Sukses

Tes PCR/Antigen untuk Syarat Perjalanan Dicabut, Kemenparekraf Genjot Kolaborasi dengan Singapura

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno baru saja membuat kesepakatan baru dengan Singapura perihal penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif usai tes PCR/antigen sebagai syarat perjalanan dicabut.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyambut baik beragam pelonggaran terkait upaya mengatasi penyebaran Covid-19 di masa pandemi. Ia mengatakan pencabutan kewajiban penggunaan masker yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Selasa, 17 Mei 2022, menjadi momentum baik untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mencabut kewajiban tes PCR/antigen sebagai syarat perjalanan domestik dan internasional. Jadi, ini adalah berita besar bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu (18/5/2022).

Ia mengatakan hal itu saat bertemu dengan Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat. Ia menyebut kebijakan terbaru yang diambil pemerintah merupakan momentum bagi kedua negara untuk memulihkan kembali sektor yang terdampak pandemi Covid-19.

Kemenparekraf dan Kementerian Perdagangan Singapura sepakat memperkuat kolaborasi di sektor parekraf pasca-pandemi Covid-19. Terlebih, Indonesia telah membuka perbatasan dengan Singapura melalui rute Batam-Bintan. 

Pembukaan itu merupakan kesempatan bagi Indonesia dan Singapura untuk mengembangkan kolaborasi terkait wisata olahraga, ecotourism, dan wisata kesehatan. Ia juga mengundang Singapura bersama mengembangkan produk-produk ekonomi kreatif. Dua yang diunggulkan adalah aplikasi dan gim serta film.

"Daripada kita bersaing, saya pikir akan lebih baik jika kita berkolaborasi bersama. Saya tahu peluang pasar di sektor-sektor ini sangat besar, jadi mari kita berkolaborasi dan saya harap akan ada investasi yang datang dari Singapura," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemulihan Singapura

Tawaran itu disambut baik oleh Menteri Keuangan Singapura. Wong mengatakan siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk mengembangkan sektor parekraf yang lebih baik dari masa sebelum pandemi Covid-19.

"Kini pariwisata Singapura telah mencapai 50 persen dari capaian sebelum Covid-19. Jadi, saya harap tahun depan dapat menyamai, bahkan melebihi capaian sebelum Covid-19," kata dia.

Dikutip dari laman Chanel News Asia, pergerakan penumpang di Bandara Changi Singapura meningkat hampir 40 persen dari tingkat kunjungan sebelum pandemi, pada akhir April 2022. Angkanya meningkat 18 persen dari tingkat kunjungan pada Maret 2022 yang mencatat kedatangan 1,14 juta pelancong.

Untuk pertama kalinya, volume penumpang di bandara itu melampaui angka satu juta sejak pandemi Covid-19 dimulai lebih dari dua tahun lalu. "Angka ini akan terus bertambah dalam beberapa bulan ke depan seiring lebih banyak penerbangan dan penumpang yang kembali," kata Menteri Transportasi Singapura S Iswaran, Rabu, 4 Mei 2022.

Peningkatan itu terjadi setelah Singapura kembali membuka perbatasannya secara penuh untuk mereka yang sudah divaksinasi dua kali, di bawah Kerangka Perjalanan Tervaksinasi. Langkah itu juga menempatkan Singapura kembali di dalam jalur demi mencapai target memulihkan volume penumpang Bandara Changi setidaknya 50 persen dari tingkat kunjungan sebelum pandemi.

"Bila pariwisata telah pulih, harapannya Indonesia dan Singapura dapat saling menguntungkan satu sama lain, secara khusus di bidang cruise, paket penerbangan dan peluang kerja sama lainnya," kata Lawrence.

 

3 dari 4 halaman

Lepas Masker

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan masyarakat sudah tidak wajib mengenakan masker saat berada di luar ruangan per 18 Mei 2022. Jokowi menyebut keputusan itu diambil dengan memperhatikan kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia yang kian menurun.

"Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 17 Mei 2022.

Berikut beberapa ketentuan dari aturan pelonggaran penggunaan masker yang disampaikan Presiden Jokowi:

- Masyarakat di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang boleh melepas masker.

- Masyarakat yang mengikuti kegiatan di ruang tertutup harus menggunakan masker.

- Masyarakat di transportasi umum harus menggunakan masker

- Masyarakat kategori rentan, lansia atau memiliki penyakit komorbid disarankan tetap menggunakan masker saat beraktivitas.

- Masyarakat dengan gejala batuk dan pilek harus menggunakan masker saat beraktivitas.

 

 

4 dari 4 halaman

Disambut dan Dikritik

Menanggapi hal itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI), Eko Sakapurnama mengatakan kebijakan tersebut harus dijalankan secara hati-hati. Ia mengingatkan saat ini belum ada satu negara pun yang mendeklarasikan diri bebas dari pandemi Covid-19, termasuk Indonesia.

"Ini sebenarnya harus hati-hati, ya karena pandemi belum berakhir sepenuhnya," kata Eko, dikutip dari kanal News Liputan6.com.

Menurut Eko, kebijakan pelonggaran aturan bermasker seharusnya bisa menunggu fluktuasi kasus Covid-19 usai momen mudik lebaran Idul Fitri 2022. "Kita perlu lihat dampak mudik lebaran yang mungkin akan muncul di akhir Mei nanti, karena ada masa waktu inkubasi, ada waktu jedanya," jelas Eko.

Dalam aspek kebijakan publik, kata Eko, harus ada kajian tentang bagaimana komunikasi publik atau penyampaian informasi kepada masyarakat. Sebab tingkat literasi masyarakat Indonesia bervariasi, sehingga dikhawatirkan pemahaman yang tidak seragam membuat aturannya sulit diawasi.

Di sisi lain, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, menilai pelonggaran aturaan bermasker bersifat realistis. "Faktanya kasus positif sudah sangat rendah, baik di Jakarta atau secara nasional," kata Tulus kepada Merdeka.com.

Tulus mencontohkan, selama bulan Ramadhan 2022 tingkat pemakaian masker tinggal 10 persenan saja, termasuk saat shalat tarawih. Ia menambahkan, saat musim lebaran Idulfitri lalu tingkat penggunaan masker juga rendah, penularan kasus harian Covid-19 pun relatif terjaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.