Sukses

Grace Tahir Ungkap Sisi Lain Ayahnya yang Konglomerat Usai Sindir Crazy Rich Gadungan

Ayah Grace Tahir, Dato Sri Tahir, juga bercerita tentang hubungan dengan keluarga mertuanya yang juga taipan.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Grace Tahir tengah jadi sensasi online setelah membuat video sindiran untuk para "Crazy Rich Gadungan" yang menghebohkan jagat dunia maya. Grace sendiri merupakan anak kedua dari Dato Sri Tahir, konglomerat pemilik grup Mayapada.

Di sela kesibukan sebagai direktur Rumah Sakit Mayapada, jabatannya sejak 2012, setahun terakhir Grace secara rutin mengunggah konten di kanal YouTube-nya. Yang terbaru, ia mengobrol dengan figur inspiratif yang tidak lain merupakan ayahnya sendiri.

"Banyak orang merasa terinspirasi dengan papa. Maksudnya orang sering ngomong ke saya, 'Papa kamu inspiratif.' Apa sih satu hal menurut papa yang membuat orang merasa terinspirasi?" tanyanya mengawali percakapan mereka.

"Mungkin dilihat dari proses background," Tahir menjawab. "Karena kebetulan saya lahir dari keluarga tidak mampu, sehingga proses ini jadi menarik. Dari proses ini, banyak filosofi-filosofi yang timbul. Kalau Anda interview orang kaya, dia enggak akan bisa banyak bicara tentang filosofi karena dia lahir sudah kaya, semua sudah tersiapkan."

Grace menyambung, terkait memberi inspirasi, ada dua jalur yang bisa ditempuh: profesional atau personal. Ia pun menanyakan mana yang lebih dipilih Tahir. "Satu manusia kan melalui proses, pembentukan diri. Saya katakan, saya dibentuk dengan empat faktor," jawabnya.

Pertama, ibadah. "Yang harus saya tekankan, ibadah itu beda dengan agama. Ibadah itu yang tidak diperlihatkan, sementara agama bisa diperlihatkan," ia mengutarakan. "Kedua, keluarga, dan itu bukan sekadar istri atau anak, tapi bagaimana membentuk keharmonisan."

Ketiga, karier. "Belakangan banyak 'crazy rich' mengatakan how I make money, itu bukan karier. Karier itu merupakan platform yang bisa menciptakan lapangan kerja, (praktiknya) baik bagi lingkungan, dan berguna untuk masyarakat sekitar," tuturnya.

Terakhir, Tahir menyebutkan, social work. Ia menjelaskan, "Ini tentang kehadiran Anda bisa seberapa banyak membawa manfaat untuk orang lain." Pertanyaan berlanjut pada sosok-sosok yang menginspirasi Tahir.

Orangtuanya disebut sebagai yang utama. "Mereka meinggalkan teladan, panutan yang baik," ia mengatakan. Lalu, masyarakat yang menurutnya mendirik lewat teguran maupun kritik.

Ia menggarisbawahi bahwa sejatinya konglomerat itu sangat ingin menginspirasi anak-anaknya. "Itu sudah pa," Grace menjawab.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Pentingnya Menerima Kritik

Dato Sri Tahir juga mengatakan pentingnya menerima kritik dengan baik. "Saya harus berubah. Jadi, tidak semata kritik itu tidak bagus. Kritik itu mendisiplinkan kita," ia mengatakan.

Lebih lanjut Grace mengatakan, "Saya mau share bahwa dari kecil saya ingat banget papa selalu bilang, 'Be a channel of blessing to others.'"

Dalam tahun-tahun panjangnya, Tahir sendiri mengaku selalu bertanya-tanya, "mengapa saya?", "mengapa Tuhan memberi banyak berkah berlimpah pada saya?" Namun, ia tidak ingin terperangkap dalam pertanyaan-pertanyaan itu.

Alih-alih, ia menggunakan "berkah" itu untuk menolong lebih banyak orang. "Ini bukan punya kita, tapi tentang bagaimana kita bisa mengelolanya," ia menyambung.

3 dari 5 halaman

Tidak Percaya Diri

Grace menyambung percakapan dengan mengatakan, terlepas dari semua pencapaian, ayahnya masih acap kali tidak percaya diri. "Ini pasti berkaitan dengan proses waktu kecil," ia mengatakan.

"Orangtua saya dulu menyewakan becak, dan kita hidup dari setoran tukang-tukang becak. Pasti itu membuat adanya insecurity complex yang sangat dalam. Lalu, bertumbuh dan melihat sebagian orang luar menginjak, menekan, bahkan menghina orangtua saya, itu memperberat insecurity complex. Itu proses dan mendarah di badan saya," Tahir mengatakan.

Karena itu, secara naluriah, ia menyebut, tidak kuasa melihat orang kekurangan "ditekan" oleh orang kaya. "Saya selalu merasa habitat saya ada di orang-orang lemah ini," tuturnya.

4 dari 5 halaman

Singgung Keluarga Mertua

Berangkat dari narasi tersebut, Grace pun menanyakan seberapa sulit Tahir beradaptasi dengan keluarga istrinya, Rosy Riady. "Keluarga itu ada kultur, filosofi sendiri. Waktu saya nikah, saya dalam keadaan orang biasa," ia mengatakan.

Minggu pertama setelah menikahi istrinya, Tahir bercerita, ia dipanggil ayah mertuanya, yang tak lain merupakan bos Lippo Group, Mochtar Riady. "Ia mengatakan saya tidak boleh kerja di grup perusahaannya," Tahir menyebut.

"Saya jawab, 'Tidak masalah,'" ia menyambung. "Kemudian, pak Mochtar tanya, 'Apa yang akan kamu lakukan?' Saya bilang ke pak Mochtar jelas, 'One day, I'll beat you.'"

Tahir mengatakan, motor semangat yang masih terus menggerakkannya hingga hari ini adalah bukan keinginan untuk jadi orang kaya. Alih-alih, karena ia melihat begitu banyak orang susah.

Dalam hidupnya sekarang, Tahir mengaku tidak kesepian, membantah ungkapan "kesepian saat sukses." "Saya ibaratkan, saya ini pendaki gunung. Suatu waktu, saya sudah sampai di puncak gunung tinggi. Tapi, saya tidak diam, leha-leha di sana. Segera saya berencana untuk mendaki gunung lainnya," ucapnya.

Menghadapi tantangan di sepanjang jalan, Tahir menyebut sangat penting mempunyai rasa tanggung jawab dan komitmen. 

Pertanyaan berlanjut ke yang lebih ringan, yang mana Tahir mengaku juga melakukan yang dilakukan orang kebanyakan: memencet odol sampai tetes terakhir. Juga, pernah makan bakmi ditambah nasi karena "tidak punya uang," Tahir menambahkan.

Video berdurasi 30 menit dan 16 detik ini kemudian ditutup dengan aksi Tahir joget ala TikTok yang membuat putrinya tersenyum merekah.

5 dari 5 halaman

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong