Liputan6.com, Jakarta - Hampir sebulan invasi Rusia ke Ukraina, konflik belum juga usai. Meski banyak yang mengungsi, tak sedikit dari mereka yang memilih bertahan di negeri sendiri.
Kondisi ini membuat banyak orang bersimpati, salah satunya adalah Desislava Tosheva dari Sofia, Bulgaria. Ia merasa iba dengan nasib rakyat Ukraina.
Hal itu mendorongnya untuk membantu menyediakan akomodasi di berbagai negara bagi para pengungsi. Tosheva kemudian membuat sebuah grup Facebook dengan nama 'Akomodasi, Bantuan, dan Tempat Tinggal untuk Ukraina'. Tak disangka, grup itu berhasil menarik perhatian 80 ribu anggotanya.
Advertisement
Â
Baca Juga
"Saya pikir kami tidak akan mendapatkan lebih dari 200 anggota, tapi sambutannya ternyata di luar dugaan," ucap Tosheva, dilansir dari CNN, 26 Maret 2022. Grup itu berisi para pemilik hunian atau vila yang biasa digunakan untuk berlibur.
Namun, dalam kesempatan ini, mereka bersedia mengubah vilanya menjadi tempat pengungsian bagi warga Ukraina yang mencari tempat berlindung. Dalam grup itu, calon tuan rumah mengunggah tempat yang mereka tawarkan.
Pengungsi Ukraina bisa mencari tempat sesuai yang dicari atau dipilihkan melalui admin. Sampai saat ini, Tosheva dan adminnya telah mengatur akomodasi untuk sekitar 90 pengungsi Ukraina.
Sebagian besar properti atau vila ini sebelumnya disewakan melalui platform agen pariwisata seperti Airbnb dan lainnya. Kini, vila-vila tersebut digunakan untuk menampung para pengungsi Ukraina.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Merasa Kurang
Tak hanya Tosheva, sejumlah masyarakat yang bergerak di industri pariwisata atau perhotelan juga melakukan hal yang sama. Caroline Williams dari Inggris mempunyai tempat penginapan dengan latar perbukitan hijau di Glastonbury Tor, Inggris.
Lokasinya di desa Somerset di Compton Dundon yang jadi magnet bagi mereka yang mencari liburan pedesaan di barat Inggris. Caroline yang sudah lama pensiun dari pekerjaanya, kerap menyewakan kamar di rumah pertaniannya yang cantik, ditambah gudang yang telah diubah menjadi akomodasi liburan di Airbnb.
Tempat liburannya itu memang tidak pernah sepi penyewa. Namun ada rasa dalam dirinya yang selalu merasa kurang. Saat kabar tentang Rusia dan Ukraina menyebar, dia mulai memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk membantu pengungsi yang menjadi korban perang.
Caroline memutuskan untuk menawarkan dua kamar di rumah pertaniannya, ditambah setengah dari gudang apartemen mandiri kepada para pengungsi. "Saya berkeliaran di taman di bawah sinar matahari, dan saya tidak bisa berhenti memikirkan para pengungsi (Ukraina)," ungkapnya.
Advertisement
225 Tempat di 19 Negara
Kash Bhattacharya seorang travel blogger yang tinggal di Berlin, Jerman, juga tergerak untuk ikut membantu para pengungsi. Ia mengajak teman-temannya, Rosie William dan Charlote Hall, yang menjalankan bisnis agen pemasaran hotel di Inggris, Stay the Night.
Mereka meluncurkan platform yang mengumpulkan berbagai tawaran akomodasi bagi para pengungsi dari seluruh dunia. Hingga saat ini, ada lebih dari 225 tempat di 19 negara, mulai dari rumah atau unit kamar yang tersedia bagi pengungsi Ukraina.
"Kami tidak yakin apa yang diharapkan, namun kami ingin melihat apa yang bisa kami lakukan. Sampai saat ini, kami mendapat respons yang luar biasa sehingga memotivasi kami lebih jauh lagi," ujar Hall.
Perbatasan AS-Meksiko
Kabarnya, lebih dari 3,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina dalam sebulan sejak invasi Rusia dimulai. Para pejabat PBB mengatakan eksodus semacam ini belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II.
Dan yang tidak biasa, kata beberapa pengacara imigrasi, adalah respons cepat dari negara-negara yang menyambut pengungsi, demikian seperti dikutip dari kanal Global Liputan6.com, yang melansir VOA Indonesia, 26 Maret 2022. Pengungsi Ukraina sebagian besar menyeberang ke Polandia, Slovakia, Hongaria, Rumania, dan Moldova.
Saat ini, Polandia telah menampung sebagian besar pengungsi. Warga Ukraina juga berusaha untuk bersatu kembali dengan anggota keluarga di Amerika Serikat dan bahkan telah tiba di perbatasan AS-Meksiko.
Mengingat meningkatnya tekanan pada pemerintahan Joe Biden untuk memberi jalur langsung bagi warga Ukraina yang terlantar agar bisa ke AS, Gedung Putih mengumumkan akan menyambut sebanyak 100.000 warga Ukraina dan lainnya yang melarikan diri dari negara Eropa timur itu.
Advertisement