Liputan6.com, Semarang - Jawa Tengah tidak hilang dari radar kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Salah satu tujuan wisata favorit wisman adalah Kabupaten Semarang.
"Ada tiga destinasi favorit wisman di Jawa Tengah: (Candi) Borobudur, (Candi) Prambanan, dan Kabupaten Semarang," kata Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata, Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Setyo Irawan, dalam sesi press tour di Kampung Kopi Banaran, Kabupaten Semarang, Rabu (30/3/2022).
Ia menyambung, total ada 50 daerah tujuan wisata (DTW) di Kabupaten Semarang. "Dan itu jaraknya dekat-dekat," Setyo menambahkan.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum pandemi COVID-19, lima pasar wisman terbesar Jawa Tengah adalah Malaysia, Singapura, China, India, dan Amerika Serikat. Menggiatkan kembali angka kunjungan wisman, Setyo berharap Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang akan segera jadi salah satu gerbang masuknya pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
"Sekarang masih belum," imbuhnya. Seiring pelonggaran aturan perjalanan, Setyo mengklaim pihaknya sudah siap menerima kembali kunjungan wisman, selain juga tetap jadi tujuan perjalanan wisatawan nusantara (wisnus). Keduanya, Setyo mengatakan, punya perbedaan aktivitas favorit saat berlibur di Jawa Tengah.
"Wisatawan nusantara itu lebih pada tempat selfie dan kuliner," ia mengatakan . "Sementara wisman lebih suka yang bernuansa seni budaya dan kearifan lokal."Â Total, Setyo mengatakan, provinsi tetangga Yogyakarta itu memiliki 600-an daerah tujuan wisata (DTW). Opsinya terdiri dari destinasi wisata alam, budaya, hingga tujuan perjalanan kuliner.
Terkait persiapan menerima kembali kunjungan wisman dan wisnus, ia mengatakan bahwa penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dan disiplin jadi satu poin krusial. "Pelayanan di DTW juga sudah dipersiapkan," tuturnya, kendati tidak menjabarkan pelayanan apa yang dimaksud.
Di samping, promosi juga terus dilakukan. Setyo menyebut, demi menggaet wisman, pihaknya lebih banyak ikut serta dalam pameran yang berlokasi di luar negeri. Sedangkan, wisnus didorong kunjungannya melalui promosi di media sosial. "Bentuknya (promosi untuk wisnus) juga berbeda di media sosial," katanya. "Bisa foto, video, maupun vlog."
Dikatakan bahwa, khususnya wisman, angka kunjungan ke Jawa Tengah merosot selama pandemi "2020 itu turun 88 persen (dibanding tahun sebelumnya). Kemudian, 2021 turun sampai 97 persen," tuturnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berlokasi Strategis
Sebagai salah satu destinasi favorit wisman di Jawa Tengah, Wakil Bupati Semarang Basari mengatakan bahwa lokasi wilayahnya strategis karena berada di antara jalur Yogyakarta dan Semarang. "Karena itu, kami mengambil jargon 'Intanpari,' yakni industri, pertanian, dan pariwisata," katanya di kesempatan yang sama.
Sebagian besar destinasi perjalanan di Kabupaten Semarang berupa wisata alam, dari danau sampai gunung. "Salah satu andalannya adalah Candi Gedong Songo," tutur Basari.
Advertisement
Laporan Kunjungan Wisman
Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Kemenparekraf, Nia Niscaya, mengatakan, ada 15 ribu wisman yang sudah masuk Indonesia, terhitung sampai 26 Maret 2022. "Pengguna terbesar visa on travel di wilayah RI saat ini adalah Australia, Singapura, Amerika Serikat, diikuti Prancis dan Inggris," tuturnya dalam Weekly Press Briefing, Senin 28 Maret 2022
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menprekraf) Sandiaga Uno mengaku bersyukur, karena kunjungan wisman tidak memicu peningkatan kasus COVID-19. "Jadi, kami melihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat. Dengan perluasan visa on arrival diharapkan akan semakin meningkat secara bertahap dan berkelanjutan," katanya.
Target Kunjungan Wisman
Menurut Nia, saat ini target kunjungan wisman dan wisnus cukup menantang. Target untuk wisman mencapai 1,8 juta hingga 3,6 juta, sedangkan wisatawan nusantara mencapai 500 juta pergerakan.
"Untuk kunjungan wisman memang sudah ada respons yang positif dari market. Namun, dari sisi aksesibilitas belum sebesar sebelum pandemi," terang Nia.
Advertisement