Sukses

Hasil Riset: Kucing Rumahan Bisa Bedakan Nama Teman-Temannya

Riset tentang kucing itu dilakukan bersama antara peneliti dari dua universitas di Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Misteri tentang kucing menarik untuk terus diulik. Salah satu yang terbaru adalah hasil riset bersama para peneliti di Universitas Kyoto dan Universitas Azabu di Kanagawa, Jepang. Mereka secara konsisten mendalami tentang jiwa kucing.

Riset terbaru mereka menemukan bahwa di rumah yang memiliki tiga atau lebih kucing tinggal bersama, hewan itu ternyata bisa memahami nama teman-temannya. Risetnya dilakukan dengan cara serupa yang dilakukan dalam penelitian Universitas Kyoto pada 2016. Saat itu, mereka menemukan bahwa kucing memiliki pemahaman dasar tentang fisika.

Dikutip dari laman Science Alert, Kamis (19/5/2022), peneliti ilmu hewan Universitas Azabu, Saho Takahi menyebut temuan mereka 'mengherankan'.  "Aku ingin orang-orang tahu kebenarannya. Kucing terlihat tidak mendengarkan perbincangan orang-orang, tetapi faktanya, mereka melakukannya," ujarnya.

Dalam eksperimen tersebut, Takahi dan rekan penelitinya mempelajari kucing-kucing yang tinggal di hunian multikucing, kucing domestik yang tingga dengan kucing lain di rumah dengan banyak kucing, atau kucing-kucing yang tinggal di kafe kucing di Jepang, di mana para pengunjungnya bisa berinteraksi dengan banyak kucing.

Saat menguji, para peneliti akan menunjukkan gambar-gambar kucing lewat layar komputer kepada kucing uji, termasuk foto kucing yang dikenal mereka yang tinggal bersama di dalam rumah atau kafe. Saat foto ditayangkan, rekaman suara pemilik akan menyebutkan nama kucing dengan benar atau nama yang berbeda. 

Tim peneliti menemukan bahwa kucing rumahan menatap layar komputer lebih lama saat mendengar nama kucing berbeda dengan gambar kucing yang ditampilkan. Itu kemungkinan disebabkan mereka bingung atau penasaran dengan ketidakcocokan gambar dan nama model kucing.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kucing Kafe

Namun, respons berbeda ditunjukkan oleh kucing yang tinggal di kafe. Mereka tidak memperlihatkan jeda saat melihat layar komputer meski diperlihatkan gambar yang berbeda dengan nama kucing dimaksud. Hal ini kemunginan terjadi karena mereka tinggal dengan banyak kucing lain sehingga kurang familiar dengan kucing model.

"Hanya kucing rumahan yang bereaksi pada wajah kucing tertentu saat mendengarkan nama kucing itu, menunjukkan bahwa mereka cocok dengan nama kucing stimulus dan individu tertentu," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

"Setelah mendengar nama kucing, subjek mengharapkan wajah yang sesuai."

Tim peneliti berpendapat kemungkinan kucing itu mempelajari relasi nama dan wajah dengan mengamati interaksi pihak ketiga di rumah. Sementara, kemungkinan itu untuk kucing yang tinggal di kafe, dikelilingi puluhan kucing lain dan hilir mudik manusia asing keluar masuk kafe, membuat mereka tak memiliki kesempatan mempelajari nama kucing lain secara sosial.

Hasil riset ini juga memberi tambahan pengetahuan baru. Sebelumnya, kucing diketahui mampu mengenali nama mereka sendiri, keterampilan yang biasanya dikuasai para anjing.

 

3 dari 4 halaman

Eksperimen Berbeda

Peneliti juga membuat eksperimen berbeda. Mereka membuat tes serupa tetapi mengganti wajah kucing dengan wajah manusia sebagai stimulus.

Caranya, mereka diperlihatkan gambar wajah orang yang tinggal bersama di rumah yang berisi lebih dari banyak orang. Saat ditunjukkan, mereka juga akan diperdengarkan nama yang sesuai gambar dan tidak sesuai gambar.

Kali ini, kucing kembali menunjukkan reaksi mirip saat mereka mendengar nama yang disebut tidak sesuai dengan gambar yang ditunjukkan. Mereka akan melihat layar komputer lebih lama saat menemukan ketidaksesuaian. Efek ini ditunjukkan lebih besar pada kucing yang tinggal di rumah dengan lebih banyak orang dan dalam waktu yang lebih lama.

"Interpretasi kami bahwa kucing yang tinggal dengan lebih banyak orang punya kesempatan lebih banyak untuk mendengar nama-nama yang digunakan, daripada kucing yang tinggal dengan lebih sedikit orang, dan bahwa tinggal dengan keluarga dalam waktu lebih lama meningkatkan kesempatan ini," demikian penjelasan periset.

"Dengan kata lain, frekuensi dan jumlah paparan terhadap pemicu bisa membuat keterampilan mengasosiasikan nama dan wajah lebih mungkin terjadi," imbuh mereka.

 

4 dari 4 halaman

Ikatan Mendalam

Kucing selama ini dianggap cuek dengan keberadaan manusia, tapi sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mamalia itu lebih hadir dibandingkan yang disangka. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti menunjukkan bahwa kucing sebenarnya membuat ikatan mendalam dengan manusia. Makhluk kompleks ini bisa dan akan berkomunikasi dengan manusia, dan bahkan mencari kita saat kita tak hadir.

Tetapi perlu dicatat, hasil penelitian yang mengklaim bahwa mereka menyajikan 'bukti pertama bahwa kucing domestik menghubungkan ucapan manusia dan referensi sosial mereka melalui pengalaman sehari-hari' itu hanya menggunakan sedikit hewan uji. Karena itu, pembuktiannya membutuhkan replikasi penelitian lebih lanjut di masa depan.

Tim juga mengakui bahwa mereka masih belum banyak memahami mekanisme spesifik di balik pembelajaran sosial pada kucing. Sementara hewan dalam penelitian itu kelihatan mengasosiasikan nama dan wajah, mereka belum benar-benar memahami secara pasti cara kucing itu mengembangkan asosiasi itu di lingkungan tempat tinggal mereka.

Dalam catatan penulis, itu hanya sebagian dari kesulitan mempelajari kucing. "Satu kucing hanya menyelesaikan percobaan pertama sebelum melarikan diri dari ruangan dan memanjat di luar jangkauan," tulis mereka dalam jurnal Scientific Reports.