Sukses

Mengenal Lebih Dalam Skin Fasting agar Kulit Dapat Bernapas

Skin fasting diyakini sebagai cara untuk memberikan jeda agar kulit dapat ‘bernapas’ .

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya tubuh, kulit kita juga terkadang butuh melakukan puasa atau skin fasting. Tapi, sudahkah Anda mengenal tentang istilah skin fasting? Istilah tersebut merupakan sebuah istilah di dunia kecantikan untuk menjaga kesehatan kulit dengan tidak memakai atau beristirahat memakai produk perawatan kulit dalam jangka waktu tertentu.

Skin fasting diyakini sebagai cara untuk memberikan jeda agar kulit dapat ‘bernapas’ setelah sebelumnya terus terkena bahan-bahan kimia dari produk skincare yang digunakan. Hal ini juga merupakan salah satu metode alami untuk mendetoksifikasi kulit dan memungkinkan sistem penjagaan kulit dapat bekerja lebih efektif.

Dokter konsultan sekaligus Chief Cosmetic Scientific and Research Department of PT Kaizen Aesthetic Medicore, Dr. dr. Trifena, MSi (Herb. Est), MBiomed (AAM), mengatakan bahwa skin fasting ibarat sedang memulihkan keseimbangan kulit seperti semula. Dengan kata lain, kulit seakan terlahir kembali sebagaimana fungsi awalnya.

Meski manfaatnya cukup jelas, perlu diketahui bahwa melakukan skin fasting ini tentu akan menimbulkan efek yang berbeda-beda pada kulit tiap orang. Dr. Trifena menyebutkan, tanda kulit mulai membutuhkan skin fasting, yaitu ketika kulit mulai merasakan iritasi dikarenakan penggunaan suatu produk skincare tertentu atau akibat dari terlalu banyak menggunakan produk skincare.

Karena juga banyak anggapan memakai produk skincare lebih banyak, pasti akan lebih berdampak baik untuk kulit. Namun, pernyataan tersebut ternyata tidak selalu benar. Hal tersebut bisa saja menjadi kesalahan dalam memakai skincare secara umum. Maka dari itu, sebaiknya coba berikan istirahat atau jeda untuk kulit.

Hentikan pemakaian produk skincare secara bertahap hingga Anda mengetahui skincare mana yang tidak cocok untuk kulit Anda.Nah, untuk cara menerapkan skin fasting sendiri, bisa berbeda pada tiap orang, dari mulai berhenti menggunakan produk secara bertahap hingga langsung tidak memakai produk skincare sama sekali.

Hal ini juga bisa dilakukan secara beberapa hari atau beberapa minggu, lamanya bervariasi tergantung apakah ada perubahan setelah berhenti menggunakan produk skincare yang sebelumnya dipakai.

Setelah itu, lihat hasilnya dalam beberapa hari kedepan, bandingkan kulit Anda sebelum dan sesudah melakukan skin fasting. Apakah ada perubahan setelah melakukan skin fasting? Nah, apabila ada perubahan dan cara ini membuat kondisi kulit membaik, Anda bisa mengulanginya lagi dan tandanya metode ini cocok untuk Anda lakukan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kondisi Kulit

Dr. Trifena juga menambahkan, “Meski sudah melakukan skin fasting, tetap perhatikan untuk tetap menggunakan tabir surya. Pasalnya, sinar UV dapat membuat kulit rusak. Jika ingin berhenti menggunakan tabir surya tandanya harus mengurangi paparan sinar matahari.

Namun hal ini tidak bisa dihindari, karena sinar UV masih bisa tetap tembus sampai ke kulit meski sudah memakai penutup kulit atau hanya berada di dalam ruangan saja.  ”Selain itu, saat ingin melakukan skin fasting juga harus mengetahui situasi dan kondisi kulit terlebih dahulu.

Bila kulit tidak sedang bermasalah dengan produk skincare yang dipakai, tidak perlu melakukan skin fasting. Skin fasting akan terbukti bermanfaat, apabila memiliki produk skincare yang menimbulkan masalah pada kulit. Jadi, kalau Anda memiliki produk rangkaian kulit yang sudah cocok dan tidak mengiritasi kulit Anda, maka tidak perlu melakukan skin fasting.

Jadi skin fasting bukan berarti menghilangkan semua perawatan kulit, namun kita memilah kandungan zat aktif sesuai kebutuhan dan kondisi kulit kita.

Kita memerlukan tabir surya seperti physical sunscreen (contoh Titanium dioxide dan zinc oxide), chemical sunscreen (contoh octocrylene), pelembap untuk memperbaiki skin barrier (contoh ceramide, hyaluronic acid), produk mengandung antioksidan (misal vit C, vit E, astaxanthin), produk yang menjaga keseimbangan pH dan microbiota (misal pre dan probiotic).