Sukses

Bali Jadi Destinasi dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia, Minat Wisata ke Indonesia Naik 94 Persen

Menurut Google, Bali merupakan destinasi wisata dengan pertumbuhan tercepat. Sementara Kuta dan Ubud mencatat tingkat penelusuran paling tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Bali Jadi destinasi wisata dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia, Minat wisata ke Indonesia Naik 94 Persen. Dunia pariwisata Indonesia saat ini mulai bangkit kembali.

Melalui Google kita bisa mengetahui negara, daerah atau kota apa saja yang banyak diminati wisatawan. Berbagai data tentang travel atau wisata pun diungkap oleh Google.

Analisis penelusuran Google terkait perjalanan wisata mengungkapkan bahwa sejak dicabutnya kebijakan pembatasan perjalanan dan karantina pada Maret 2022,  minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia naik hingga 94 persen dari yang dicapai pada 2019.

Dalam keterangan tertulis Google Indonesia yang diterima Liputan6.com, secara global, Bali merupakan destinasi dengan pertumbuhan tercepat. Sementara Kuta dan Ubud, menjadi destinasi yang mencatat tingkat penelusuran paling tinggi.

Sebagian besar peminat berasal dari Australia, Amerika Serikat, India, Inggris, dan Singapura. Pencarian untuk pariwisata outbound dari Indonesia mencapai hampir 70 persen dari posisi di tahun 2019 sebelum merebaknya pandemi.

Singapura, Paris, Kuala Lumpur, Dubai, dan Sydney adalah lima destinasi wisata teratas yang paling banyak dicari. Penelusuran untuk "vacation rentals" melonjak 1.400 persen dari Maret 2021 hingga Maret 2022. Hal ini menunjukkan potensi terjadinya masa kunjungan yang lebih lama di luar negeri dan preferensi terhadap akomodasi yang lebih eksklusif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Bali

Sedangkan dalam penelusuran untuk "asuransi perjalanan" selama periode satu tahun yang sama meningkat hingga 78 persen yang menunjukkan adanya keinginan wisatawan untuk tetap terlindungi dari setiap insiden tak terduga.

Sektor pariwisata sangat terdampak akibat pandemi COVID-19. Sebelum pandemi ini terjadi, Asia Tenggara merupakan salah satu destinasi wisata yang paling populer di Dunia

Pada 2021 kunjungan turis asing ke Asia Tenggara turun hingga 98 persen, dan 4,7 juta orang kehilangan pekerjaannya. Kini, pada Maret 2022 negara-negara di Asia Tenggara mulai melakukan pembukaan besar-besaran. Jika dibandingkan saat pandemi COVID-19, permintaan pariwisata ke Asia Tenggara mulai meningkat hingga 97 persen.

Untuk wisatawan domestik, di bulan Maret penelusuran terkait perjalanan wisata 16 persen lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama di tahun 2019. Selama satu tahun terakhir, dari Maret 2021 hingga Maret 2022:

1. Penelusuran terkait bus wisata meningkat 45 persen

2. Penelusuran terkait Bali meningkat 152 persen

3. Penelusuran untuk "staycations" meningkat 33 persen

Bali memang masih menjadi tempat wisata atau liburan favorit banyak orang, baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Hal itu terlihat dari kateori pertumbuhan permintaan tempat wisata. Perubahan dalam tujuan perjalanan dapat berkisar dari lambat hingga cepat tergantung peraturan.

3 dari 4 halaman

Kuta Selatan

Kuta Selatan berada di peringkat teratas dengan pertumbuhan 25 persen sampai 50 persen di masa pandemi ini. Berikut 10 tempat atau daerah di Indonesia yang mengalami pertumbuhan permintaan tertinggi.

1. Kuta Selatan

2. Kuta

3. Ubud

4. Kuta Utara

5. Kota Denpasar

6. Surabaya

7. Batam

8. Mataram

9. Jakarta

10. Semarang

Di sisi lain, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berusaha mendorong minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata alternatif. Salah satunya adalah desa wisata.

Semua provinsi di Indonesia, termasuk Bali mempunyai desa wisata. Menurut Kemenparekraf dalam Weekly Press Briefing pada 25 April 2022, untuk menjadikan sebuah desa wisata menarik dikunjungi wisatawan terdapat beberapa poin penting dalam inovasi-adaptasi-kolaborasi, antara lain:

1. Mengembangkan daya tarik potensial yang ada di desa wisata, tidak hanya mengandalkan daya tarik alam saja, tetapi juga dapat mengandalkan daya tarik budaya kearifan lokal, daya tarik buatan dandaya tarik produk ekonomi kreatif desa wisata.

2. Menggali potensi produk ekonomi kreatif khususnya UMKM sebagai suvenir (terutama kuliner, fesyen, dan kriya) yang dikemas secara menarik untuk mempromosikan produk ekonomi kreatif desa wisata.

4 dari 4 halaman

Kenyamanan Wisatawan