Sukses

6 Kreasi Teh Manis Berpadu Kuliner Daerah Karya UMKM, dari Pindang Deleg sampai Tongseng

Minuman teh yang bercita rasa manis ternyata tak tabu dipadukan oleh para pengusaha UMKM dengan kuliner daerah yang bercita rasa gurih.

Liputan6.com, Jakarta - Kreasi bisa tercipta tanpa batas. Siapa sangka bila minuman teh manis dalam kemasan bisa berpadu apik dengan kuliner daerah yang gurih? Itulah yang tergambar dari beragam menu para pemenang Kreasi Kolaborasi Kuliner Asli Daerah bersama Tehbotol Sosro.

Kompetisi digelar di enam kota, yakni Malang, Solo, Yogyakarta, Majalengka, Palembang, dan Pontianak selama lima bulan sejak Juni hingga November 2021. Lomba tersebut menjaring 497 peserta dari enam kota yang menghasilkan 600 kreasi resep asli daerah.

"Impresi yang luar biasa adalah ternyata TehBotol Sosro ini bukan hanya (dikreasikan jadi) minuman atau kudapan, tetapi juga akanan berat. Itu yang menjadi tantangan di dalam kompetisi ini dengan keunikannya tersendiri," kata Denta Anggakusuma, General Manager PT Sinar Sosro saat ditemui di Pos Bloc, Jakarta, Sabtu, 14 Mei 2022.

Panitia memilih satu pemenang di tiap-tiap daerah. Yogyakarta diwakili oleh Tongseng Kembang Gedang Kuah Tehbotol Sosro. Tongseng berbahan dasar daging ayam itu diperkaya batang dan jantung pisang sebagai sumber serat dan teh manis untuk penambah rasa kuah.

Batang dan jantung pisang dipilih agar setiap bagian pohon itu bisa dimanfaatkan dengan baik. Hasilnya adalah tongseng kembang yang bercita rasa gurih dan sedap.

Sementara, Bolu Batik Ginding Tehbotol Sosro menjadi pemenang untuk wilayah Majalengka. Pembuatnya memanfaatkan mangga gedong gincu yang menjadi salah satu komoditas andalan sebagai bahan baku, bersama minuman teh kemasan. Tak berhenti di situ, pemilik juga berkreasi dengan menghias bolu dengan motif batik gedong gincu.

Kreasi pindang deleg Sosro anti galau berhasil mewakili Palembang di tingkat nasional. Bahan dasar kuliner berkuah ini adalah ikan deleg atau ikan gabus, jenis ikan yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku kerupuk ikan. 

Penciptanya menambahkan minuman teh kemasan rendah gula ke dalam rebusan kuah berbagai rempah untuk memperkaya rasa. Hasilnya, pindang deleg itu menampilkan kombinasi rasa asam, manis, dan pedas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kreasi Kudapan Manis

Pontianak diwakili kreasi Teh Sejuk Sosro. Minuman itu identik dengan lidah buaya dan jeruk kasturi yang menyegarkan. Dikombinasikan dengan minuman teh dalam kemasan, minuman menjadi lebih kaya rasa dan pas disajikan dingin.

Sementara, Solo dimenangi kreasi Creatos, yakni singkatan untuk Creamy Tehbotol Sosro. Kudapan itu merupakan kreasi Pukis Badran yang dikemas dalam cup. Pembuatnya mengusung konsep "old and new" dalam makanan tersebut. Old untuk jajanan pasar, sedangkan New merujuk pada penambahan minuman teh dan pengemasannya di dalam cup.

Melengkapi jajaran pemenang regional adalah Teatropple dari Malang. Dessert box ini memanfaatkan hasil panen melimpah dari Malang, yakni buah apel, ubi ungu, dan tempe. 

Di lapisan terbawah ada tempe kering dengan rasa tawar untuk menambah tekstur. Di lapisan tengah ada bolu kukus ubi ungu dari Gunung Kawi. Sementara, lapisan teratas adalah olahan apel yang dipotong kotak-kotak. Hasilnya adalah kudapan yang berasa manis dan legit.

3 dari 4 halaman

Para Juara

Dari enam pemenang diseleksi lagi menjadi tiga pemenang nasional. Tiga peserta yang paling inovatif dan kreatif berhak membawa pulang gelar pemenang nasional dengan total hadiah Rp100 juta, serta pembinaan berkelanjutan dari brand minuman tersebut. 

Denta menjelaskan beberapa kriteria penilaian yang menentukan beberapa pemenang tersebut mencakup dari sisi merek dan pemasaran. Ia menginginkan inovasi kuliner nusantara yang nantinya bisa berdampak pada TehBotol dan pencipta kreasi itu.

"Lalu, yang kedua itu dari segi bisnis mereka seperti TehBotol yang sudah menemani Indonesia hampir 70 tahun. Nantinya, keenam brand itu akan terbawa dari TehBotol tersebut," tambahnya.

Keunikan juga menjadi aspek penilaian penting bagi para juri. Inovasi dalam memadukan TehBotol tidak sampai menghilangkan cita rasa khas dari kuliner di daerahnya, justru lebih memperkaya rasa.

"Beberapa aspek kreatif menjadi aspek tertinggi dalam penilaian. Penting adanya kekuatan dari kuliner tersebut karena hanya orang Indonesia yang paling tahu kekuatan itu. Nah, kekuatan itu nantinya diolah dengan pengetahuan mereka," jelas Chef Dade Akbar selaku pakar kuliner kreatif.

Juara pertama berhasil disabet tim dari Palembang dengan Pindang Deleg Sosro Anti Galau. Posisi kedua jatuh pada tim Solo yang mengusung Creamy Tehbotol Sosro (Creatos). Sementara, urutan ketiga dimenangkan tim dari Majalengka yang membawa Bolu Batik Ginding Tehbotol Sosro.

 

4 dari 4 halaman

Lanjutkan Kolaborasi

Denta menjelaskan kompetisi kuliner itu merupakan wujud kolaborasi Tehbotol Sosro dengan gerakan Locals Unite yang membimbing para pengusaha UMKM. Melalui gerakan tersebut, mereka ingin menginspirasi dan menanamkan optimisme para pelaku usaha makanan dan minuman untuk terus berinovasi.

Selain itu, mereka menanamkan rasa semangat untuk melanjutkan kewirausahaannya di tengah pemulihan perekonomian nasional. "Kami yakin melalui kolaborasi antar pihak, kita dapat saling memberikan manfaat, di mana Tehbotol Sosro bersama para pelaku usaha, inovator, dan wirausahawan muda dapat saling belajar dan mengisi," ujarnya.

Tehbotol Sosro, kata dia, akan terus menjadikan kompetisi sebagai pilar utama. Ia juga tidak menutup kemungkinan kerja sama dengan berbagai bidang lain. "Pemenang kompetisi ini juga menjadi fokus utama yang kami tahu persis proposal dari mereka untuk harapan ke depannya. Pastinya, kami juga ingin terus adanya kolaborasi dengan peserta lain yang akan dimaksimalkan untuk menghadirkan menu Nusantara," ucapnya.

Handoko Hendroyono, founder M Bloc Group, mengapresiasi brand minuman itu yang mendukung UMKM di Indonesia. Ia percaya inovasi dan keterbukaan untuk berkolaborasi merupakan kekuatan dari ekonomi kreatif.

"Dengan adanya kolaborasi, antar-pelaku industri kreatif dapat berbagi ide dan sumber data yang dimiliki. Nantinya, bisa memperkuat karya dan kreativitas masing-masing untuk membangun jenama lokal yang berkelanjutan untuk Indonesia sendiri," ujarnya.

UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional di tengah pandemi. Hal itu dibuktikan dari data skala kegiatan ekonomi UMKM yang berkontribusi sekitar 60 persen terhadap total pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Bila PDB Indonesia mencapai Rp13,6 triliun, total kontribusi UMKM artinya mencapai Rp8,1 triliun. (Natalia Adinda)