Liputan6.com, Jakarta - Cara Delevigne punya cara unik untuk menarik perhatian di karpet merah Met Gala 2022 yang bertabur bintang. Supermodel berdarah Inggris itu nekad membuka tailored jacket berwarna merah keluaran Dior Haute Couture saat kamera puluhan fotografer menyorotnya.
Cara memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang telanjang dicat keemasan. Dia tak mengenakan apa-apa selain perhiasan emas yang melingkari sebagian tubuhnya dan penutup puting payudara berwarna emas di balik jaket itu.Â
Advertisement
Baca Juga
Sebagian kulitnya terekspos, termasuk psoriasis yang terlihat di siku lengannya. Bintang berusia 29 tahun itu membiarkan kulit memerah dan mengelupas tanpa dicat untuk mencegah iritasi lanjutan. Aksinya itu diapresiasi para fansnya di media sosial.
"Melihat (Delevigne) merangkul psoriasisnya di Met Gala benar-benar membuatku emosional. Gadis itu benar-benar memiliki psoriasis," komentar seorang warganet, dikutip dari laman Page Six, Jumat (6/5/2022).
"Menunjukkan kepada orang-orang dengan psoriasis bahwa tak ada yang perlu dipermalukan karena itu," sambung yang lain.
Meskipun pemeran film Suicide Squad itu belum mengatakan apapu secara terbuka tentang penampilan bertema glamor emas pada malam itu, dia pernah membicarakan psoriasis yang diidapnya dan bagaimana hal itu memengaruhi karirnya modelingnya.
"Saya tidak melakukan pekerjaan mode lagi setelah (mengidap) psoriasis dan hal-hal seperti itu," katanya kepada The Times pada 2015, seraya menyinggung tekanan industri memicu masalah kulit itu.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hadapi Stigma
Kini, ia kembali ke dunia modeling, tetapi pandangan orang tidak selalu ramah padanya karena kondisi kulitnya. "Orang-orang akan mengenakan sarung tangan dan tidak mau menyentuhku karena mereka pikir iitu seperti kusta atau semacamnya," ucap Cara dalam sebuah wawancara.
Dikutip dari kanal Health Liputan6.com, psoriasis diidentifikasi sebagai masalah kulit yang kondisinya ditandai dengan kemunculan bercak atau ruam pada kulit. Biasanya ruam muncul di daerah kulit kepala, siku, punggung, dan lutut. Kondisi tersebutlah yang dinilai dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Kondisi kulit yang nampak tersebut seringkali membuat orang justru meledek atau bahkan menjauhi pasien psoriasis. Padahal, psoriasis bukanlah penyakit yang dapat menular.
"Psoriasis dapat menular itu sebuah mitos. Ini merupakan kondisi autoimun di mana sistem kekebalan yang merespons secara tidak tepat dan berpengaruh pada sel-sel di kulit," ujar Kepala Eksekutif Psoriasis and Psoriatic Arthritis Alliance UK, David Chandler, dikutip dari Medical News Today.
Bahkan, psoriasis juga tidak bisa didapatkan lewat kontak langsung atau cairan tubuh. Seperti berbagi makanan atau minuman, misalnya.
Advertisement
Perubahan Struktur
David menjelaskan, psoriasis bukanlah sekadar kondisi kulit yang mengering. Orang dengan psoriasis memiliki struktur kulit yang berubah dengan lebih cepat. "Pergantian kulit umumnya terjadi setiap 28 hari, namun pada orang dengan psoriasis bisa sesingkat 4-5 hari," kata David.
Siklus perputaran kulit yang singkat itulah yang membuat sel-sel pada kulit dianggap belum matang. Akibatnya, terjadi penumpukan pada kulit yang menimbulkan ruam, bercak, hingga tampak seperti bersisik.
"Pembuluh darah juga berubah dan bergerak lebih dekat ke permukaan, yang jika digaruk, berdarah, menjadi sangat merah dan sakit pada area tersebut," ujar David.
Dalam beberapa kasus, psoriasis bisa menyebabkan kulit pecah hingga berdarah. Kondisi itu juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari apabila muncul pada bagian tangan dan kaki. "Psoriasis pada bagian selangkangan atau bokong juga dapat membuat duduk bahkan buang air besar dan kecil terasa menyakitkan," ujar Dominic.
Â
Penanganan
Psoriasis adalah kondisi kronis yang berlangsung seumur hidup. Karena itu, seseorang mungkin perlu mengunjungi dokter mereka untuk mengubah rencana perawatan dari waktu ke waktu.
Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara total. Psoriasis hanya dapat diobati dan dirawat dengan resep dari dokter.
Meskipun hingga saat ini belum ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan, psoriasis tetap bisa ditangani untuk dapat mengurangi gejala yang muncul. Seperti dengan menggunakan obat oles, gel, obat tablet, maupun injeksi.
"Semuanya memiliki manfaat dan risiko yang berbeda-beda," ujar David.
Ia juga mengingatkan bahwa eksim dan psoriasis sangat berbeda meski sama-sama bersifat dermatologis. Eksim sering kali didasarkan pada reaksi alergi, sedangkan psoriasis tidak. Eksim lebih sering terjadi pada anak kecil dan dapat hilang seiring waktu. Sebaliknya, psoriasis kurang umum pada anak-anak, tapi tidak memungkinkan tidak terjadi, dan cenderung menjadi kondisi seumur hidup.
Secara keseluruhan, mekanisme dasar yang mendorong eksim dan psoriasis juga berbeda. Psoriasis adalah kondisi autoimun, sedangkan eksim dapat melibatkan faktor genetik, lingkungan, dan lainnya. Namun, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa eksim juga bisa menjadi kondisi autoimun.
Advertisement