Liputan6.com, Jakarta - Humbang Hasundutan, disingkat Humbahas, adalah sebuah kabupaten di Sumatra Utara, Indonesia. Dibentuk pada 28 Juli 2003, kabupaten ini mempunyai luas wilayah 2.335,33 km persegi dengan ibu kota Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl.
Menurut data Sensus Penduduk 2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa, dan pada akhir 2020, penduduknya berjumlah 197.751 jiwa. Moto daerah kabupaten ini adalah Bona Pasogit Nauli yang dalam bahasa Batak Toba berarti "Kampung halaman kita yang indah".
Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 kecamatan, satu kelurahan, dan 153 desa. Secara topografi, wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki sifat muka tanah bergelombang dan berbukit dengan ketinggian antara 330–2075 mdpl.
Advertisement
Baca Juga
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Humbang Hasundutan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Humbang Hasundutan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1.Suku dan Bahasa
Mayoritas penduduk kabupaten Humbang Hasundutan merupakan suku Batak Toba. Sementara, sebagian kecil merupakan suku terdekat Batak Toba, yakni Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Angkola dan Batak Pakpak. Ada pula sebagian kecil suku Aceh, Jawa, Minangkabau dan Indonesia, yang banyak terdapat di Dolok Sanggul, Tarabintang, dan Pakkat.
Batak Toba yang merupakan suku asli dan dominan di Kabupaten Humbang Hasundutan, memengaruhi pada bahasa komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Batak Toba adalah bahasa utama yang digunakan oleh penduduk Humbang Hasundutan, selain Bahasa Indonesia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Kopi Humbang
Kabupaten Humbang Hasundutan, sebuah kawasan di dataran tinggi di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara adalah salah satu wilayah penghasil kopi di Indonesia. Selain karena memiliki suhu udara berkisar antara 17-29 derajat Celcius dan berada di ketinggian 1000-1400 mdpl, wilayah ini didukung dengan jenis tanah yang sangat cocok untuk perkebunan kopi.
Kopi Arabica dari Humbang Hasundutan dinilai punya keunggulan kualitas berupa aroma dan cita rasanya. Karenanya, kopi ini menjadi salah satu kopi terbaik di Indonesia.
Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani dan kopi merupakan komoditas pertanian terbesar mereka. Luas perkebunan kopi mencapai 48,45 persen luas lahan pertanian dan perkebunan di Humbahas.
Kopi yang dihasilkan petani daerah itu berkualitas ekspor. Permintaan dari beberapa negara di Amerika dan Eropa serta Asia semakin tinggi dan membuat kopi Humbang semakin mendunia. Amerika Serikat, Jerman, Taiwan dan Jepang termasuk negara-negara tujuan utama ekspor kopi Humbang.
Advertisement
3. Pohon Macadamia
Pohon macadamia banyak dijumpai di Humbahas. Selain untuk pelestarian lingkungan, macadamia juga bernilai ekonomi tinggi. Pohon ini menghasilkan buah setelah 6 hingga 7 tahun, terkadang sampai 10 hingga 15 tahun. Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif akan berbuah lebih awal dan tanaman berbunga selama 3 sampai 12 bulan.
Macadamia cocok sebagai tanaman diversifikasi pada kebun kopi arabika dengan ketinggian lebih dari 700 mdpl. Manfaat tanaman macadamia pada lereng-lereng pegunungan yang rawan erosi adalah dapat mencegah terjadinya longsor, membantu menjaga kelestarian lingkungan, serta berfungsi sebagai pelindung angin pada pertanaman kopi arabika, jeruk, dan tanaman semusim.
Salah satu jenis macadamia adalah integrifolia. Jenis ini terkenal sebagai penghasil kacang yang bernilai ekonomi tinggi. Jika sudah matang, kacang macadamia bisa dijual dengan harga yang lebih mahal dan merupakan produk ekspor.
4. Kain Humbang
Nonita Respati, pendiri label fesyen Purana dan desainer Windy Chandra yang berkolaborasi dengan Humbang Kriya, menciptakan busana ready to wear bertema “Laboring Love, Weaving Hope” yang tidak hanya bergaya, namun juga ramah lingkungan. Kedua desainer itu memamerkan rancangan mereka dalam peragaan busana yang menjadi bagian dari pagelaran Jakarta Fashion Week 2020.
Koleksi pakaian yang terdiri dari 34 tampilan dari Purana, dan 14 tampilan dari Windy Chandra. Semuanya terbuat dari empat jenis kain produksi Humbang Kriya, yaitu Humbang Shibori, Humbang Batik, Tenun Songket Humbang dan Humbang EcoPrint.
Humbang Kriya binaan Rumah Kreatif Sinar Mas tersebut merangkul pengrajin kain dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, menggunakan bahan dasar alami seperti katun, linen dan sutra. Sedangkan, pewarna kain yang digunakan berasal dari kulit biji kopi, kulit jengkol, kayu meranti sisa pembuatan mebel, kulit kayu putih, daun jati, tanaman hisik-hisik, dan sanduduk.
Advertisement
5.Wisata Humbang Hasundutan
Humbang Hasundutan terkenal dengan daerah perbukitan yang menyimpat banyak sekali tempat wisata alam nan indah. Salah satunya adalah Geosite Sipinsur yang berada di Parulohan, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan. Anda bisa melakukan aktivitas outbond dan menikmati indahnya pegunungan yang dihiasi hutan pinus yang lebat.
Anda bisa piknik sambil menyantap makanan yang dibawa dari rumah bersama keluarga di Geosite Sipinsur. Ada pula Air Terjun Simolap yang terdiri dari tujuh tingkatan. Di sekelilingnya dihiasi hutan lebat yang masih sangat asri. Jika datang ke sini, Anda pasti akan disajikan pemandangan alam yang spektakuler.
Berlokasi di Sibongkare, Kecamatan Tara bintang, Air Terjun Simolap ini lebih indah jika dilihat dari ketinggian. Selain itu ada Pulau Simamora yang memiliki pemandangan matahari terbit. Pulau Simamora menawarkan panorama alam yang indah nan romantis dari atas danau.
Pulau kecil ini berada di Desa Tipang, Bukit Raja. Destinasi wisata menarik lainnya adalah Air Terjun Pollung, Air Terjun Janji, Air Terjun Simamora, Tombak Sulusulu, Istana Sisingamangaraja, Pemandian Aek Sitio-tio, dan Aek Sipangolu Bakkara.
6. Kuliner Khas Humbang Hasundutan
Bagi beberapa orang, nama kabupaten ini mungkin terdengar asing. Padahal, Humbang Hasundutan memiliki beragam jenis kuliner yang unik dan menarik.
Salah satunya adalah Rendang Daging Kuda yang tak jauh berbeda dengan rendang daging sapi. Agar memperoleh tekstur daging yang empuk dan mudah dikonsumsi serta cita rasa gurih yang khas, daging kuda harus dimasak dalam waktu yang terbilang cukup lama. Biasanya makanan ini disajikan bersama sup daging kuda.
Selain itu, ada Namiura yang terbuat dari ikan mas atau ikan mujair. Proses pengolahan hidangan ini terbilang cukup unik karena ikannya tak dimasak, serupa sashimi di Jepang.
Ikan yang telah dibersihkan kemudian dibelah menjadi dua bagian. Lalu, ikan digarami dan direndam dalam asam jungga untuk menghilangkan bau amisnya. Setelah disimpan semalaman, ikan tersebut disiram dengan bumbu kuning. Kuliner khas lainnya ada Sambal Andaliman, Ayam Napinadar, Daun Ubi Tumbuk, Lomok-Lomok, dan Keripik Andaliman.
Advertisement