Liputan6.com, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman meluncurkan proyek perluasan Masjid Quba yang terletak di pinggiran Kota Madinah. Proyek perluasan itu digadang-gadang sebagai yang terbesar dalam sejarah masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad.
Masjid Quba ditargetkan akan berukuran 50.000 meter persegi, atau 10 kali lebih besar dari ukurannya saat ini. Dengan begitu, masjid diharapkan mampu menampung 66.000 jemaah secara bersamaan.
Dikutip dari laman berita.mediacorp.sg, Senin (25/4/2022), di bawah proyek tersebut, bangunan Masjid Quba nantinya akan terhubung ke halaman tertutup di empat sisi yang bisa difungsikan sebagai ruang salat tambahan. Selain itu, masjid itu juga akan dilengkapi berbagai sistem yang dapat meningkatkan efisiensinya.
Advertisement
Proyek perluasan Masjid Quba juga mencakup pengembangan dan restorasi situs bersejarah di sekitarnya. Ini termasuk sumur, pertanian, kebun, serta penghubung tempat tiga jalan yang sering dilalui Nabi Muhammad SAW.
Putra Mahkota Mohammad mengatakan selain menampung lebih banyak peziarah, proyek tersebut ingin menyoroti pentingnya Masjid Quba dalam Islam, mengabadikan fitur sejarahnya serta melestarikan arsitektur lama dan sifat perkotaan daerah tersebut. Menurut dia, proyek perluasan tersebut merupakan bagian dari Visi Arab Saudi 2030 yang mencakup memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji dan umrah serta kualitas hidup masyarakat.
Dikutip dari laman theculturetrip, Masjid Quba didirikan di Madinah pada 622 Masehi. Ini merupakan mesjid pertama yang yang secara akurat diketahui tahun pendiriannya dan dideskripsikan dalam Al-Qur'an sebagai masjid pertama yang dibangun di atas ketakwaan. Masjid itu juga dipercaya menjadi tempat pertama Shalat Jumat dilaksanakan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sejarah Masjid Quba
Dikutip dari laman Zamzam.com, Masjid Quba didirikan sekitar enam kilometer dari Desa Quba. Masjid itu didirikan setelah Nabi Muhammad dan orang-orang beriman kembali dari Mekah setelah memenangkan peperangan pada abad ke-7.
Dalam sejarah disebut, Quba awalnya adalah rumah bagi suku Bani Amr bin Auf. Nabi singgah di rumah Bani Amr bin Auf sebelum memerintahkan pendirian masjid di tempat itu. Nabi pula yang meletakkan batu pertama pembangunan masjid.
Masjid ini diyakini sebagai tempat yang diberkahi karena unta betina miliki Nabi berlutut di sini untuk meminum air dari sumur milik Hazrat Abu Ayyub Al-Ansari. Nabi Muhammad juga sering tinggal di sini selama 3--4 hari bersama Abu Bakar selama periode hijrah.
Nabi disebut biasa mendatangi Masjid Quba setiap Sabtu baik dengan berjalan kaki atau mengendarai unta, untuk mendirikan shalat dua rakaat. Nabi berkata, "Shalat di Masjid Quba seperti melakukan umrah." (HR. Turmudzi). Itu berarti orang yang mendatangi masjid itu dalam rangka melaksanakan ibadah umrah, akan mendapatkan pahala umrah yang berlipat ganda.
Masjid Quba merupakan masjid pertama dalam sejarah Islam. Masjid ini diberi nama sesuai dengan nama desa tempat masjid itu berdiri. Kini, desa tersebut sudah menjadi bagian dari Kota Madinah.
Advertisement
Arsitektur Masjid
Masjid Quba pernah mengalami renovasi besar-besaran sekali dan diikuti beberapa renovasi tambahan. Renovasi terakhir dilaksanakan pada 1986. Saat ini, masjid itu memiliki ruang sholat berbentuk persegi panjang di lantai dua yang menghubungkan ke beberapa perpustakaan, kantor, toko, dan lain-lain.
Masjid memiliki tujuh pintu masuk utama dan 12 pintu masuk kecil dengan empat puntu yang paralel ke menara. Terdapat 56 kubah mini yang mengelilingi masjid dan berfungsi sebagai perimeter.
Halamannya terbuat dari marmer hitam, merah, dan putih. Mimbar dan mihrab menggunakan marmer putih. Sementara menara ditempatkan di lapangan berbentuk persegi delapan, bentuknya melingkar hingga ke puncak.
Ruang sholat berada di sekitar halaman tengah yang dikelilingi enam kubah besar yang bertumpu pada tiang-tiang yang berkelompok. Terdapat serambil yang memiliki bentuk melengkung ke dalam. Lekukan itu membatasi halaman timur dan barat serta memisahkan ruang sholat pria dan wanita. Ruang sholat wanita dibagi lagi menjadi dua.
Sejarah Renovasi
Renovasi pertama Masjid Quba dilakukan oleh Khalifah Usman bin Affan. Sementara, menara pertama dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz, khalifah Umayyah ke-8.
Pada 453 Hijriyah, masjid direnovasi oleh Abu Yali Al-Husaini, yang menambahkan mihrab. Perubahan berikutnya dilakukan oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani, seorang penyair Muslim terkenal, pada 555 H. Masjid terus mengalami perubahan, yakni pada 671 H, 733 H, 840 H, dan 881 H. Renovasi kemudian dilakukan pada 1245 H oleh penguasa Ottoman, Sultan Abdul Majid.
Saat ini, Masjid Quba berada di bawah kendali rezim Saudi yang dipimpin oleh raja yang berkuasa, Salman bin Abdulaziz Al Saud. Masjid dikelola oleh Kementerian Urusan Haji, yang mengurus pemeliharaan dan renovasi yang diperlukan pada struktur.
Masjid ini diperluas dengan mencakup beberapa daerah baru pada 986, di bawah pemerintahan mendiang Raja Fahd bin Abdulaziz. Struktur modern dilengkapi dengan fasilitas mutakhir, tiga unit pendingin sentral, dan memiliki luas total untuk menampung lebih dari 20.000 jamaah.
Advertisement