Liputan6.com, Jakarta - Sasaeng jadi trending topic di Twitter sejak beberapa hari lalu. Istilah ini kembali menarik perhatian khalayak setelah foto V BTS merokok di belakang panggung Grammy Awards ke-64, akhir pekan lalu, tersebar, disusul potongan momen di siaran langsung VLive Jungkook BTS kemarin, Selasa, 5 April 2022.
Bagi penggemar K-pop, sasaeng bukanlah sebutan yang tidak familiar. Mengutip PinkVilla, Rabu (6/4/2022), istilah ini merujuk pada penggemar obsesif yang menguntit atau terlibat dalam perilaku lain yang melanggar privasi selebritas, khususnya idol K-pop, aktor K-drama, atau tokoh publik lain.
Advertisement
Baca Juga
Sasaeng berasal dari bahasa Korea "sa" yang berarti "pribadi" dan "saeng" yang berarti "kehidupan," mengacu pada intrusi penggemar ke dalam kehidupan pribadi selebritas. Menurut perkiraan manajer selebritas di media Korea, pesohor populer di Negeri Ginseng mungkin memiliki "antara 500 sampai seribu penggemar sasaeng."
Mereka juga secara aktif diikuti sekitar 100 penggemar sasaeng setiap harinya. Penggemar yang disebut sebagai "mimpi buruk industri hiburan Korea" ini umumnya digambarkan sebagai orang berusia 13 hingga 22 tahun.
Jenis penggemar ini terdorong melakukan hal yang dalam beberapa kasus dapat dianggap sebagai tindakan kriminal untuk mendapat perhatian dari selebritas. Contoh tindakan tersebut, termasuk mencari pesohor di asrama atau rumah mereka.
Ada juga yang mencuri barang-barang atau informasi pribadi, melecehkan anggota keluarga, dan mengirim hadiah yang tidak pantas pada idol K-pop, seperti pakaian dalam.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Situasi Mengerikan
Selama bertahun-tahun, ada situasi sangat mengerikan yang harus dialami idol K-pop karena sasaeng. Metode yang digunakan sasaeng telah berubah sejak pertama kali muncul pada 1990-an dengan K-pop hingga hari ini.
Ada akun tentang perilaku penggemar seperti itu sebelum era digital dari veteran industri dan anggota grup K-pop generasi pertama, seperti H.O.T. dan g.o.d, seperti yang ditunjukkan secara akurat di drama Reply 1997. Kala itu, digambarkan para penggemar berdiri di luar rumah artis favorit mereka.
Dengan pesatnya perkembangan industri budaya populer Korea, dan penyebaran gelombang Hallyu secara internasional pada 2000-an dan dalam beberapa dekade terakhir, perilaku penggemar yang ekstrem dan mengganggu terhadap idol dan selebritas Korea juga terlihat di luar negeri.
Motif di balik tindakan mereka adalah diakui idol mereka dan siap melakukannya dengan segala cara, tidak peduli apakah itu baik atau buruk. Seorang sasaeng bahkan menampar Yoochun, anggota JYJ, dan membenarkan tindakan mereka sebagai cara yang pasti untuk diingat.
Advertisement
Mengembangkan Berbagai Metode
Seiring waktu, sasaeng telah mengembangkan berbagai metode untuk memperoleh informasi tentang idol, dan membentuk jaringan sasaeng untuk berbagi informasi. Mereka bahkan membentuk kelompok untuk menyelesaikan "tugas."
Telah dicatat bahwa penggemar sasaeng yang cukup tua untuk bekerja akan mencoba mendapatkan pekerjaan di industri yang membawa mereka lebih dekat baik dengan idol atau informasi tentang mereka.Pada 2017, Brave Entertainment, agensi artis solo Samuel, memberhentikan dua anggota staf karena aktivitas penggemar sasaeng. Ini mencakup mengikuti artis lain dan mengomunikasikan informasi pribadi tentang Samuel.
Hari ini, sejak dunia terdigitalisasi, sasaeng lebih mudah mendapatkan akses ke kehidupan pribadi idol, seperti nomor pribadi, akun Instagram pribadi, bahkan detail kartu kredit. Meningkatnya popularitas media sosial telah memungkinkan penjualan informasi tentang idol di platform media sosial.
Muncul pula istilah "taksi sasaeng". Itu adalah metode yang digunakan sasaeng untuk mengikuti idola ke aktivitas terjadwal atau janji pribadi mereka.
Berpengaruh pada Kesehatan Mental
"Taksi sasaeng" umumnya mengenakan biaya rata-rata 600 dolar AS per hari, dan akan mengikuti idol atau grup sepanjang hari. Mereka berani melebihi batas kecepatan dan melanggar peraturan lalu lintas lain demi melancarkan niat tersebut.
Kebanyakan sasaeng, Cosmopolitan menyebut, dilaporkan kaya, yang berarti bahwa mereka memiliki sumber daya untuk pergi ke tempat idol berada. Anda akan sering melihat mereka di luar agensi bintang K-pop, asrama mereka, atau di restoran tempat idol makan bersama keluarga dan teman-temannya.
Dalam sebuah cerita oleh The Korea Herald, seorang penggemar K-pop menggambarkan seorang sasaeng sebagai, "Ada perbedaan antara menunggu di bandara hanya untuk melihat wajah mereka dan mengambil gambar dan mengikuti mereka di dalam imigrasi, bahkan ke tempat duduk mereka. Sasaeng tidak peduli apakah perilaku mereka mengganggu artis atau tidak."
Idola K-pop telah berjuang dengan trauma yang ditinggalkan sasaeng selama bertahun-tahun. Soompi melaporkan pandangan D.O EXO tentang obsesi penggemar.
"Secara pribadi, saya bahkan mengembangkan mentalitas (sebagai) korban sasaeng. Sangat buruk, sehingga suasana hati saya berubah, bahkan ketika saya melihat penggemar biasa. Kepribadian saya juga berubah. Saya awalnya pemalu dan berhati-hati, tapi karena sasaeng, saya jadi lebih seperti itu."
Advertisement