itu. Pembayaran gelap ini berjumlah "antara 3 hingga 7,5 persen," tergantung pada jumlah dan tingkat pemohon, ia menyebutkan.
Perang
Di wilayah barat lainnya, situasinya tidak lebih baik. Nama petugas bea cukai dan penjaga perbatasan yang melakukan ini juga sangat terkenal di golongan tertentu.
Sementara Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Sejak itu, tak sedikit warga Ukraina yang membela negara dengan jadi tentara sukarela, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Advertisement