Sukses

Cerita Akhir Pekan: Meninggalkan Rumah Tanpa Konsumsi Energi Berlebih Selama Lebaran

Agar Lebaran nyaman perlu konsumsi energi yang tidak berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta - Mudik Lebaran jadi momen penting bagi masyarakat untuk bersilaturahmi dengan sanak saudaranya di kampung halaman. Saat mudik perlu dipertimbangkan konsumsi energi agar tak berlebih.

"Ketika mudik itu salah satunya dari aspek safety. Misalnya, saklar-saklar yang tidak diperlukan dimatikan," ujar Ketua Pengurus Harian Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 23 April 2022.

Selain itu, aliran listril ke kulkas pun harus dicabut. Begitu juga dengan aliran listrik untuk AC yang biasa digunakan pun harus dicabut, tak terkecuali aliran untuk penanak nasi.

"Dengaan begitu, pemudik akan merasa lebih aman. Untuk pengeluaran biaya, saya kira justru tidak ada, karena semuanya tidak digunakan. Artinya, biaya listriknya tidak akan berlebih," kata Tulus.

Tulus menambahkan, umumnya mudik paling lama satu minggu. Mahalnya abodemen yang harus dikeluarkan karena biaya sebelum mudik.

"Selama tiga minggu, bisa saja pemakaian tinggi tinggi. Tapi bukan karena pengeluaran berlebih saat mudik," kata Tulus. Meski begitu, kata Tulus, bukan berarti ditinggal mudik, kemudian pengeluaran biayanya akan turun.

Ia menilai, pemakaian energi listrik justru meningkat saat Ramadhan. Mereka yang seharusnya tidur, tapi harus bangun sehingga menggunakan listrik, baik penerangan maupun memasak, dan lain-lain.

"Itu yang membuat tagihan listrik naik saat bulan puasa. Karena banyak aktivitas yang memerlukan listrik pada malam hari," imbuh Tulus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pengalaman Pribadi

Berdasarkan pengalamannya pribadi, Tulus mengungkapkan saat ia mudik di rumahnya yang dihidupkan lampu luar, bukan lampu dalam rumah. "Sementara listrik yang lainnya dimatikan," kata Tulus.

Tulus meminta kepada masyarakat yang tinggalkan rumah untuk mudik dalam waktu yang lama, maka semua aliran di rumah untuk dimatikan agar menghindari kebakaran.

"Itu dilakukan demi pertimbangan safety. Jangan sampai terjadi kebakaran. Beberapa kasus seperti itu sempat terjadi," ucap Tulus.

Secara logika, kebakaran itu terjadi karena listrik tidak dimatikan sehingga menimbulkan panas, korsleting, hingga terjadi kasus kebakaran. Oleh karena itu, masyarakat perlu diingatkan saat mudik agar mematikan energi listrik.

Hal yang  penting lain adalah melapor kepada tetangga atau saudara yang kebetulan tidak mudik. Mereka bisa membantu untuk mematikan lampu luar jika siang dan menghidupkan lampu jelang malam.

 

3 dari 4 halaman

Makanan Bergizi Seimbang

Mudik Lebaran yang sering kali melibatkan perjalanan jauh tentu perlu persiapan matang. Bukan hanya mempersiapkan tiket atau kendaraan yang akan digunakan, melainkan juga fisik. Seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik Diana F. Suganda, mudik membutuhkan lebih banyak energi ketimbang aktivitas harian lain.

"Selama perjalanan mudik, Anda akan menempuh waktu yang cukup panjang, sehingga menguras tenaga Anda. Agar tubuh tetap bertenaga dan fit maka sebaiknya jagalah kesehatan sebelum mudik dengan beristirahat yang cukup serta konsumsi makanan yang bergizi dan sehat," tutur Diana dalam keterangan tertulis, seperti diberitakan kanal Ramadan Liputan6.com

Selain itu, dr Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK mengatakan suasana puasa Ramadhan, pastikan untuk makan sahur dengan gizi seimbang. Ia mencontohkan, konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang atau roti gandum sebagai sumber energi. Pastikan lengkapi dengan protein hewani seperti ayam, daging, ikan dan telur, juga dengan protein nabati seperti tahu dan tempe.

4 dari 4 halaman

Makanan Utama dan Selingan

Selain itu, kata Dian, Anda perlu menyediakan bekal makanan dan minuman selama di perjalanan karena kadang Anda terpaksa harus berbuka di jalan. Oleh karena itu, pemudik perlu bawa bekal berupa makanan utama dan selingan secukupnya.

"Tidak masalah jika menu lauk bekalnya seperti makan sahur di pagi harinya, dan Anda bisa membawa buah-buahan seperti kurma serta susu sebagai penambah energi," kata Dian.

Susu mengandung makronutrien dan mikronutrien yang diperlukan tubuh. Susu segar mengandung protein, kalsium, fosfor, dan vitamin D yang baik untuk kekuatan tulang dan otot.

Susu juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin A, vitamin E, seng, dan selenium yang berfungsi sebagai antioksidan dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Selain susu, kurma juga merupakan salah satu makanan pilihan selama menjalankan puasa.

Â