Sukses

Sambut Waisak 2022, Festival Penerbangan Lampion di Candi Borobudur Kembali Digelar

Penerbangan lampion di Candi Borobudur untuk merayakan Waisak sempat berhenti selama dua tahun terakhir akibat situasi pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Raya Waisak 2022 kembali disemarakkan dengan penerbangan lampion di Candi Borobudur. Acara tersebut sempat dihentikan selama dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

Dikutip dari akun Instagram @lampion.waisak2022, festival penerbangan lampion yang mengangkat tema "Light of Peace" itu akan dilaksanakan malam ini, Senin (16/5/2022). Terdapat dua sesi yang bisa dipilih, yakni pukul 18.00 WIB--20.00 WIB, dan pukul 20.30--22.30 WIB. Masing-masing waktu akan memberi nuansa yang berbeda.

Bila menginginkan suasana yang meriah, sesi I direkomendasikan karena lebih banyak diikuti peserta dan lebih riuh. Sementara, sesi 2 wajib diambil untuk Anda yang menginginkan suasana lebih tenang, khusyuk, dan sejuk.

Prosesi pelepasan lampion Waisak dilaksanakan di Zona Marga Utama di kawasan Candi Borobudur. Acaranya dimulai dengan menulis doa di stiker doa yang disediakan, mengikuti proses doa bersama, mengikuti prosesi meditasi bersama, dan ditutup dengan melepaskan lampion. 

"Semua prosesi itu menghabiskan waktu lebih dari satu jam," tulis akun Instagram @vakansi.jogja, 8 Mei 2022.

Prosesi pelepasan lampion itu terbuka untuk semua pemeluk agama. Panitia menyediakan lampion yang diklaim ramah lingkungan karena terbuat dari kertas tisu.

"Sisa lampion akan hancur menjadi abu setelah bahan bakar habis. Tidak pernah ada kasus kebakaran selama ini dalam perayaan festival lampion Waisak," imbuh keterangan akun tersebut. Berapa harga tiket untuk mengikuti prosesi penerbangan lampion tersebut?

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Harga Tiket

Panitia menetapkan harga tiket masuk sebesar Rp200 ribu. Namun, sejumlah agen menawarkan harga berbeda tergantung paket yang dibeli. Vakansi Jogja menjual dua tiket, VIP seharga Rp250 ribu dan Reguler senilai Rp210 ribu. Kelebihan dari tiket VIP adalah pembeli akan langsung mendapatkan tiket asli, bukan voucer yang harus ditukarkan dulu sebelum acara.

Pembeli juga bisa meminta tiket untuk dikirimkan ke hotel atau pengingapan di Yogyakarta atau Magelang kota, maupun diberikan di gerbang masuk Borobudur. Sementara, pembeli tiket reguler harus mengantre di lokasi penukaran yang berada di sekitar Taman Lumbini.

Tiket pelepasan lampion itu belum termasuk tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur. Peserta diminta membeli tiket seharga Rp25 ribu secara terpisah di pintu masuk Zona I.

"Kamu wajib sudah vaksin yah kalau ingin ikut festival ini minimal dosis 1 dan menginstall app Peduli Lindungi," imbuh keterangan akun Vakansi Jogja. Jangan lupa membawa spidol untuk menuliskan doa di lampion yang akan diterbangkan.

Prosesi perayaan Waisak sudah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. Salah satunya dengan pengambilan Api Dharma Waisak 2556 Budddhist Era (BE) dari Sumber Api Abadi Mrapendi Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah,. Itu kemudian disemayamkan di Candi Mendut, Kabupaten Magelang.

3 dari 4 halaman

Makna Api Suci

Dikutip dari Antara, iring-iringan mobil pembawa api dharma tiba di Kompleks Candi Mendut pada Sabtu sore, 14 Mei 2022. Api diterima Pelaksana Tugas Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Nyoman Suriadarma, Ketua II DPD Walubi Jateng Tanto Soegito Harsono, dan lainnya. 

Selanjutnya, api diletakkan di depan altar yang berada di Candi Mendut disertai penyalaan lilin. Kemudian, para biksu sangga secara bergantian melantunkan doa penyakralan api dharma di depan altar.

Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) Biksu Dammavuddho menjelaskan, api suci yang diambil di Mrapen ini melambangkan semangat untuk menerangi. "Di mana ada api, di situ ada penerangan. Jadi seperti Waisak ini, Buddha datang ke dunia untuk membawa penerangan bagi semua makhluk," katanya.

Ia menyampaikan api disemayamkan di Candi Mendut sebagai simbolis penerangan dharma bagi makhluk-makhluk yang diliputi kegelapan batin. Prosesi dilanjutkan dengan pengambilan air berkah di Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, pada Minggu, 15 Mei 2022. 

"Makna air ini sesuatu yang menyejukkan, netral. Di dalam batin ada kekotoran batin yang terdiri atas keserakahan, kebencian, dosa, dan kebodohan batin. Air simbolis dari ketenangan, jadi batin tidak bisa tenang kalau ada kotoran batin, maka perlu air sebagai ketenangan," katanya.

 

4 dari 4 halaman

6.000 Botol Air Berkah

Selain itu, katanya, air ini juga menyejukkan. Hal itu mengingat bencana melanda dunia seakan tidak habis-habisnya, mulai dari konflik Israel dan Palestina yang tak kunjung selesai, hingga invasi Rusia di Ukraina. "Dengan adanya air simbolis ketenangan, sehingga dunia ini jadi kalem," ucapnya.

Air, kata Biksu Dammavuddho, juga menjadi sumber kehidupan. Seluruh air dan api dibawa ke Candi Mendut untuk disakralkan, sebelum dibawa ke Candi Borobudur. Total ada 6.000 botol air berkah yang diambil dari mata air tersebut.

Ritual pengambilan air berkah di Umbul Jumprit dilakukan para biksu dari sejumlah sangha secara bergantian. Sebelumnya, mereka melakukan puja bakti bersama umat Buddha di altar Umbul Jumprit. Bante Kamsai Sumano Mahathera mengatakan pengambilan air berkah dilakukan setiap tahun dalam rangkaian Tri Suci Waisak.

Pada Senin pagi, air berkah bersama api dharma Waisak dibawa ke Candi Borobudur. Air nantinya digunakan untuk dipercikkan kepada semua hadirin.

"Nanti air berkah bisa dimanfaatkan siapa saja dalam perayaan Waisak di Borobudur," kata Biksu Dammavuddho.

Â