Liputan6.com, Jakarta - Ngabuburit sambil menikmati karya seni bisa banget dilakukan di Art Jakarta Gardens 2022. Berlokasi di Hutan Kota Gelora Bung Karno, sederet patung karya para perupa Indonesia dan asing dipamerkan dengan apik di beberapa titik.
Karya kreatif itu bahkan bisa ditemui sejak di area masuk. Dijuduli Sayap Suka Cita, karya instalasi itu berwujud beberapa gamelan dicat biru dipasang membujur menggantung di rangka stainless steel. Tak hanya fisik, suara gamelan juga mengalun dengan lembut seperti membius.Â
Advertisement
Siapa sangka penciptanya adalah Aaron Taylor Kuffner, seniman asal New York, Amerika Serikat. Ia cukup lama tinggal di Yogyakarta dan Bali untuk mempelajari instrumen musik tersebut sebelum membuat kreasinya sendiri.Â
Menyusuri jalan setapak, Anda akan menemukan karya menggelitik dari Wiyoga Muhardanto. Menggelitik karena dari kejauhan bisa terlihat sejumlah patung berbentuk tas-tas mewah ditata seperti melingkar di atas rumput. Yang paling kentara adalah tas Birkin dan tote bag bertuliskan Fendi, seolah merepresentasi para sosialita yang kerap menenteng tas mewah saat arisan.
Art Jakarta Gardens merupakan konsep eksibisi terbaru yang digelar Art Jakarta dengan menonjolkan karya seni tiga dimensi. Lokasinya sengaja memanfaatkan area luar ruang untuk memberikan apresiasi yang layak bagi seni patung. Di samping, sirkulasi udara lebih baik saat di tempat terbuka.
"Pameran di ruang terbuka dapat lebih mengakomodasi karya patung atau karya seni rupa tiga dimensi lainnya. Selama ini, umumnya pameran dalam ruang lebih banyak memberi sorotan pada lukisan atau karya dwimatra saja," ujar Direktur Artistik Art Jakarta Enin Supriyanto dalam sambutannya di Jakarta, Kamis, 7 April 2022.
Ia menyampaikan bahwa Art Jakarta Gardens 2022 merupakan realisasi dari komitmen untuk membangkitkan semangat di ekosistem seni Indonesia. Pameran itu berlangsung mulai 7--14 April 2022, tetapi dua hari pertama ditujukan bagi para undangan.
Publik baru bisa mengakses pameran itu pada Sabtu, 9 April 2022. Total ada 40 patung yang dipajang di ruang terbuka, dan puluhan lukisan dari 20 galeri seni yang berpartisipasi di dua tenda besar. Pengunjung diwajibkan meregistrasi secara daring dan membayar Rp150 ribu bila ingin memasuki area tenda. Pameran gratis hanya berlaku bagi karya patung yang dipajang di area taman.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gairahkan Seni Rupa
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesodibjo mengapresiasi penyelenggaraan Art Jakarta Garden 2022. Ia menilai pameran itu bisa ikut menggairahkan sektor seni rupa di Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
"Saya mengapresiasi pihak penyelenggara, seluruh tim dari Art Jakarta dan juga peserta, para seniman yang hadir dengan kreasi dan inovasi untuk terus menggairahkan sektor seni rupa di Indonesia, salah satu subsektor ekonomi kreatif di tengah kondisi pandemi COVID-19," kata Wamenparekraf.Â
Ia mengaku senang Art Jakarta 2022 bisa dilaksanakan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan. Ia pun optimistis 8.000 pengunjung yang ditargetkan panitia akan bisa tercapai di sepanjang penyelenggaraan acara.Â
Ia juga menilai acara tersebut hadir di waktu yang tepat mengingat tren pasar seni global yang meningkat, bahkan angkanya melebihi sebelum pandemi. Berdasarkan Art Basel dan UBS Global Art Market Report, kata Angela, penjualan agregat dari karya seni dan barang antik mencapai 65,1 miliar dolar AS pada 2021.
"Lebih tinggi 0,7 miliar dolar AS dari tahun 2019," ucap dia.
Advertisement
Beri Panggung untuk NFT
Angela juga sempat menyinggung soal NFT. Ia mengingatkan agar para pelaku seni juga beradaptasi dengan era digitalisasi. Pasalnya, ada konsumen muda yang merupakan pasar potensial dan sangat lekat dengan dunia digital.
"Pada April 2021, Sotheby's melelang NFT pertama di angka 16,8 juta USD. Pasar NFT global sudah mencapai 2,6 miliar USD pada 2021. 73 persen art-related NFT terjual lewat pasar secondary dengan tempo penjualan 43 hari, lebih cepat daripada resale karya fisik sebelumnya yang butuh bertahun-tahun," dia menerangkan.
Meski diakui berisiko, hal itu jangan sampai menghentikan langkah untuk menangkap peluang. Itu juga dihadirkan Art Jakarta Gardens lewat ruang khusus di dekat pintu keluar tenda B. Pengunjung bisa melihat beberapa karya NFT yang terlihat tak ubahnya lukisan terdigitalisasi dipajang di sana.
Angela mengajak para pelaku seni untuk mengombinasikan pengalaman offline dan online. Hybrid diyakini akan bisa mengakomodasi beragam kalangan penikmat seni secara luas.
Lebih Hidup di Malam Hari
Art Jakarta Gardens menggandeng Tumurun Museum dalam ekshibisi tersebut sebagai mitra lembaga kebudayaan. Iwan K. Lukminto selaku pendiri Tumurun Museum mengaku bangga bisa mendukung kehadiran ART Jakarta Gardens yang dianggap sebagai titik awal memulai hidup dalam situasi transisi pasca-pandemi.
"Art Jakarta sudah kurang lebih 10 tahun menghiasi seni rupa Indonesia. Dari masa ke masa selalu berinovasi dan selalu mempunyai ide-ide kreatif dalam menyajikan suatu acara," ujarnya.
Sementara itu, Plataran yang menjadi tuan rumah lokasi acara menyebut ekshibisi itu merupakan wujud berbeda dari ekowisata. CEO Plataran Indonesia Yozua Makes bahkan menyarankan agar pengunjung datang juga di waktu malam agar bisa menyaksikan karya dengan lebih hidup.
"Waktu malam saat patung kena lampunya, luar biasa. Dan ini kita tidak bayar," ujarnya.
Advertisement