Liputan6.com, Jakarta - Kota Metro adalah salah satu kota di Provinsi Lampung yang berjarak sekitar 52 km dari Kota Bandar Lampung, ibu kota provinsi Lampung. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Lampung. Metro masuk dalam daftar 10 kota di Indonesia dengan biaya hidup terendah ke-9 di Indonesia serta urutan kedua di Pulau Sumatra berdasarkan survei Badan Pusat Statistik atau BPS pada 2017.
Jumlah penduduk Kota Metro mencapai 165.368 jiwa pada 2018. Kota ini dijuluki Kota Pendidikan dan Kota Wisata Keluarga. Selain tertuang dalam rencana pembangunan kota, bukti Kota Metro sebagai kota pendidikan juga ditunjukkan melalui lambang kotanya, yaitu berupa nyala api, pena, dan buku di antara padi dan kapas yang menggambarkan semangat daerah untuk mengarahkan Metro menjadi kota pendidikan.
Metro juga mempunyai beragam tempat wisata yang cocok dikunjungi seluruh anggota keluarga. Kota Metro juga merupakan target cetak biru Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia sebagai kawasan strategis dan target pengembangan kota metropolitan setelah Bandar Lampung.
Advertisement
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Metro. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Metro yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
1. Sejarah Kelahiran
Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dibangunnya sebuah induk desa baru yang dinamai Trimurjo. Desa itu dibangun untuk menampung sebagian dari kolonis didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan berikutnya.
Kedatangan kolonis pertama di Desa Trimurjo 4 April 1936 ditempatkan pada bedeng-bedeng kemudian diberi penomoran kelompok bedeng. Sampai saat ini, istilah penomorannya masih populer dan masih dipergunakan oleh masyarakat Kota Metro pada umumnya. Setelah ditempati para kolonis, daerah bukaan baru yang termasuk dalam kewedanaan Sukadana, yaitu Marga Unyi dan Buay Nuba, ini berkembang dengan pesat.
Daerah ini menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis pun semakin bertambah, seiring itu kegiatan perekonomian mulai tambah dan berkembang. Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga pada 17 Mei 1937, daerah kolonisasi ini dipisahkan dari hubungan marga. Pada 9 Juni 1937 nama Desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah dituangkan dalam Perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro.
Dengan berlakunya Pasal 2 Peraturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945, Metro termasuk dalam bagian Kabupaten Lampung Tengah yang dikepalai oleh seorang Bupati pada 1945. Bupati yang pertama menjabat adalah Burhanuddin (1945-1948).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Asal Nama Metro
Kata Metro berasal dari Bahasa Belanda “Meterm” yang berarti “pusat”, lebih lengkapnya adalah pusat Provinsi Lampung dan pertengahan antara Lampung Tengah dan Lampung Timur.
Ada juga yang beranggapan bahwa Metro berasal dari bahasa Jawa “Mitro” yang memiliki arti teman, kumpulan, atau mitra. Baik Mitro maupun Meterm, tidak ada yang salah dari keduanya. Pada zaman kemerdekaan nama Kota Metro tetap Metro.
Advertisement
3. Festival Putri Nuban
Nama Festival Putri Nuban (FPN) mulai dikenalkan pada 2013, ketika Kota Metro genap berusia 76 tahun. Festival ini turut merayakan hari ulang tahun Kota Metro yang biasanya digelar setiap tanggal 9 Juni yang disebut Metro Fair.
Penamaan Nuban berasal dari nama keresidenan/marga yang memberikan sebagian wilayahnya (termasuk Keresidenan Sukadana) kepada kolonis pada masa penjajahan dahulu sebagai pengingat jasa dan kerendahan hati kebuayan nuban kepada kolonis yang datang di bumi Lampung.
Pada festival tersebut ada acara sesembahan tarian klosal Sebuai yang mengambarkan peristiwa Putri Nuban dan mencerminkan 9 Kebuaian Lampung Siwo Megoh.
Festival budaya tahunan merupakan upaya menghidupkan kembali ingatan sejarah ini, bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya Lampung.
4. Taman Metro Indonesia Indah
Kota Metro punya banyak tempat wisata menarik terutama untuk keluarga. Salah satunya Taman Metro Indonesia Indah (TMII). Meskipun namanya taman, tapi tempat yang satu ini bukan hanya berisikan pohon atau bagunan khas taman lainnya.
Anda akan disuguhi berbagai permainan seru yang sangat lengkap, mulai dari panjat dinding sampai bermain air di kolam renang juga bisa Anda rasakan. Bukan hanya itu, Anda juga bisa menjajal wahana lain seperti flying fox. Anda bahkan hanya perlu merogoh kocek Rp15 ribu untuk masuk ke area ini.
Anda pasti akan betah berlama-lama untuk menjajal berbagai permainan yang disediakan di TMII. Tempat wisata yang satu ini juga sangat cocok untuk dijadikan tempat wisata keluarga. Tidak susah menemukan TMII karena lokasinya ada di tengah kota.
Advertisement
5. Kuliner Khas Kota Metro
Salah satu kuliner andalan Kota Metro adalah Keripik Pisang yang merupakan oleh-oleh khas Lampung. Perbedaan keripik ini dengan keripik pisang lainnya adalah jenis keripik yang sekali makan (Bit size) dan berpori (berlubang lubang) seperti waffle dengan rasa yang bermacam-macam. Yang paling populer yaitu keripik pisang rasa coklat, original, keju, susu, melon, moka, dan lain-lain dengan berbagai merek dan kemasan.
Selain itu, ada Pindang berbahan dasar berupa ikan-ikanan penghuni air tawar, seperti ikan gabus, ikan patin dan ikan baung. Ciri khas kuliner pindang di Lampung ini adalah cita rasa kuahnya yang kaya akan rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai, lengkuas, kunyit, serai dan daun salam.
Keunikan lain yang dimiliki oleh Pindang khas Lampung adalah hidangan pendampingnya yang berupa sambal terasi dan juga tempoyak. Kuliner khas lainnya dari Kota Metro adalah Kemplang, Seruit, Geguduh dan Kopi Robusta Lampung.
6. Masjid Taqwa
Setiap kota atau daerah biasanya mempunyai bangunan yang dibanggakan sebagai ciri khas atau ikon kotanya. Metro, juga mempunyai ikon yang menjadi kebanggaan warganya yaitu Masjid Taqwa. Masjid ini terletak di Jalan Letjend Alamsyah Ratu Prawiranegara Nomor 1 Metro Pusat. Lokasinya berseberangan jalan dengan Kantor Wali Kota Metro dan berdampingan dengan Taman Kota Merdeka.
Masjid Taqwa Metro dibangun pada 21 Juli 1967 secara swadaya oleh masyarakat muslim Lampung Tengah kala itu. Masjid ini diresmikan pada 23 Mei 1969 oleh Menteri Agama KH. A. Dahlan. Pada 2004, H.A. Sajoeti selaku Ketua Yayasan Dakwah dan Pemeliharaan Masjid Taqwa Metro, menyerahkan pemeliharaan Masjid Taqwa kepada Pemerintah Kota Metro.
Pada Maret 2013, Pemerintah Kota Metro merenovasi bangunan Masjid Taqwa. Proses renovasi ini berjalan selama dua tahun dan diresmikan kembali pada 9 Mei 2015 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Setelah melalui proses renovasi, kini Masjid Taqwa masuk ke dalam kategori masjid termegah di Lampung. Sebagai ikon Kota Metro, Masjid Taqwa selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan ataupun warga domestik.
Advertisement