Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki destinasi wisata sejarah, salah satunya di Desa Wisata Bejijong di Mojokerto, Jawa Timur. Desa wisata ini dikenal pula dengan kampung Majapahit.
Di lokasi itu terdapat patung Buddha tidur dan Candi Trowulan. Pada masa lalu, Mojokerto merupakan pusat pemerintahan Majapahit yang sangat terkenal.
Advertisement
Baca Juga
Candi Bajangratu jadi candi tercantik di Kompleks Trowulan, karena terdapat banyak relief, seperti relief Ramayana dan Sri Tanjung. Di bagian atasnya pun terdapat banyak relief naga. Selain itu, ada juga motif-motif hiasan di candi tersebut.
Candi tersebut ditemukan pada 1800-an dan dibangun pada abad ke-14. Saat diekskavasi, kondisi candi mengalami kerusakan sebesar 10 persen. Setelah dipugar, bagian-bagian candi yang rusak kembali seperti semula.
Di Desa Wisata Bejijong juga terdapat patung Buddha tidur. Patung ini memiliki panjang 22 meter, lebar enam meter, dan tinggi 4,5 meter. Patung ini menjadi patung Buddha tidur terbesar ketiga di dunia.
Di bagian patung tersebut, terdapat relief-relief yang menggambarkan Buddha Gautama. Siapa saja bisa berkunjung ke lokasi ini. Selain edukasi juga mengajarkan tentang toleransi.
Menurut Ketua Desa Wisata Majapahit Bejijong, Supriyadi, Desa Wisata Bejijong terletak di pusat Kerajaan Majapahit. Awalnya, desa ini bernama Lemah Tulis, kemudian berubah namanya menjadi Desa Bejijong. "Peradaban itu berganti-ganti, jika Jakarta dulunya di Batavia. Pada tahun 700, desa ini masih bernama Desa Lemah Tulis. Kemudian desa ini berganti nama menjadi Bejijong," kata Supriyadi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
50 Desa Wisata Terbaik
Supriyadi mengatakan perubahan nama itu bukan berasal cerita dari kampung ke kampung. Namun, cerita itu berdasarkan Prasasti Alasantan.
"Jadi, nyata adanya, bukan fiksi," ucap Supriyadi yang menyebut Desa Bejijong terdiri dari dua dusun kecil. "Kegiatannya banyak sekali, kalau bisa dikatakan one village product, tapi di sini one village multi product," imbuh Supriyadi.
Supriyadi mengungkapkan, Desa Wisata Bejijong merupakan termasuk satu dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Desa ini pada dasarnya adalah desa pengrajin logam.
"Kita di sini ada sekitar 100 pengrajin logam, termasuk saya juga pengrajin. Bicara kriya, di sini juga ada batik Majapahit. Ada juga paguyuban makanan tradisional, ada juga pembuatan wayang kulit. Selain itu, ada juga kerajinan terakota, pembuatan tanah liat. Ini semua warisan leluhur kita dari Majapahit," papar Supriyadi.
Yang tak kalah menarik adalah gamelan. Di sini pengunjung juga bisa diajarkan tentang pembuatan wayang dan pembuatan kriya, seperti pembuatan kerajinan logam.
Advertisement
Seni Budaya Sejarah, Alam, dan Industri Kreatif
Dikenal sebagai Kampung Majapahit, desa ini menawarkan wisata berbasis seni budaya sejarah, alam, dan industri kreatif. Konsep desa ini adalah satu lokasi semua terangkum dalam satu paket wisata. Kampung Majapahit dikelilingi puluhan candi indah peninggalan Kerajaan Majapahit yang pernah berjaya di 1.400 Masehi.
Kerajaan ini menguasai hampir 2/3 wilayah dunia dan sebagai spirit nasional bangsa saat ini, esok, dan akan datang. Kampung Majapahit telah meraih dua predikat skala nasional dari Kemendikbud RI, yakni Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional (KCBN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Peringkat Nasional (KSPN).
Atraksi yang ditawarkan salah satunya adalah menengok kembali masa-masa Kerajaan Majapahit. Wisatawan disuguhi atmosfer alam Majapahit seakan berada di era 1440-an, masa kerajaan itu menuju awal keruntuhannya.
Jika bermalam di kampung ini, wisatawan akan disuguhi kondisi penginapan rumah adat Majapahit yang sederhana, beralaskan tikar pandan, makan nasi jagung dan umbi-umbian. Wisatawan juga akan minum dengan kendi dari tanah liat.
Profil Gajah Mada
Di lokasi tersebut juga terdapat profil Gajah Mada, pendiri kerajaan Majapahit yang memersatukan Nusantara. Profil tersebut terbuat dari logam perunggu yang dibuat oleh masyarakat.
"Logam perunggu itu warisan dari zaman Majapahit. Nenek moyang kita mewariskan metalurgi seperti ini," imbuh Supriyadi. "Masyarakat di sini 80 persen pengrajin logam. Untuk profil Gajah Mada harganya Rp350 juta, karena ini karya seni," ungkap Supriyadi.
Supriyadi mengungkapkan bahwa bagian tersulit membuat profil, seperti Gajah Mada. Ia harus memvisualkan Gajah Mada sebagai Bayangkara, sosoknya harus kekar.
"Selain itu, bagaimana mendetailkan proporsi tubuhnya, wajahnya. Itu butuh skill. Namun, yang membuat kita bangga adalah ini adalah warisan Majapahit," kata Supriyadi.
Supriyadi menegaskan bahwa keberadaan Trowulan sangat membantu perekonomian masyarakat. Selain ekonomi kreatif, pariwisata di Desa Bejijong juga tetap hidup.
Advertisement