Sukses

Inovasi Serat Ramah Lingkungan untuk Pakaian Luar Ruang

Merek serat Tencel luncurkan koleksi kain Tree Climate untuk pakaian luar ruang dengan material berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta - Terobosan yang mengusung konsep keberlanjutan diterapkan dalam berbagai hal, tidak terkecuali fesyen. Salah satunya dihadirkan melalui inovasi serat ramah lingkungan untuk pakaian luar ruang.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, koleksi kain Tree Climate dari Tencel mendefinisikan kembali arti keberlanjutan melalui kain yang fungsional untuk aktivitas luar ruang dengan manajemen kelembapan, sirkulasi udara yang optimal, dan pengurangan jejak karbon.

Produsen serat khusus berbahan dasar kayu, Lenzing, merilis koleksi kain kain Tree Climate dari Tencel. Ini dikurasi oleh inovator kain untuk pakaian luar ruang, David Parkes dan Marco Weichert, pada perhelatan Performance Days di Munich, beberapa waktu lalu.

Koleksi ini menyuguhkan beragam kain untuk lapisan dasar, tengah, dan luar yang menawarkan material berbahan dasar kayu untuk produksi pakaian outdoor. Koleksi yang berlapis ini mewujudkan terciptanya material bebas bahan sintetis sebagai solusi untuk cuaca yang berubah-ubah.

Dampak lingkungan dari serat ini diklaim jadi salah satu yang paling rendah di antara semua bahan menurut indeks Higg Materials Sustainability, sebuah instrumen di industri tekstil untuk mengukur dan mengomunikasikan dampak lingkungan dari bahan pakaian. Selain manfaat keberlanjutan, koleksi ini menggambarkan keserbagunaan serat TENCELTM Lyocell dalam aplikasi pakaian luar ruang yang fungsional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Dapat Terurai di Alam

Ketahanan terhadap angin dan air, dengan sirkulasi udara yang optimal dan pengaturan suhu, membuat kain ini dinilai ideal untuk pecinta olahraga outdoor. Serat yang lembut di kulit juga menyatu secara apik dengan serat alami seperti wol dan rami.

Senior Manager of Global Business Development Active Sportswear di Lenzing, Andreas Gürtler, menyebut pihaknya bangga bisa bekerja sama dengan kurator ternama Parkes dan Weichert dalam menggagas inovasi bahan berkelanjutan tersebut. Serat ini, lebih lanjut dijelaskan, dapat terurai kembali ke alam.

"Dikombinasikan dengan serat carbon-zero, koleksi kain ini siap membawa perubahan positif untuk pakaian aktivitas outdoor dan lingkungan," ungkapnya.

Pencinta alam memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Sumber dan dampak lingkungan pada akhir siklus penggunaan suatu produk sering kali jadi topik utama yang dekat dengan hati mereka ketika memilih pakaian untuk menunjang kegiatan luar ruang.

3 dari 4 halaman

Ramah Lingkungan

Melalui kolaborasi dan inovasi dengan ahli yang inspiratif, Lenzing menjanjikan performa bagus dari bahan berasal dari serat kayu tersebut untuk digunakan pada pakaian luar ruang. Sinergi ini sekaligus memastikan dampak lingkungan yang positif.

"Keberlanjutan telah menjadi syarat minimum untuk pasar perlengkapan outdoor. Industri ini membutuhkan serat yang tidak memengaruhi iklim, berbasis alam, dan memiliki fungsi dari sumber alami tersebut," kata Marco Weichert, founder Performance Days, sekaligus CEO Weichert Agencies.

Weichert melanjutkan Lenzing menyediakan beberapa dari serat terbaik untuk "pasar yang aktif" dengan koleksi Tencel Tree Climate. Koleksi ini menawarkan serat yang berbasis alam dan mampu terurai dengan atribut fungsi, seperti kontrol iklim dan manajemen kelembapan.

"Saya sangat senang bahwa saya mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan koleksi ini dan saya yakin (pemasaran) koleksi ini akan berjalan dengan baik," terangnya.

Founder, sekaligus CEO of Concept III David Parkes menyampaikan pakaian yang menunjang performa luar ruangan mendefinisikan produknya melalui tekstil yang inovatif dan praktis, dan konsumen telah mengakui hal ini selama beberapa dekade.

4 dari 4 halaman

Keberlanjutan Tekstil

Produk ini disebut-sebut jadi pemimpin dalam pengembangan tekstil, dan telah mengambil peran dengan akuntabilitas dalam keberlanjutan tekstil dan kesadaran lingkungan.

"Saya terinspirasi dengan keberlanjutan generasi serat Tencel saat ini, serta estetikanya yang menarik, karakteristik termal, serta kenyamanan yang luar biasa," ungkapnya.

Sementara itu di kesempatan berbeda, CEO M Bloc Space Handoko Hendroyono mengungkap betapa relevan wastra Indonesia, termasuk tenun, dengan tren fesyen berkelanjutan yang tengah digaungkan industri mode dunia.

"Berpikir sustainable, berarti berpikir dampak," katanya dalam webinar Pelestarian Budaya Tenun Melalui Bisnis Fesyen, 7 September 2021.

Metode pembuatan kain tenun sendiri secara otomatis mengurangi jejak karbon karena semua prosesnya dikerjakan langsung tangan tangan. "Bicara sustainability, Indonesia juaranya," kata desainer Didiet Maulana di momen tersebut.

Karena itu, tinggal bagaimana bisa menggelorakan pasar fesyen ramah lingkungan dengan sama-sama bertanggung jawab. Dari segi produsen, mempertahankan, bahkan menambah penggunaan bahan-bahan alami, sementara konsumen secara konsisten mendukung jejak pengerjaan yang etis.

Handoko menyebut bahwa fesyen berkelanjutan juga tentang keberpihakan pada lokalitas. Artinya, mulai membeli dari komunitas sekitar. Dengan begitu, jejak karbon karena perjalanan bisa lebih dikurangi.