Sukses

Wisata Perahu Kayu di Taman Senja Ngelo Bantul, Siapa Mau Ikut Lur?

Taman Senja Ngelo merupakan destinasi wisata di Bantul, Yogyakarta, yang dibuka perdana saat pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Bicara destinasi wisata di Yogyakarta sepertinya tidak ada habisnya. Selalu ada inovasi yang memunculkan objek menarik perhatian. Salah satu yang terbaru adalah Taman Senja Ngelo yang berlokasi di kawasan Bantul.

Muhammad Ari Yulianto, ketua pengelola objek wisata itu menyebut tempat tersebut buka tepat saat pandemi Covid-19 varian Delta sedang memuncak, yakni Juni 2021. Mereka memanfaatkan tepi Sungai Opak sebagai lokasi wisata berkonsep taman edukasi berbasis kemasyarakatan dan budaya.

Pendirinya ada 13 orang, termasuk Ari. Pengelola berharap destinasi itu bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di era pandemi. "Pengelola Taman Senja Ngelo ingin dengan adanya Taman Senja Ngelo dapat mengembalikan budaya gotong royong dan mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda," ujarnya kepada Liputan6.com pada Jumat, 13 Mei 2022.

Lokasinya tergolong mudah ditemukan, karena tidak jauh dari pusat Kota Bantul. Tepatnya berada di Dusun Kanoman, Padukuhan Pungkuran, Kelurahan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Beragam fasilitas disiapkan untuk menghibur pengunjung di taman seluas 6.500 meter persegi. Yang utama adalah wisata perahu kayu. Tersedia tiga perahu yang dinaiki pengunjung secara bergantian. 

Biayanya Rp10 ribu untuk orang dewasa dan Rp5 ribu untuk anak-anak. Terdapat juga paket pasangan senilai Rp50 ribu dan tambahan Rp15 ribu lagi bila ingin sekalian didokumentasikan.

"Durasinya paling cepat setengah jam. (Pengunjung) bisa melihat suasana pertemuan dua sungai yang dulunya untuk bertapa (raja) Kerajaan Mataram, Sultan Agung, yaitu Sungai Opak dan Sungai Wong," tutur Ari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Waktu Operasional

Wisata perahu itu bisa diakses sejak Taman Senja Ngelo buka hingga sore. Malam hari ditutup dengan alasan keselamatan dan keamanan. Selama perjalanan, setiap perahu akan didampingi nakhoda. Para pengunjung juga akan dibekali jaket pelampung sebagai standar alat keselamatan.

Taman Senja Ngelo beroperasi setiap hari. Pada hari biasa dibuka mulai pukul 10 pagi hingga 11 malam, sedangkan di akhir pekan buka mulai pukul 6 pagi hingga pukul 11 malam. 

Fasilitas pendukung yang disediakan cukup lengkap, seperti toilet, musala, warung makan, dan panggung hiburan. Para seniman lokal biasanya akan memainkan live music setiap pukul 6 sore hingga 10 malam.

"Seminggu sekali ada event seni tradisional gatilan. Pengunjung diminta membayar saat event berlangsung Rp5.000, tetapi kalau sehari-hari, seikhlasnya," kata dia.

Sementara, menu andalan di warung yang mengusung konsep angkringan itu adalah rawon ngelo dan bubur krecek sayur ngelo. Harganya antara Rp8 ribu hingga Rp10 ribu, terbilang murah meriah.

 

3 dari 4 halaman

Masyarakat Lokal

Fasilitas yang banyak menarik perhatian adalah gazebo. Fasilitas beratap rumbia itu banyak disukai karena Instagramable, terutama di malam hari. Sembari duduk manis di gazebo, pengunjung bisa menikmati makanan sambil mendengarkan alunan musik.

Pengelola rutin menggelar kerja bakti bersama pedagang dan semua kru yang ada. Warga sekitar, sesuai niat awal, juga diajak berpartisipasi dalam menjaga keamanan, kebersihan, dan terlibat dalam pengelolaan parkir. Selain keasrian alam, ia menyebut keramahtamahan pengelola terhadap pengunjung menjadi daya tarik utama dari tempat wisata itu. 

"Kerja bakti itu dilakukan secara rutin agar kebersihan di wisata tersebut tetap terjaga," ujar Ari.

Berjalan di tengah pandemi, Taman Senja Angelo juga memiliki beberapa protokol kesehatan yang harus diikuti oleh setiap pengunjung. Begitu masuk ke area tempat parkir, pengunjung akan dicek suhu tubuh terlebih dulu. Tersedia pula tempat cuci tangan di berbagai titik.

Para pengunjung dan juga staf yang bertugas harus rajin mencuci tangan selama beraktivitas. Tidak lupa juga untuk selalu berjaga jarak dengan menggunakan masker selama nongkrong di Taman Senja Angelo. "Sertifikasi CHSE masih dalam proses," sambung Ari.

 

 

4 dari 4 halaman

Panduan Arah

Ari mengatakan tempat wisata itu akan dikembangkan lebih luas. Sejauh ini, pihaknya memiliki lahan tiga hektare. 

Wisatawan yang hendak ke Taman Senja Ngelo bisa berangkat dari alun-alun Imogiri yang berjarak sekitar delapan kilometer. Destinasi ini dapat ditempuh dalam waktu 20 menit menggunakan kendaraan pribadi. Jika perjalanan dimulai dari pusat Kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 15 Km dan membutuhkan waktu sekitar 35 menit dengan kendaraan pribadi.

Perjalanan menuju objek wisata Taman Senja Ngelo dari pusat Kota Yogyakarta bisa langsung arahkan kendaraan menuju Jl. Bantul. Kemudian, belok ke kiri menuju Jl Cepit-Tembi. Saat tiba di Jl Parangtritis, pengunjung bisa belok ke kiri menuju Jl Tembi hingga mencapai Jl. Sultan Agung. Setelah sampai di perempatan menuju Jl. Panembahan Kajoran lalu belok kanan lagi untuk menuju Jl. Karet.

Ikuti terus hingga sampai di Dusun Karet Pleret, kemudian belok kiri ke arah Eko Pleret House. Sampai di pertigaan, belok ke kanan hingga menemukan papan penunjuk arah untuk menuju lokasi wisata. (Natalia Adinda)