Sukses

Seorang Pria Pesan Makan Malam untuk 8 Orang, Ternyata untuk Dimakan Sendiri

Seorang pria sengaja memesan makan malam untuk delapan orang sambil menunggu keluarganya, tapi ternyata ia makan sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang, makan malam bersama keluarga terkadang dianggap sebagai hal yang berulang, biasa-biasa saja, atau bahkan tugas sehari-hari. Namun, pria Malaysia ini tampaknya tidak menerima begitu saja setelah terlihat melakukan semacam 'makan bersama keluarga' di sebuah restoran.

Pengguna Facebook Zupi Bakhtiar, yang berada di restoran yang sama malam itu, mengunggah apa yang dilihatnya di jejaring sosial pada 18 Maret 2022. Kisah tersebut menjadi sorotan pada Senin, 25 April 2022, ketika stasiun radio Malaysia Zayan mengunggah tentang hal itu, mengumpulkan 255 komentar dan 1.000 dibagikan pada saat berita ditulis, dikutip dari laman AsiaOne, Sabtu, 30 April 2022.

Keluarga Zupi telah tiba di restoran pada pukul 22.30 dan setelah memesan makanan, dia melihat pria tua itu dari jauh. Pria tua dengan atasan abu-abu terlihat menata kursi, piring, dan peralatan makan di sekitar tempat makannya.

"Pada saat itu, saya tidak memikirkannya. Tetapi setelah beberapa saat, itu menjadi sedikit lebih aneh karena dia dengan hati-hati mengatur ulang posisi kursi dan piring secara teratur," tulis unggahan tersebut.

Pengunjung lain mulai memperhatikan tindakan aneh pria tua itu juga. Zupi kemudian berbicara kepada seorang pelayan dan diberi tahu bahwa lelaki tua itu adalah pelanggan tetapnya.

Dia datang ke restoran itu dua sampai tiga kali seminggu. Ia akan pesan makanan untuk delapan orang setiap kali datang. Dia akan membayar penuh dan jika ada sisa, dia akan memintanya untuk dibungkus, kata pelayan itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Istri Menangis

Dalam unggahannya, Zupi mengatakan: "Kami tidak tahu apakah keluarganya masih hidup atau tidak. Saat itulah istri saya mulai menangis. Anak-anak saya juga sedih."

Itu mencapai titik di mana anak-anaknya harus menghibur istrinya. Beberapa warganet ikut bersedih, dengan seorang warganet pun berbagi pengalaman yang agak mirip.

"Sejak ayah saya meninggal, saya menyiapkan satu set hidangan untuknya untuk makan malam reuni Tahun Baru Imlek pertama. Saya tahu orang pasti mengira saya sakit jiwa, tapi saya benar-benar tidak bisa makan tanpa dia. Saya hanya melakukannya sekali. dan setelah itu penyakit mental saya membaik. Seiring waktu, saya hanya berhenti memikirkan ayah," pengguna Facebook berbagi.

Warganet yang lain memiliki pandangan yang berbeda tentang apakah disarankan untuk mendekati pria tua itu. Seorang warganet berkata: "[Saya akan] rela [untuk] membayar semua delapan kali makan dan memberinya waktu saya jika makan di bukan masalah. untuk saya".

Namun, Zupi mengatakan kepada media bahwa dia berharap warganet tidak akan mengganggu pria itu dan membiarkannya makan dengan tenang. Dia meminta agar lokasi restoran dirahasiakan untuk menghormati pria tua itu.

3 dari 4 halaman

Ikut Simpati

Adegan aneh awalnya menarik tatapan penasaran dari pengunjung lain, tetapi setelah direnungkan lebih lanjut, semua pikiran yang mengucilkan dan mengejek perilaku aneh itu berubah menjadi simpati, dikutip dari laman mothership.sg.

Disimpulkan bahwa pria itu mungkin kehilangan keluarganya dan ini adalah satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali momen makan bersama mereka saat mereka tidak ada. Keadaan seputar mengapa pria itu memesan makanan yang cukup untuk keluarga besar hanya untuk makan sendirian masih belum diketahui.

"Hanya dia yang makan. Dia melakukan ini sepanjang waktu dengan memesan delapan porsi makanan dan minuman. Dia bilang dia makan bersama keluarganya, tapi kita tidak tahu apakah mereka masih hidup,” kata seorang karyawan restoran itu.

Pengunggah peristiwa itu di Facebook berspekulasi jika pria itu memiliki gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Namun, ia menegaskan bahwa dia tampak berpakaian bagus, mengenakan masker wajah, dan punya uang untuk membayar semuanya.

4 dari 4 halaman

Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perfeksionisme, keteraturan, dan kerapian yang ekstrem. Orang dengan OCPD juga akan merasa sangat perlu untuk memaksakan standar mereka sendiri di lingkungan luar mereka, dikutip dari Healthline.

Orang dengan OCPD memiliki karakteristik sebagai berikut mereka merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan mereka. Selain itu, mereka mengalami kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan dekat dengan orang lain.

Di samping itu OCPD merupakan pekerja keras, tetapi obsesi mereka terhadap kesempurnaan dapat membuat mereka tidak efisien. Mereka sering merasa benar, marah, dan marah. Mereka sering menghadapi isolasi sosial. Mereka bisa mengalami kecemasan hingga terjadi depresi.

Penyebab pasti OCPD belum diketahui. Seperti banyak aspek OCPD, penyebabnya belum diketahui. Namun, OCPD dapat disebabkan oleh kombinasi genetika dan pengalaman masa kecil.