Liputan6.com, Jakarta - Warga dunia maya tengah dihebohkan tudingan yang diarahkan pada pemilik salah satu brand skincare lokal. Dalam sebuah utas Twitter, Selasa (12/4/2022), si pemilik dituduh menghina wanita Muslim saat menyelenggarakan buka puasa bersama.
"Masalah brand lokal yang merendahkan wanita Muslim, emang bukan si owner yang pake, tapi temennya. Tapi dia yang bikin story ini dan sekitarnya ketawa rame-rame," tulis pemilik akun Twiter @oenniebeauty. "Tolong jangan bilang 'gitu doang baper.' Bukan masalah baper yaa, ini jatohnya udah merendahkan wanita dan agama."
Advertisement
Baca Juga
Ia melanjutkan, "Udah lihat fotonya? Yak seperti itu suasananya. Seorang pria non muslim, mengenakan pakaian khas wanita muslim dengan cadar, lalu mengangkat gamisnya sampai nampak bagian paha. Lalu dengan pede dia menghadap kamera bilang 'syukron' dan berlenggok-lenggok."
"Lalu disambut tawa riang orang disana yang menontonnya. Mirisnya yang ikut tertawa juga bukan non Islam aja, tapi wanita muslim pun ikut tertawa. Padahal agamanya sedang diolok-olok. Inget yaa pakaian ini bukan budaya arab, tapi juga salah satu pakaian wanita muslim," perempuan yang dikenal sebagai Uni Rizka ini menyambung.
Lewat pesan pada Liputan6.com, Uni bercerita bahwa ia mengetahui unggahan itu dari rekaman layar yang dibagikan seorang teman. Ia menulis, "Jadi itu kebetulan Story-nya (si pemilik brand skincare lokal) sudah di-takedown sebelum aku lihat. Terus temanku kirimin screenrecordnya ke aku, katanya biar aku liat sendiri dan biar aku menilai sendiri."
Utas tersebut, Uni mengatakan, dibuatnya atas dasar kecewa pada pemilik brand skincare lokal tersebut. "Karena aku termasuk followers dia kemarin," akunya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ungkapan Kekecewaan
Uni menyambung bahwa titik berat penyampaiannya adalah bukan karena mendapati pria memakai abaya. "Tapi, karena di video itu si cowok pamer paha sambil lenggak lenggok pakai cadar dan gamis itu," ia bercerita.
Ia melanjutkan, "Ini jadi bahan lelucon orang yang hadir di sana. Ditambah si owner tampak setuju dengan lelucon tersebut dengan up ke IGS. Menurutku itu sudah termasuk pelecehan terhadap wanita bercadar dan masuk kategori SARA."
"Aku pribadi pernah memakai cadar, jadi merasa aku juga ikut dilecehkan. Padahal aku sendiri tahu produk mereka ya karena review dari dua orang wanita yg notabene bercadar," Uni mengatakan.
Uni menyebut bahwa kekecewaan atas unggahan itu juga telah disampaikan pada si pemilik brand skincare lokal melalui direct message di Instagram. Dalam tangkapan layar yang dibagikannya, si pemilik brand menghaturkan permintaan maaf.
Si pemilik brand skincare lokal terlihat menulis, "Maaf atas postingan saya dan tidak mengulanginya lagi. Sekarang pun sudah banyak yang (kirim) message ke saya, sampai memaki."
Advertisement
Permintaan Maaf
Si pemilik brand skincare lokal melanjutkan, "Semoga ini bisa jadi pembelajaran untuk saya. Mohon maaf sebesar-besarnya untuk kakak dan teman-teman. Terima kasih kak Uni telah memberi pencerahan."
"Saya jadikan ini teguran untuk memperbaiki kelakukan kami ke depannya," ia menutup.
Atas permintaan maaf tersebut, Uni menulis di utas tersebut, "Btw dari yang bersangkutan sudah minta maaf ya. Kalau aku pribadi sudah cukup gak beli produknya aja."
"Sayang banget yaa harus begini, padahal yang ikut memperkenalkan produknya ke khalayak ramai juga ada wanita bercadar, salah satunya mba kinans review," ia menambahkan.
"Enggak ada kalimat ajakan untuk jangan beli produknya, kenapa orang-orang pada bilang ini cancel culture ya? Kan itu aku pribadi aja gak mau beli lagi, kalau kalian mau beli atau pake produknya silahkan lho. Aku gak berhak larang," imbuhnya.
Liputan6.com sudah menghubungi pemilik brand skincare lokal tersebut untuk berkomentar. Namun, sampai artikel ini ditulis, belum ada tanggapan yang diberikan.
Banjir Komentar
Ketika artikel ini ditulis, utas yang dibuat Uni telah di-retweet lebih dari delapan ribu kali dan mengumulkan 31,2 ribu likes. Dalam sejumlah tanggapan, tidak semua warganet langsung setuju dengan ungkapan skincare reviewer tersebut.
Salah satunya berkomentar, "Yakin ini merendahkan wanita dan agama? Merendahkan agama sebelah mananya? Pakaian kayak gini pakaian yg normal di timur tengah, entah apapun agamanya. Nama pakaiannya abaya. Ga serta merta bikin jokes tentang itu jadi merendahkan agama hadeh."
Ada juga yang menulis, "Pakaian muslim? Really? Muslim di Indonesia rata-rata ga pake item-item gitu sih."
Sementara, ada juga warganet yang mengatakan bahwa ada rekan bisnis si pemilik skincare brand yang mengunggah konten serupa. Setelah konten ini membuat heboh jagat maya, tidak sedikit pengguna yang berbagi bahwa ulasan online merek kecantikan itu jadi jeblok.
Ada pula pengguna yang mengingatkan, "Itu hanya oknun non-muslim dan circle-nya mereka ya. Jangan dimusuhin non-muslim lainnya."
Advertisement