Sukses

Dukung Gerakan Indonesia Berkain, Karyawan Kemenparekraf Pakai Baju Daerah Tiap Selasa

Kemenparekraf merasa perlu ikut melestarikan kain agar tidak hilang ditelan zaman.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai usaha dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf untuk ikut melestarikan kebudayaan dan produk-produk Indonesia. Salah satunya dengan melestarikan penggunaan kain khas Indonesia.

Masyarakat Indonesia pada zaman dahulu menggunakan kain sebagai bawahan untuk pakaian sehari-hari. Namun, seiring perkembangan dunia fesyen di Indonesia, gerakan berkain semakin berkurang terutama di kalangan generasi Z dan milenial.

Untuk itu, Kemenparekraf merasa perlu ikut melestarikan kain agar tidak hilang ditelan zaman. "Salah satu yang saya biasakan dalam bekerja adalah selalu memperhatikan detail, tidak terkecuali soal fesyen. Setiap hari selasa saya mewajibkan semua pegawai dalam naungan @kemenparekraf.ri untuk mengenakan baju adat daerah," tulis Menparekraf Sandiaga Uno dalam unggahan di akun Instagramnya pada Rabu, 20 April 2022.

"Hal ini sebagai bentuk konkret dukungan kita bersama untuk melestarikan budaya, sekaligus membantu mempromosikan produk-produk ekraf daerah agar usaha mereka semakin maju, berkembang dan MEMBUKA PELUANG USAHA dan LAPANGAN KERJA bagi banyak orang," lanjutnya.

Karena itu, Sandiaga menambahkan, ia menyambut baik kolaborasi bersama @swaragembira, yang ikut melestarikan seni dan budaya Indonesia di kalangan milenial. Sehingga, anak-anak muda semakin mencintai budayanya dan ikut berperan aktif dalam Kebangkitan Ekonomi Nasional.

Sandiaga mendorong dunia usaha dan komunitas industri kreatif untuk terus berkarya dan saling berkolaborasi dalam melestarikan tradisi dan budaya Indonesia. Menurutnya upaya ini dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional paska pandemi Covid-19.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Indonesia Berkain

Di antaranya dapat dilihat dari kolaborasi kreatif yang dilakukan oleh Kemenparekraf bersama produsen serat viscose-rayon, Asia Pacific Rayon (APR) dan kelompok pecinta seni budaya, Swara Gembira.

Kolaborasi antarsektor ini diharapkan dapat semakin membumikan gerakan #IndonesiaBerkain. Kolaborasi tersebut menghasilkan karya kain batik tulis dengan motif terinspirasi dari Sirkuit Mandalika, di Nusa Tenggara Barat dan logo G20 yang akan berlangsung di Bali pada 2022 ini.

"Kain yang saya pakai ini adalah karya kreatif anak-anak muda Indonesia, yang tidak hanya melestarikan produk fesyen dengan tradisi khas Indonesia namun juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungannya," kata pria yang akrab disapa Sandi ini dalam Weekly Press Briefing di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Terima kasih untuk APR dan Swara Gembira yang ikut berkontribusi melestarikan tradisi dan budaya Indonesia ini," sambungnya. Sebagai informasi, kain berbahan serat rayon APR dikenal sebagai salah satu bahan pakaian yang mendukung keberlanjutan karena sifatnya yang terbarukan dan biodegradable.

3 dari 4 halaman

Produksi Serat Rayon

Tak hanya itu, produksi serat rayon ini juga mendukung kampanye #EverythingIndonesia karena bahan dasar untuk produk fesyen ini seluruhnya dihasilkan di Indonesia. Direktur APR Basrie Kamba berharap ajakan Menparekraf untuk #IndonesiaBerkain diharapkan semakin mendorong kebangkitan ekonomi Indonesia dengan melibatkan industri kreatif dan penciptaan lapangan kerja.

Basrie menambahkan dukungan APR untuk menggalakkan #IndonesiaBerkain akan terus berlanjut.Kegiatan selanjutnya adalah mendukung penyelenggaraan Pesta Wastra di Jakarta, Surabaya dan Bali pada tahun 2022 ini. Selain itu, APR juga siap mendukung serangkaian kegiatan selama G20 dan B20 berlangsung.

Kolaborasi ini juga disambut baik oleh Rifan Rahman selaku Direktur Swara Gembira. Selama ini Swara Gembira cukup gencar menpopulerkan kain di kalangan anak muda.

"Dengan berkain, generasia Indonesia bisa jadi desainer bagi diri mereka sendiri. Berkain itu jadi kampanye fashion yang paling sustainable. Laki-laki atau perempuaan yang gendut atau kurus juga tetap bisa menggunakan kain tanpa harus menyesuaikan size atau model dari kainnya," tutur Rifan.

4 dari 4 halaman

Kampanye Swara Gembira

Swara Gembira sendiri melakukan kampanye gerakan berkain yaitu pada tiga tahun lalu yang belum berdampak bagi masyarakat. Setelah mencoba terus menerus, Swara Gembira berhasil memboyong generasi milenial dan gen Z untuk memilih menggunakan kain saat beraktivitas sehari-hari.

Selain itu, ada dukungan dari figur publik, seniman, sekaligus kerabat terdekat yang kerap menjadi bintang tamu di kanal Swara Gembira. Dengan beragam dukungan itu ternyata membantu meramaikan kampanye memakai kain ini.

Swara Gembira pun berhasil memviralkan kampanye dengan movement yang berkelanjutan. Yang awalnya tabu, sekarang sudah mulai berani tampil percaya diri, seperti pergi ke mal atau tempat umum lainnya dengan memakai kain.

"Fokus Swara Gembira juga hanya generasi milenial dan Gen Z. Kami tidak berfokus untuk memperkenalkan kain ke orang dari negara lain karena kami tidak mau kalau kampanye berkain ini jadi terlalu eksotis atau segmented nantinya," terang Rifan.