Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Tibet Airlines mengalami insiden pesawat terbakar setelah tergelincir dari landasan pacu di Kota Chongqing, China barat daya pada Kamis, (12/5/2022). Pesawat itu mengangkut 113 penumpang dan sembilan awak.
Dalam sebuah pernyataan maskapai, "seluruhnya "dievakuasi dengan selamat," dikutip dari laman CNN, Kamis (12/5/2022). Lebih dari 40 penumpang dengan luka ringan dibawa ke rumah sakit, menurut pernyataan dari Bandara Internasional Chongqing Jiangbei. Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) mengatakan 36 orang menderita memar dan keseleo selama evakuasi.
Advertisement
Baca Juga
"Menurut awak pesawat, pesawat mengalami anomali saat lepas landas. Mereka menghentikan lepas landas sesuai prosedur," kata CAAC. "Setelah pesawat tergelincir dari landasan, mesin menggores tanah dan terbakar. (Api) sudah padam."
Penerbangan itu menuju Nyingchi di Tibet. Rekaman yang diunggah di media sosial China menunjukkan api membakar bagian depan pesawat dan kepulan asap hitam mengepul di langit. Video lain menunjukkan penumpang berlari dari pesawat.
Penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki dan operasi penerbangan di bandara telah kembali normal, kata pihak bandara. Jadwal penerbangan menunjukkan pesawat berjenis Airbus A319 yang telah beroperasi dengan maskapai selama 9,5 tahun.
Sementara itu, menurut Global Times, klip video yang diambil oleh warganet di tempat kejadian menunjukkan api yang menyala di sisi kiri pesawat Tibet Airlines. Awak penerbangan dan penumpang dievakuasi dari tempat kejadian, dan slide tiup dilepaskan dari badan pesawat.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masalah Saat Lepas Landas
Beberapa mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi dan memulai upaya penyelamatan. Video menunjukkan api telah padam di tempat kejadian.
Para kru mengatakan pesawat mengalami masalah saat lepas landas, dan menghentikan rencana penerbangan mengikuti prosedur normal. Mesinnya terbakar karena tergores ke tanah setelah pesawat keluar dari landasan, kata Administrasi Regional CAAC Southwest di situsnya.
Salah satu landasan pacu bandara ditutup, menyisakan dua landasan pacu lainnya yang beroperasi secara normal, menurut biro tersebut. Wang Yanan, pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada Global Times, bahwa insiden di landasan pacu terjadi kemungkinan akibat pilot mendeteksi bahaya teknis atau tersembunyi saat lepas landas.
Situasi itu memaksanya membatalkan penerbangan, karena ia memperkirakan tidak mungkin sulit bagi pesawat untuk mendarat dengan selamat di bandara. Penyebab kebakaran terutama karena pesawat menggunakan energi pengereman maksimum setelah membatalkan lepas landas, membuat mesin tergores ke tanah dan terbakar, tambahnya.
Â
Advertisement
Landasan Tak Ideal
Ada juga yang mengatakan bahwa medan di ujung landasan tidak ideal. Jika pesawat terus meluncur di sepanjang garis tengah landasan pacu, pesawat mungkin menghadapi bahaya yang lebih besar, jadi mungkin juga pilot mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, menurut Wang.
Data dari penyedia informasi Flymaster menunjukkan bahwa pesawat A319 telah beroperasi selama 9,5 tahun. Pada pukul 10 pagi, Bandara Jiangbei di Chongqing telah membatalkan penerbangan 558 pesawat, atau 57 persen dari total yang terjadwal. Banyak penerbangan akhirnya dialihkan ke bandara terdekat, seperti bandara Shuangliu di Provinsi Sichuan, China Barat Daya.
Insiden itu terjadi kurang dari dua bulan setelah sebuah pesawat jet China Eastern Airlines yang membawa 132 orang jatuh di pegunungan di wilayah Guangxi, China selatan, menewaskan semua orang di dalamnya. Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu.
Pesawat maskapai China Eastern Airlines dengan tipe Boeing 737-800 mengalami kecelakaan hebat di Pegunungan Guangxi, Senin sore, 21 Maret 2022. Kecelakaan itu menjadi kecelakaan udara terbesar di China dalam 12 tahun terakhir.
Kecelakaan di Pegunungan Guangxi
Pesawat yang membawa 132 orang itu mulai diketahui hilang ketika media lokal melaporkan penerbangan China Eastern MU5735 tidak tiba seperti yang direncanakan di Guangzhou, setelah lepas landas dari Kunming tak lama setelah pukul 13.00 waktu setempat, seperti dilansir Aljazeera.
Situs web pelacakan penerbangan FlightRadar24, tidak menunjukkan data penerbangan setelah pukul 14.22 waktu setempat. Pelacak menunjukkan pesawat turun tajam dari ketinggian 29.100 kaki (8.870 meter) menjadi 3.225 kaki (982 meter) atau menukik sekitar 8 ribu meter dalam tiga menit, sebelum informasi penerbangan dihentikan.Â
Jatuhnya pesawat itu dari ketinggian hampir 9.000 meter dalam penerbangan dari Kunming, Provinsi Yunnan, menuju Guangzhou, Provinsi Guangdong, masih meninggalkan misteri. Pesawat tersebut jatuh secara vertikal sebelum meledak dan terbakar saat menghunjam perbukitan di Kabupaten Tengxiang, Guangxi.
Tim penyelamat berhasil menemukan satu dari dua kotak hitam pesawat. Kecelakaan itu diduga disebabkan oleh kerusakan pada pickle fork, komponen yang menyatukan badan dan sayap pesawat, lapor kanal Global Liputan6.com.
Â
Advertisement