Liputan6.com, Jakarta - Sebagai Warga Negara Indonesia, kita bisa mengatakan bahwa penyakit lambung salah satu yang banyak diderita orang Indonesia. Sayangnya, penderita asam lambung seringkali menyepelekan kondisinya sendiri. Akhirnya, komplikasi akibat masalah lambung sulit dihindari.
Pola hidup yang salah, faktor stres, dan asupan makan yang tidak sehat berperan besar dibalik penyakit lambung. Sayangnya, penderita asam lambung kerap menyepelekan kondisinya sendiri. Akhirnya, komplikasi akibat masalah lambung sulit dihindari.
Meski kita mengenal penyakit asam lambung sebagai maag, namun ternyata tidak semuanya bisa disamakan. Keluhan pada lambung bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Misalnya, bisa diakibatkan oleh bakteri, luka pada lambung, daya tahan tubuh yang lemah, kelainan hormon, dan sebagainya.
Advertisement
Baca Juga
Kenali Dulu Jenis Sakit Lambung dan Penyebabnya!
1. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Penyakit GERD cukup familiar di kalangan masyarakat. Biasanya, orang menyebut ini sebagai sakit lambung kronis. Tentu rasa sakitnya tidak bisa dianggap main-main.
Beberapa tandanya adalah sulit menelan, mual, sensasi terbakar di dada, dan rasa asam pada mulut hingga sulit tidur. GERD terjadi karena asam lambung mengalir ke kerongkongan secara berkala. Aktivitas itu yang lama-kelamaan mengiritasi kerongkongan (esofagus).
2. Gastritis
Gastritis merupakan peradangan kronis pada mukosa lambung. Umumnya, penyakit ini disebabkan oleh pola hidup yang salah, obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), dan infeksi dari bakteri H. pylori. Jika dibiarkan, permasalahan ini bisa berujung pada timbulnya kanker lambung hingga kematian.
Menurut data WHO, prevalensi terjadinya gastritis di Indonesia cukup tinggi. Bahkan pada tahun 2017 Kemenkes RI juga mencatat 60,86% pasien rawat inap disebabkan oleh penyakit ini. Sayangnya meski tergolong berbahaya dan pengidapnya banyak, orang masih abai dan menganggap remeh gastritis hingga akhirnya kondisi lambung tidak kunjung membaik.
3. Dispepsia
Diantara penyakit pencernaan lainnya, sepertinya dispepsia ini yang paling familiar gejalanya karena kita mengenalnya sebagai maag. Maag sendiri sebenarnya bahasa Belanda dari lambung.
Dispepsia adalah sakit lambung disebabkan oleh faktor diet dan lingkungan, sekresi cairan asam lambung, fungsi motorik lambung, psikologi, dan infeksi Helicobacter pylori. Dispepsia juga disebabkan oleh ketidakteraturan pola makan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kondisi Tubuh Ketika Lambung Terlanjur Luka
“Saya itu pernah terserang bakteri Helicobacter. Terus itu suka jadi kumat-kumatan. Awalnya saya gak punya maag, tapi ketika tahun 2019 itu saya lumayan banyak pikiran. Karena itu, asam lambung saya ternyata naik, bahkan sampai luka menurut dokter”, terang Ibu Sri.
Ibu Sri Situmorang (54) merupakan seorang Ibu Rumah Tangga yang pernah menderita infeksi Helicobacter Pylori. Pemicu infeksi ini adalah kondisi tubuh Ibu Sri yang sedang lemah akibat stres dan makanan dari luar yang diduga telah terkontaminasi bakteri.
“Rasanya itu sangat sakit. Pertama kali rasanya meriang, perut mual dan kepala muter-muter”, ungkap Ibu Sri. Sakit yang diderita awalnya seperti maag namun tidak lama kemudian terasa jauh lebih menyakitkan. Setelah konsultasi ke dokter, lambung Ibu Sri dinyatakan telah terinfeksi Helicobacter Pylori dan terluka.
Advertisement
Pengobatan Alami untuk Lambung yang Terluka
Kondisi Ibu Sri kemudian membaik seiring dengan pengobatan herbal yang dijalaninya. Selama ini Ibu Sri menggunakan GSETATE dan GMG dari Eigen Naturindo untuk mengobati infeksi yang dialaminya. Kedua obat tersebut terbuat dari bahan yang unik, yakni bagian dari buah alpukat (persea americana) dan buah anggur (vitis vinifera).
Bagian pada persea americana ini terdapat zat aktif, yaitu alkaloid, glikosida, tanin, flavonoid, dan saponin. Berbicara tentang luka lambung, alkaloid bisa membantu menurunkan pendarahan dan menurunkan volume asam lambung.
Tanin dan flavonoid membantu menghentikan pendarahan pada lambung dan mengurangi kerusakan mukosa lambung. Kemudian saponin bisa berfungsi sebagai antiinflamasi, antibiotik, antifungi, antivirus, serta antiulcer yang menyembuhkan luka pada lambung. Selain persea americana, ada bagian dari vitis vinifera yang kandungannya tidak kalah menakjubkan.
Di dalamnya, terdapat proantosianidin yang memiliki antioksidan 20 kali lebih banyak dari Vitamin C dan 50 kali lebih banyak dari Vitamin E sehingga sangat baik untuk menyembuhkan luka organ dalam, termasuk lambung. Sterol dalam vitis vinifera juga membantu mengurangi peradangan pada luka dan mempercepat pemulihan luka organ dalam seperti lambung dan dinding tenggorokan.