Sukses

Maskapai Vietnam Minta Maaf karena Cuitan April Mop yang Dituding Ejek Raja Thailand

Cuitan April Mop oleh staf maskapai Vietnam diduga merujuk pada hubungan yang tampaknya tidak stabil antara Raja Thailand, yakni Raja Vajiralongkorn dan permaisurinya Sineenat Wongvajirapakdi.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Vietnam VietJet Air dipaksa meminta maaf kepada publik usai cuitan April Mop stafnya yang memicu banjir kritik di Thailand, salah satu pasar utamanya. Semua bermula dari cuitan staf maskapai berbiaya rendah itu yang diduga mengolok-olok Raja Thailand, Raja Vajiralongkorn.

Dikutip dari The Diplomat, Rabu (6/4/2022), cuitan itu menggambarkan pembuatan rute palsu antara kota Nan di Thailand utara dan Munich, Jerman. Lokasi tersebut diketahui sebagai kawasan Raja Thailand selama bertahun-tahun telah menghabiskan banyak waktu.

"Sebagai eksekutif maskapai, saya ingin mengakui kesalahan saya karena tidak cukup memperhatikan staf saya," kata CEO Thai VietJet Woranate Laprabang dalam sebuah pernyataan, menurut Khaosod English.

Laprabang melanjutkan, "Maskapai ingin mengklarifikasi bahwa para eksekutif tidak menyetujui atau mendukung publikasi konten online tersebut dan memerintahkan penghapusan segera setelah mengetahui tentang insiden tersebut."

Sementara, gambar itu juga menampilkan seorang perempuan mengenakan gaun merah muda yang tampak duduk bersedih. Meski disertai tagar "aprilfoolsday" di bawah cuitan, lelucon itu tetap memicu kemarahan di jagat maya.

Warganet yang tidak terima dengan cepat menafsirkan cuitan tersebut sebagai ejekan kepada Raja Thailand. "Maksud dari cuitan ini sangat jelas, sebuah ejekan kepada Kepala Negara," tulis warganet, dikutip dari Khaosod.

"Orang Thailand, termasuk saya, menganggap cuitan ini terkait dengan perusahaan Anda menjijikkan," lanjut warganet. "Jika ada hukum untuk bertindak terhadap maskapai ini, saya akan mendukungnya. Jangan biarkan mereka mendapat untung dari rakyat Thailand," tambah warganet lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Soal Raja Thailand

The Diplomat menulis, secara khusus, cuitan April Mop merujuk pada fakta bahwa jauh sebelum menjadi raja, Vajiralongkorn menghabiskan lebih banyak waktu di Jerman daripada di negara yang kini ia menjadi pemimpin tituler. Tak lama setelah naik takhta, misalnya, ia menuntut agar konstitusi baru Thailand ditulis.

Hal tersebut dapat memungkinkan dia untuk menghabiskan waktu di luar Thailand tanpa menunjuk seorang wali saat dia tidak ada, secara efektif memungkinkan dia untuk memerintah dari luar negeri, dan sering bepergian ke sana dengan kapal, salah satu armada pribadinya yang terdiri dari tujuh pesawat jet komersial.

Pemicu penting protes publik besar yang meletus pada 2020 saat pengungkapan yang dilaporkan secara luas di pers internasional. Kala itu, Vajiralongkorn sedang menunggu pandemi COVID-19 di lingkungan mewah Grand Hotel Sonnenbichl di Pegunungan Alpen Bavaria, sementara orang-orangnya menderita di Thailand.

3 dari 5 halaman

Lelucon April Mop

Protes ditayangkan secara terbuka untuk pertama kalinya dalam kritik memori hidup terhadap monarki Thailand dan seruan agar pembatasan ditempatkan pada kekayaan dan kekuasaan. Kritik semacam itu ilegal di Thailand di bawah undang-undang lese-majeste yang keras di negara itu, yang hukuman maksimalnya hingga 15 tahun penjara.

Menurut Andrew Macgregor Marshall, seorang jurnalis dan pengamat Thailand, lelucon April Mop VietJet, dengan merujuk pada kota Nan, juga menarik perhatian pada hubungan yang aneh dan kotor antara raja dan pasangannya, permaisuri Sineenat Wongvajirapakdi.

4 dari 5 halaman

Kisruh

Dikenal dengan julukan "Koi", mantan pengawal, pilot, dan penerjun payung, yang memegang pangkat mayor jenderal di pengawal kerajaan itu, pada Juli 2019 ditunjuk sebagai permaisuri resmi kerajaan Thailand pertama selama hampir satu abad. Ini tak lama setelah raja menikahi istri keempatnya Ratu Suthida.

Hanya tiga bulan kemudian, dia ditangkap dan dilucuti pangkat dan gelarnya. Istana kerajaan mengklaim bahwa dia dihukum karena mencoba untuk "meningkatkan dirinya ke status yang sama dengan ratu" dan untuk "perilaku buruk dan ketidaksetiaannya terhadap raja."

Pada September 2020, Vajiralongkorn kemudian membalikkan keputusan tersebut, dengan Royal Gazette mengumumkan bahwa "Sineenat Wongvajirapakdi tidak ternoda" dan bahwa "selanjutnya, seolah-olah dia tidak pernah dicopot dari pangkat militer atau dekorasi kerajaannya." Pada Februari tahun lalu, dia secara resmi menjadikannya "ratu kedua" Thailand.

5 dari 5 halaman

Infografis 9 Maskapai Penerbangan Nasional Tak Lagi Mengudara