Liputan6.com, Jakarta - Sebuah acara bernama The Project di Australia memancing kemarahan ARMY, para penggemar band Korea Selatan, BTS. Acara tersebut menyulut kemarahan penggemar BTS di seluruh dunia.
The Project menyiarkan segmen pada Senin, 4 April 2022, yang merangkum Grammy Awards 2022, yang mencakup lelucon tentang kedekatan BTS dengan Covid-19, dilansir dari Daily Mail, Rabu (6/4/2022). Disebutkan, sulih suara dan grafik di layar menunjukkan satu anggota masih tertular ketika dia menghadiri upacara tersebut pada Minggu, 3 April 2022, di Las Vegas, tapi itu tidak terjadi.
Advertisement
Baca Juga
"Sensasi K-pop BTS turun, mengabaikan pertempuran mereka baru-baru ini dengan Covid-19," kata pembawa acara Chrissie Swan tentang cuplikan grup yang tampil di Grammy.
Montase Grammy kemudian dipotong menjadi klip anggota BTS Kim 'V' Tae-hyung, yang telah diedit dengan kikuk agar terlihat seperti sedang batuk Covid. Faktanya, dia hanya menari untuk penampilan Justin Bieber dari Peaches.
Jungkook BTS sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 pada 27 Maret 2022. Ia akhirnya diizinkan untuk menghadiri Grammy setelah menerima hasil negatif tes PCR.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Reaksi Keras
Segmen yang menyinggung itu mendapat reaksi keras dari penggemar K-pop di media sosial, yang menuduh acara panel Australia secara tidak adil menargetkan BTS ketika banyak artis populer terkena - dan dengan cepat pulih dari - virus corona.
"Fakta itu adalah hal yang Anda pilih untuk fokus dan pengeditan yang menyesatkan. Tae bahkan bukan salah satu anggota yang baru saja pulih dari [Covid] dan dia bahkan tidak batuk di sini,'Â cuit seorang penggemar.Â
Â
Advertisement
Tak Pantas
'"Lelucon" yang tidak pantas yang membuatku merasa tidak nyaman. Tolong lakukan yang lebih baik," tambah yang lain.
"Berhenti bersikap tidak sopan. Siapa pun yang melakukan ini, minta maaf kepada BTS," tulis warganet berbeda.
Minta Maaf
Kecaman pedas yang begitu dahsyat kepada akun Twitter resmi The Project, membuat pihaknya menghapus video tersebut. Pihak The Project rupanya tak kuat dengan besarnya tekanan para ARMY.
Namun, penghapusan video tersebut dianggap tak cukup. "Apakah menurut Anda menghapus tweet akan cukup? Berikan permintaan maaf resmi. Sekarang," tulis seorang warganet.
Â
Advertisement