Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Halmahera Selatan adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Labuha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 8.779,32 km persegi dan berpenduduk sebanyak 251.299 jiwa (2020).
Kabupaten Halmahera Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara atau saat ini menjadi Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 2003 tentang pemekaran wilayah Kabupaten Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Selatan pada awal pembentukannya memiliki 9 kecamatan namun kini menjadi 30 kecamatan.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Halmahera Selatan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Halmahera Selatan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Advertisement
Baca Juga
1. Sejarah Halmahera Selatan
Pada 1930, Maluku Utara dibagi dalam tiga swapraja, yaitu Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore dan Kesultanan Bacan. Tiap kesultanan dibagi menjadi distrik membawahi onder distrik yang dikepalai oleh Holf yang diangkat dan diberhentikan oleh Sultan yang bersangkutan.
Pada 1957 lahirlah Undang-undang No. 1 Tahun 1957 tentang pembagian wilayah pemerintahan menjadi Pemerintahan Swapraja yang dipimpin oleh Kepala Pemerintahan setempat atau disebut KPS. Pada 1960, daerah-daerah dipecah dalam bentuk distrik. Kemudian pemerintah melakukan perubahan distrik menjadi kecamatan.
Pada 1957 Camat Haerie menjadi camat pertama di kecamatan Bacan setelah lahirnya Undang-undang No. 1 tahun 2003 tentang pemekaran wilayah Kabupaten Maluku Utara. Saat itu Labuha didapuk sebagai ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, terdiri dari sembilan kecamatan yang dipimpin oleh Bupati. Aktivitas pemerintahannya mulai berjalan pada 9 Juni 2003.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Kepulauan dan Lautan
Kabupaten Halmahera Selatan merupakan wilayah kepulauan karena sebagain besar wilayahnya berupa pulau yang dikelilingi perairan yaitu Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan dipisahkan oleh selat. Daratan Kabupaten Halmahera Selatan seluas 8779,32 km persegi (22 persen) dan luas lautan sebesar 31.484,40 km persegi (78 persen).
Ada enam pulau utama diantara pulau-pulau kecil di Kabupaten Halmahera Selatan yaitu Pulau Obi, Pulau Bacan, Pulau Makian, Pulau Kayoa, Pulau Kasiruta dan Pulau Mandioli. Sisanya berada di bagian selatan semenanjung Pulau Halmahera.
Kabupaten Halmahera Selatan memiliki beberapa gunung termasuk gunung berapi di antaranya adalah Gunung Buku Sibela (2.111 meter), Gunung Buku Uwatcain (1.200 m) dan Gunung Obi (1.611 m). Sedangkan beberapa gunung merupakan gunung berapi yaitu Gunung Makian (1.357 m), dan Gunung Buku Amasing (1.030 m).
Advertisement
3. Spot Diving Terbaik
Halmahera Selatan, Maluku Utara mempunyai banyak spot diving yang tidak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia seperti Raja Ampat dan Bunaken Bahkan spot diving di Halmahera Selatan, termasuk yang terbaik di Indonesia.
Untuk mengenalkan potensi diving mereka, Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga terus menggenjot promosi dengan mengikuti sejumlah event promosi wisata. Banyak wisatawan Eropa datang ke Halmahera Selatan untuk menikmati berbagai potensi wisata yang dimiliki terutama keindahan bawah lautnya.
Mereka sangat menyukai spot diving di beberapa pulau seperti di Kepulauan Guraici, Kepulauan Widi, Pulau Sali dan Kusu. Selain diving, Halmahera Selatan juga memiliki banyak objek menarik di antaranya wisata melihat kupu-kupu dan burung. Pemerintah setempat juga sedang mengembangkan destinasi wisata pantai yang ada di Selat Pulau Pogo dan Pogo Bacan Barat.
4. Pulau Tawale
Gugusan Pulau Tawale berada di Pulau Kasiruta, Desa Marikuso, Kecamatan Kasiruta Timur, Halmahera Selatan. Gugusan Pulau Tawale ini kerap disebut surga tersembunyi, karena memiliki bentangan alam yang indah dan punya keunikan budaya tersendiri.
Tawale juga memiliki beberapa sebaran pulau-pulau kecil di sekitarnya. Gugusan pulau Tawele merupakan pulau yang terbentuk dari batu karang dan memiliki hutan yang masih jarang dijamah manusia. Air lautnya juga terlihat begitu jernih dan menyegarkan.
Hal ini membuat hamparan terumbu karang dengan aneka biota lautnya terlihat sangat jelas hanya dengan mata telanjang. Saking indahnya, gugusan kepulauan Tawale membuat banyak wisatawan yang menyamakan
Kepulauan Tawale dengan Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat. Para wisatawan yang mau ke Tawale disarankan menyiapkan peralatan camping dan logistik secukupnya. Sebab di Pulau Tawale, Anda tidak akan menemukan homestay maupnn warung atau rumah makan.
Advertisement
5. Kuliner khas Halmahera Selatan
Selain berbagai wisata alam yang ada, Halmahera Selatan juga memiliki beberapa kuliner unik. Salah satunya adalah Gohu yang mirip makanan khas Jepang, sashimi karena terbuat dari ikan mentah. Jika sashimi banyak dibuat dari potongan ikan tuna, maka gohu menggunakan ikan cakalang yang sudah dipotong kecil-kecil.
Bahan tersebut kemudian dicampur dengan kemangi untuk menghilangkan bau amis ikan. Selanjutnya ikan cakalang disiram dengan menggunakan minyak panas. Lalu ada Suami, kuliner khas Halmahera Selatan yang dibuat dari singkong yang dicampur dengan kelapa parut.
Bentuknya menyerupai kerucut, pasalnya cetakan yang digunakan juga memiliki bentuk kerucut yang dibuat dari anyaman daun kelapa.Kalau di Jawa biasanya pembuatan Suami ini disamakan dengan pembuatan Kue Putu. Tapi bedanya, di dalam Kue Putu ada gula merah, sedangkan Suami hanya singkong dan kelapa parut saja. Kuliner atau makanan khas lainnya ada Sagu Pink, Kamplang, Ikan Fufu, Sambal Rupa-Rupa, Sambal Kenari, Lipa Lanso, Sagu Gula, Lapis Palaro, Kue Pelita, Kue Asida, dan Sayur Garu.
6. Cagar Alam Gunung Sibela
Cagar Alam Gunung Sibela adalah cagar alam yang berada di kawasan Gunung Sibela, Pulau Bacan, Maluku Utara. Penetapan kawasan sebagai cagar alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 326/ Kpts-II/1987 pada tanggal 15 Oktober 1987.
Luas lahan Cagar Alam Gunung Sibela mencakup 23.024 hektare dan memiliki banyak mata air. Beberapa jenis tanaman yang hidup di dalamnya ialah matoa (Pometia pinnata), gufasa (Vitex cofassus), samama (Anthocephalus macrophyllus), anggrek, dan cengkeh.
Tanaman-tanaman tersebut sebagain besar ditanam oleh penduduk setempat. Sedangkan jenis hewan yang hidup meliputi monyet (Macaca ningra sp), nuri Ternate (Lorius garrulus), bayan (Electus roratus), burung raja (Cicinurus regius), kasturi (Eos bornea), kakatua Alba (Cacatua alba), dan perkicit violet (Eos squamata). Di dalam kawasan wisata ini terdapat penginapan di Ternate dan Bacan.
Advertisement