Sukses

Gaji Tunangan Dianggap Terlalu Rendah, Wanita Putuskan Batal Menikah

Wanita ini mengaku kalau dirinya baru bertanya gaji pasangannya setelah mereka bertunangan.

Liputan6.com, Jakarta Ada beragam alasan yang membuat seseorang ingin menikah dan begitu juga sebaliknya. Salah satu hal yang perlu dibahas menjelang pernikahan biasanya adalah soal keuangan.

Pasalnya, tidak sedikit pasangan yang lantas mengalami masalah keuangan setelah menikah.  Belum lama ini, seorang wanita membagikan curhat soal gaji tunangannya.

Wanita asal Malaysia ini merasa jika gaji pasangannya terlalu rendah. Melansir mStar, 8 April 2022, wanita tersebut membagikan ceritanya lewat media sosial Twitter.

Awalnya, wanita itu menjawab pertanyaan dari akun @localrkyt soal gaji pasangan. "Bagaimana cara bertanya gaji atau keadaan keuangan lelaki tanpa terlihat materialistik? Sebab itu penting kan?" tulis cuitan tersebut.

Wanita ini kemudian menulis kalau dirinya baru bertanya gaji pasangan setelah mereka bertunangan. "Saya salah. Sudah tunangan baru bertanya, gaji dia RM 1.100. Bagaimana cara hidup dengan gaji suami seperti itu?" cuit wanita ini.

"Saya suruh dia cari pendapatan sampingan tapi dia banyak alasan dan akhirnya saya minta putus tunangan," lanjut wanita berusia 35 tahun tersebut.  Rupanya, wanita tersebut menganggap jika gaji RM 1.100 atau sekitar Rp3,7 juta masih kurang untuk membiayai kehidupan mereka nantinya.

2 dari 4 halaman

Penghasilan Tambahan

Sejak dibagikan, cuitan tersebut sudah disukai lebih dari 8.000 kali dan 4.000 retweet.  Wanita ini menambahkan kalau gaji tersebut dirasa tidak cukup untuk membayar sewa rumah yang hampir mencapai ribuan ringgit.

Bukan itu saja, wanita ini juga mengatakan bahwa pengeluaran tersebut belum termasuk belanja bulanan. Ditambah lagi, calon suami tidak punya inisiatif mencari penghasilan tambahan.

Meski ada yang tidak setuju dan menganggap wanita ini kurang bersyukur, ternyata tidak sedikit pula yang memberikan komentar dukungan. Selain setuju dengan pendapat wanita tersebut, banyak yang menyebut jika wanita ini hanya bersikap rasional.

Sebelum semuanya terlambat atau terlanjur, lebih baik megambil keputusan tegas daripada menyesal di kemudian hari. "Kepada semua wanita, jadilah bijak seperti dia," komentar seorang warganet.

3 dari 4 halaman

Calon Suami Botak

"Nanti setelah menikah, makan hati karena tak cukup itu, tak cukup ini. Siapa yang menilai gaji RM 1.100 cukup berarti tidak realistis, sekarang semua mahal," komentar warganet lainnya. "Keputusanmu tepat. Memang benar susah senang bersama, tapi RM 1.100 tidak cukup untuk dua orang," timpal warganet lainnya.

Beda cerita di India, seorang wanita juga memutuskan tunangannya sekaligus membatalkan pernikahan. Parahnya, pembatalan tersebut terjadi tepat di hari H.  Namun pembatalan itu bukan karena alasan keuangan.

Dilansir dari Times of India, seorang calon pengantin perempuan menolak dinikahi pengantin prianya pada hari pernikahan karena botak. Peristiwa itu terjadi di kawasan Bharthana, distrik Etawah, India, pada bulan lalu.

Calon pengantin pria bernama Ajay Kumar itu memulai perjalanan bersama dengan baratis (anggota mempelai pria) pada akhir Februari 2022. Ia berangkat dari kota Bidhuna di Distrik Auraiya, kampung halamannya, ke daerah Bharthana di Etawah, tempat calon pengantin perempuannya tinggal.

4 dari 4 halaman

Pembatalan Sepihak

Setibanya di lokasi pernikahan yang terletak di Desa Uddetpur, daerah Usrahar Etawah, dilakukan proses tukar bunga. Saat prosesi berlangsung, kecurigaan pengantin wanita muncul.

Ia merasa calon suaminya terlalu banyak menutup bagian kepalanya dengan tutup kepala tradisional. Tamu undangan yang lain pun ikut kasak-kusuk hingga menduga calon pengantin pria botak dan memakai rambut palsu.

Usai memastikan calon suaminya memang tak berambut, sang wanita yang tak ingin disebutkan namanya ini langsung pingsan di tempat. Ketika sadar, calon pengantin perempuan itu menolak untuk melanjutkan pernikahan.

Pertengkaran antara dua keluarga besar tak dapat dihindarkan akibat pembatalan pernikahan sepihak itu. Para tetua desa dan bahkan pihak kepolisian ikut turun tangan untuk membantu menyelesaikan konflik dua keluarga tersebut. Mereka akhirnya sepakat untuk menyelesaikan persoalan di antara mereka secara kekeluargaan. Ajay pun akhirnya pulang ke kampungnya dengan status tetap lajang.