Liputan6.com, Jakarta - Shanghai akan lockdown setiap setengah kota secara bergiliran untuk tes Covid-19 massal mulai Senin (28/3/2022) di tengah lonjakan infeksi. Bagian timur kota yang terdiri dari sekitar 11 juta penduduk, akan lockdown pada awal minggu selama empat hari.
Dikutip dari CNN, Senin (28/3/2022), sementara 14 juta orang yang tersisa di timur kota tersebut akan memulai lockdown mulai Jumat, 1 April 2022, kata pemerintah Shanghai pada Minggu malam. Setiap orang diharuskan untuk berpartisipasi dalam screening Covid-19 di seluruh kota.
Advertisement
Baca Juga
Pengetesan itu dilakukan guna mempertahankan status kode kesehatan "hijau" yang memungkinkan warga pergi toko kelontong dan tempat umum. Selama lockdown, orang akan dilarang keluar, dan semua pekerja non-esensial harus bekerja dari rumah.
Transportasi umum, termasuk bus, kereta bawah tanah, feri, dan taksi di area penguncian juga akan ditangguhkan. Shanghai mendaftarkan 2.678 kasus Covid-19 baru pada Sabtu, 26 Maret 2022. Angka itu terhitung hampir setengah dari semua kasus baru yang tercatat di China hari itu, menurut Komisi Kesehatan Nasional negara itu.
Ketidakmampuan China untuk mengendalikan wabah terbarunya sejauh ini telah memicu keributan online dari warga yang frustrasi. Hal ini kian mencuat ketika pertanyaan tentang strategi zero-Covid Beijing yang banyak jadi sorotan.
Di Shanghai, keluhan media sosial menunjukkan bahwa sistem yang dimaksudkan untuk memastikan penduduk memiliki apa yang mereka butuhkan telah gagal. Salah satu keluhan warga adalah tentang lockdown diperpanjang tanpa pemberitahuan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keluhan Warganet
"Bagaimana saya bisa membeli bahan makanan? Saya tidak bisa mendapatkan obat untuk anak-anak saya, bagaimana kami bisa memesan ini secara online ketika kami bahkan tidak bisa mendapatkan membuat janji di rumah sakit?" tulis seorang pengguna media sosial, yang menyebut lingkungan Shanghai mereka telah ditutup selama 15 hari.
Para pejabat mengatakan mereka melakukan "segala upaya" untuk memastikan pasokan dengan mendukung penduduk menggunakan platform online. Ini dilakukan agar penduduk mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau mengatur pembelian dan distribusi massal.
Advertisement
Karantina Tepusat
Dalam mengatasi kasus yang melonjak di seluruh kota, pemerintah Shanghai telah mendistribusikan alat tes antigen ke rumah tangga di daerah berisiko rendah, menguji lebih dari 14 juta orang pada Minggu. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit.
Pihak pemerintah juga menyulap fasilitas umum sebagai lokasi karantina terpusat. Beberapa stadion dalam ruangan dan pusat pameran di kota telah diubah menjadi fasilitas karantina terpusat untuk pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala atau menunjukkan gejala ringan.
Lockdown Setengah Hati
Meskipun menutup lebih banyak kompleks perumahan setelah kasus Covid-19 terdeteksi, Shanghai enggan menerapkan lockdown seluruh kota sebelum pengumuman pada Minggu. Terkait hal itu, pakar medis dari gugus tugas pandemi kota itu, Wu Fan, memberikan keterangannya.
"Jika Shanghai berhenti total, akan ada banyak kapal kargo internasional yang mengambang di Laut China Timur," kata Wu Fan pada Sabtu, 26 Maret 2022. China enggan memberlakukan lockdown penuh di seluruh kota meskipun jumlah kasus meningkat, tertinggi sejak pandemi dimulai.
Advertisement