Sukses

TMII Tutup Sementara Selama Ramadhan, Catat Tanggalnya

Renovasi TMII direncanakan selesai sebelum Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu objek wisata populer di Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), mengumumkan penutupan sementara selama Ramadhan. Kabar ini disampaikan melalui sebuah unggahan di akun Instagram-nya, baru-baru ini.

"Halo sobat budaya di seluruh Nusantara! Mohon maaf kami tutup sementara dari tanggal 11 sampai dengan 29 April 2022 dalam rangka revitalisasi TMII," tulis pihaknya di keterangan unggahan. "Nantikan TMII yang jauh lebih menarik dengan beragam fasilitas dan hiburan . Sampai berjumpa lagi di lain kesempatan!"

Pengumuman revitalisasi sebenarnya telah diungkap sejak beberapa bulan lalu, yang mana proses ini ditargetkan selesai sebelum Oktober 2022. Terkait ini, Yori Antar, arsitek yang bertanggung jawab atas desain baru TMII, menyebut bahwa transformasi TMII bermaksud mengembalikan roh objek wisata itu sebagai "taman."

Artinya, ruang terbuka hijau dirancang lebih dominan di kawasan objek wisata di bilangan Jakarta Timur tersebut. Selain, ia juga menyisipkan unsur-unsur budaya Indonesia untuk seleras dengan identitas ikonis TMII.

"Desainnya akan memperkuat narasi 'The Ultimate Showcase of Indonesia,'" katanya dalam press tour di TMII, Jakarta, 26 Januari 2022.

Rancangan baru objek wisata ini, Yori menjelaskan, terbagi dalam empat bagian utama. Pertama, "Indonesia Klasik" yang didominasi nuansa elegan dan geometris di koridor utama. "Pedestrian (di pintu masuk utama TMII) akan dipindahkan ke tengah, sekarang kan masih di kanan kiri jalan," ia menuturkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Rancangan Visual Baru TMII

Visual baru TMII disebut akan menghormati kejayaan kerajaan masa lalu yang menginspirasi dunia, seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram. Karena itu, dominasi warnanya akan berupa terracotta dengan material serupa batu-batu candi.

"Tugu Api Pancasila juga akan direvitalisasi. Keramiknya diubah supaya kalau siang tidak terasa panas," ujarnya. "Di kanan-kirinya juga akan ditambah ruang teduh, karena biasanya di tempat ini masyarakat duduk-duduk."

Rancangan utama selanjutnya akan merombak area danau archipelago. Yori menyebut, dalam rancangannya, area ini akan didominasi material alam, seperti kayu dan batu. "Padahal ini main attraction, tapi selama ini terlewat begitu saja. Jadi, akan dilakukan penguatan," ia mengatakan.

Yori menyebut, selain perawatan yang membuat air danau nantinya bening, desain pulau-pulau juga akan dibuat lebih nyata. "Misalnya di Sumatra ada Bukti Barisan, itu harus kelihatan. Kemudian, gunung berapi mana yang masih aktif, bisa diberikan obor dan nantinya jadi pertunjukan 'ring of fire,'" jelasnya.

Akan ada banyak pertunjukan yang dijadwalkan di area ini, termasuk air mancur menari. Kawasan ini juga akan bebas kendaraan motor, hanya ada transportasi listrik untuk menjemput dan mengantar penunjung, pembuatan teras-teras untuk bersantai, fasilitas bangku di sana-sini, serta jogging track.

"Di sini (area danau dekat Istana Anak-Anak) nantinya akan ada panggung pertunjukan yang memanfaatkan teknolgi video mapping dan menghadap ke arah danau," Yori mengatakan.

3 dari 4 halaman

Penataan Ulang

Selain itu, disebutkan pula bahwa akan ada menara pandang yang desainnya terinspirasi dari keranjang anyaman khas Indonesia. Ia berkata, "Halte-halte (transportasi listrik) akan dibuat sangat simpel, fungsional, supaya anjungannya lebih terlihat."

Anjungan-anjungan yang mengelilingi danau archipelago juga nantinya ditata ulang, dengan meniadakan pagar pembatas. Ini, kata Yori, sebenarnya merupakan desain orisinal dari anjungan-anjungan di TMII.

"Sekarang ada bangunan-bangunan yang justru menutupi anjungan, itu akan dirapikan. Kemudian, anjungan-anjungan ini akan dibuat kembali menghadap ke danau, menegaskan bahwa danau archipelago merupakan atraksi utama di sini," ia menjelaskan.

Zona ketiganya adalah "Indonesia Kini," yang menurut Yori, akan memanfaatkan arsitektur modern, namun tetap berbasis budaya. "Terutama secara material," katanya.

Terakhir, "Jendela Dunia" di area Istana Anak-Anak yang didedikasikan sebagai "perspektif Indonesia melihat dunia," kata Yori. Implementasinya, kawasan ini akan dilengkapi ikon dunia, seperti Tembok Besar China, Patung Liberty, Menara Eiffel, dan Menara Pisa.

"Sementara di kawasan lain akan menggunakan tanaman endemik Indonesia, di 'Jendela Dunia' nanti diperbolehkan ada tanaman endemik dunia," ia menyebutkan.

4 dari 4 halaman

The Ultimate Showcase of Indonesia

Renovasi juga akan dilakukan di bagian interior Sasono Langen Budoyo yang bermaksud membuatnya "lebih terang dan ringan." "Museum Indonesia juga akan ditata dengan mempertahankan ukiran-ukiran luar biasa yang sudah ada," tuturnya.

Stasiun-stasiun monorail juga diolah bernuansa Indonesia modern, supaya tetap relevan dengan gagasan utama desain baru TMII. "Akan ada kawasan kuliner, gedung parkir, dan pusat komersial dengan desain bernuansa alam. Tidak hanya tanaman rambat, tapi ada pohon juga nantinya di sana," tuturnya.

Yori mengklaim bahwa dalam renovasi, tidak akan ada pohon yang ditebang. "Justru harus ditambahkan. Masa pohon sudah besar, dan mungkin butuh puluhan tahun untuk tumbuh, justru harus ditebang? Itu aset yang harus dipertahankan," tandasnya.

Kementerian Sekretariat Negara bersama PT. TWC telah meneken Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) TMII pada 1 Juli 2021. Sejak itu, pengelolaan objek wisata tersebut resmi diserahkan negara pada PT. TWC.

Direktur PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Edy Setijono, mengatakan, transformasi TMII tidak hanya dilakukan secara fisik, namun juga "diiringi aktivasi kegiatan budaya yang melibatkan steakholder." Ini, katanya, terutama anjungan yang akan disesuaikan formatnya.

"Taman Mini Indonesia Indah bisa jadi central hub untuk mengomunikasikan kekayaan budaya bangsa kita pada dunia," tuturnya. "Selain, sebagai gerbang tamu negara maupun wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, dalam mengenal Indonesia."

Renovasi TMII dipastikan Edy tidak membuatnya jadi kawasan eksklusif, melainkan inklusif. Jadi, TMII bisa menjalankan perannya dalam diplomasi budaya, sekaligus sebagai ruang terbuka yang memungkinkan kegiatan sosial berlangsung.