Sukses

Sempat Menghilang, Pendaki Kawah Ijen Ditemukan dengan Hanya Memakai Sarung dan Celana Panjang

Kabar hilangnya pendaki gunung Kawah Ijen itu ramai beredar di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pendaki Kawah Ijen di Perbatasan Bondowoso-Banyuwangi, Jawa Timur, dinyatakan hilang setelah ramai-ramai mendaki bersama temannya. Pendaki asal Dusun Blawan Desa Kalianyar Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso, itu berangkat mendaki bersama 14 temannya pada Sabtu, 7 Mei 2022.

Kabar hilangnya pendaki gunung yang diketahui bernama Gafila Debi Adrian itu ramai beredar di media sosial. Informasi mengenai pendaki tersebut juga diketahui di akun Instagram @kawahijenindonesia pada hari ini, Minggu (8/5/2022) berdasarkan data dari Basarnas Banyuwangi. Gafila diberitakan telah ditemukan dalam keadaan selamat.

Akun tersebut menerangkan kronologi awal hilangnya pendaki gunung tersebut sampai akhirnya ia ditemukan. "Hari Sabtu 07 Mei 2022 korban bersama 13 orang lainnya naik ke Kawah Ijen sekira jam 02.00wib, sampai di puncak Kawah Ijen sekira jam 04.00wib, selanjutnya 14 orang tersebut berpencar sedangkan korban bersama 1 orang temannya," tulis keterangan dalam unggahan itu.

Sekitar pukul 5 pagi WIB, seorang teman korban mengajak si korban untuk turun menuju Paltuding karena tidak kuat menahan dingin.

Sekitar 500 meter perjalanan menuju Paltuding Gafila Debi mengeluh sakit perut tapi justru kembali ke arah Kawah Ijen. Sementara teman korban memutuskan untuk melanjutkan perjalanan turun menuju Paltuding.

Setelah satu orang teman korban sampai di Paltuding, pukul 07.30 WIB, teman korban berusaha menghubungi korban melalui telepon. Dan ternyata telepon itu dijawab dan Gafila sudah pulang sampai di rumah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Ponsel Masih Aktif

Begitu mengetahui keadaan teman mereka selamat, mereka memutuskan untuk pulang sekitar pukul 9 pagi. Sekitar pukul 10.00 WIB, salah seorang teman korban dihubungi orangtua korban bahwa korban belum pulang. Meski begitu ponselnya masih aktif tapi tidak ada jawaban.

"Setelah ditunggu sampai sore selanjutnya sekitar jam 20.30 wib keluarga korban bersama Saksi satu melaporkan hal tersebut ke petugas jaga Paltuding TWA Kawah Ijen," lanjut keterangan tersebut.

Setelah dilakukan pencarian selama beberapa jam, Gafila Debi akhirnya ditemukan pada Minggu (8/5/2022) sekitar pukul 10.30 WIB. Tim SAR gabungan menemukan titik koordinat pria berusia 19 tahun itu berdasarkan petunjuk barang-barang yang ditinggalkan korban.

Saat ditemukan, korban hanya mengenakan celana panjang. Ia juga dalam kondisi sadar. Hanya tubuhnya lemah karena ia sudah 24 jam lebih hilang.  Sementara tubuh bagian atasnya hanya berselimut sarung tanpa ada pakaian yang dikenakan.Kondisi tubuh korban cukup lemah dan wajahnya terlihat pucat. 

Kemungkinan besar korban mengalami hipotermia karena hawa dingin Gunung Ijen. Selanjutnya korban dibawa ke puskeskesmas Sempol untuk mendapatkan perawatan medis

3 dari 4 halaman

Memikat dan Menantang

Destinasi wisata Taman Wisata Alam atau TWA Kawah Ijen berada dalam naungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur. Meski pesonannya sukses memikat wisatawan dalam dan luar negeri, tapi perjalanannya begitu menantang.

Tak sedikit jalur menuju Kawah Ijen yang ekstrem memakan korban karena terjadinya kecelakaan. Dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, Rabu (2/2/2022), kecelakaan maut menuju Kawah Ijen terjadi di tikungan Sengkan Mayit Erek-erek, Selasa, 1 Februari 2022.

Satu mobil Kijang yang ditumpangi satu keluarga masuk ke jurang sedalam 30 meter saat menuruni tanjakan di kawasan itu. Kecelakaan ini menewaskan dua orang, dan dua lainnya selamat.

Mobil yang ditumpangi diduga mengalami rem blong. Hal tersebut lantas membuat kendaraan tidak terkendali dan masuk jurang.

4 dari 4 halaman

Korban Kecelakaan

Salah satu jalur menuju Kawah Ijen, yakni Sengkan Mayit, kerap memakan korban akibat kecelakaan. Meski tak terlalu tajam seperti tanjakan lain, tapi ujung turunan ini memiliki kelok yang cukup tajam.

Selain kecelakaan yang terjadi pada 1 Februari 2022, sebelumnya kecelakaan terjadi diduga karena rem blong pada sebuah minibus berpenumpang 15 mahasiswa asal Pamekasan. Kendaraan itu melaju tak terkendali dan menabrak tebing di Sengkan Mayit, 23 Februari 2020.

Satu penumpang tewas di lokasi kejadian akibat kecelakaan tersebut. Satu korban kritis menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan karena mengalami patah tulang di bagian leher, dikutip dari program Fokus.

Kecelakaan terjadi saat minibus melintas di kawasan jalur ekstrem Sengkan Mayit usai berlibur di kawasan Gunung Ijen menuju arah Kota Banyuwangi. Kendaraan yang melaju cukup kencang hendak mendahului mobil di depannya. Namun nahas, karena rem tak berfungsi, minibus menabrak mobil pikap dari arah berlawanan. Meski terjadi benturan, kendaraan tetap tak terkendali dan menabrak tebing jalan.