Sukses

Busana Kaisar dan Permaisuri China Kuno Hasil Daur Ulang Plastik Raih Popularitas

Pembuat busana dari bahan daur ulang ini terinspirasi oleh pakaian kaisar China kuno dan dibuat menggunakan kantong plastik, kain bekas, dan barang bekas.

Liputan6.com, Jakarta - Isu keberlanjutan terus terdengar gaungnya dari seluruh dunia. Salah satunya koleksi busana ramah lingkungan yang desainnya terinspirasi dari busana yang dikenakan oleh kaisar dan permaisuri China kuno.

Dikutip dari South China Morning Post, Rabu (11/5/2022), busana tersebut terbuat dari kantong plastik, kain bekas, dan barang-barang rumah tangga lainnya telah terbukti populer di media sosial Tiongkok daratan. Penjahit bermarga Lv, dari Luoyang di Provinsi Henan, China Tengah, telah menghabiskan lima tahun terakhir membuat pakaian periode unik selama waktu luangnya.

"Saya pernah melihat orang lain membuat pakaian dari bahan ramah lingkungan dan menganggapnya cantik, jadi saya pikir saya akan mencobanya," kata Lv kepada Wutong Video, situs berita Tiongkok daratan.

Tinggal di salah satu kota tertua di Tiongkok yang dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban Tiongkok, hal pertama yang terlintas di benak Lv ketika memilih gaya adalah pakaian istana kuno. "Saya cenderung membuat gaun istana kuno,” kata Lv.

 LV tidak mengikuti pola pada gaun lama. Sebagai gantinya, ia mendesainnya dengan cara yang dirinya suka.

Popularitas Lv meroket setelah dia mengunggah video di Douyin, semacam aplikasi TikTok China. Videonya berhasil menarik perhatian luas. Sejauh ini, menurut Lv, dia telah membuat banyak gaun seperti itu, dengan gaun terbaru dihiasi bunga peony, yang terkait erat dengan kekaisaran China dan yang terkenal dengan Luoyang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 
2 dari 4 halaman

Proses Kreatif

Lv menciptakan gaun terbaru untuk mengimbangi kekecewaan yang dirasakan oleh banyak orang di seluruh negeri yang tidak dapat menikmati bunga di kota tahun ini. Hal tersebut dikarenakan situasi pandemi yang memaksa kota untuk membatalkan festival budaya peony Luoyang tahunan.

"Orang-orang dapat melihat berbagai warna bunga peony pada gaun itu di video saya," kata Lv.

Lv mendekorasi gaunnya dengan lebih dari sekedar bunga, kulit kacang, kaleng minuman, tutup botol, dan bahkan sisik ikan telah digunakan pada pakaian yang dibuatnya. "Saya kadang-kadang membentuk sisik ikan menjadi naga atau bunga dan menempelkannya ke pakaian," jelasnya.

Semangatnya untuk membuat pakaian dengan cara yang tidak lazim ini telah menginspirasi putranya dan orang lain untuk menyumbangkan ide dekorasi yang kreatif. "Mereka akan membantu dalam mendesain pakaian, dan imajinasi mereka bahkan lebih hebat dari saya," kata Lv.

Dalam salah satu video Lv, putranya terlihat menempelkan jaring busa berbentuk naga pada gaun. Banyak penonton karyanya memuji keahliannya dan mendorongnya untuk terus berkarya. "Ini sangat kreatif dan cara yang baik untuk mempromosikan perlindungan lingkungan," komentar seorang.

3 dari 4 halaman

Jaket dari Puntung Rokok

Upaya pelaku industri fesyen mengolah limbah menjadi pakaian layak pakai juga dilakukan perusahaan bernama Tchao Megot. Perusahaan rintisan di Prancis itu mendaur ulang puntung rokok menjadi jaket demi mewujudkan cita-cita sebuah pusat kota tanpa puntung rokok.

Melansir dari video France24, sebanyak 4.300 miliar puntung rokok dibuang setiap tahun di seluruh dunia. Padahal, satu puntung rokok memerlukan waktu 12 tahun untuk membusuk. Belum lagi, puntung itu mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya lingkungan dan kesehatan.

"Upaya kolektif No Megots meningkatkan kesadaran tentang limbah beracun. Kami juga bertanggung jawab untuk mengumpulkan puntung rokok," ujar anggota No Megots, Julie Bravard.

Julie mengatakan, setelah puntung-puntung tersebut dikumpulkan kemudian diserahkan kepada Tchao Megot untuk didaur ulang. Sejak didirikan pada Juni 2021, 12 kilogram batang rokok sudah terkumpulkan.

"Kami ingin membuat kemitraan ini karena idenya tidak hanya untuk membersihkan, menghindari penyebaran puntung rokok di lantai. Idenya juga kemungkinan bahwa puntung ini, yang kita tahu memiliki dampak lingkungan yang sangat berat, dapat menjadi sumber daya," kata Wakil Wali Kota Saint-Denis, Corentin Duprey.

4 dari 4 halaman

Gaun dari Botol Minum Daur Ulang

Ada lagi inisiatif keberlanjutan lain di bidang fesyen. Petenis Maria Sharapova menggabungkan high fashion dengan mode berkelanjutan saat menghadiri Fashion Awards 2021, Senin, 29 November 2021.

Sharapova hadir mengenakan gaun berbahan daur ulang botol air mineral. Perempuan asal Rusia ini memakai gaun hasil kolaborasi perancang busana Iris van Herpen dengan produsen air mineral Evian.

"Hal terbaik dari fesyen adalah banyak hal yang memungkinkan kita melakukan eksperimen dan keluar dari zona nyaman. Kita bisa mencoba sesuatu yang baru dan lebih baik," ucap Sharapova, dilansir dari dari Vogue, Selasa (30/11/2021).

Gaun berkelanjutan yang dinamai Mimesis ini dirancang dengan kain yang terbuat dari botol daur ulang berpadu sutra organik. Hasilnya, gaun tersebut memiliki tampilan tiga dimensi seperti air mengalir.

Van Herpen dalam keterangannya yang dikutip dari laman WWD mengatakan, "Mendesain gaun adibusana dengan kain yang dibuat dari botol Evian telah memungkinkan kami bergabung dan menciptakan pakaian yang menakjubkan. Hal ini bertujuan menginspirasi dan mendorong daur ulang plastik."