Liputan6.com, Jakarta - Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) mengumumkan hasil temuan dari riset terbarunya bertajuk "Into the Fandom – How Tribes of Fans will be the Next Power in Society?" Institusi di bawah naungan salah satu perusahaan periklanan ternama di Jepang, Hakuhodo Inc., ini menyampaikan temuan tersebut melalui Forum HILL ASEAN ke-8 yang digelar secara virtual.
Menurut keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (20/5/2022), penelitian dengan metode survei kuantitatif dan kualitatif ini dilakukan di enam negara ASEAN dan Jepang. Riset ini menganalisa lebih dalam terkait sikap dan perilaku masyarakat yang bergabung dalam komunitas fandom.
Advertisement
Baca Juga
Hasil survei tersebut dapat menjadi indikator berbasis fakta yang menciptakan perspektif baru dalam membantu strategi pemasaran dari produk-produk konsumen di negara-negara ASEAN. Hal itu sejalan dengan misi dan komitmen HILL ASEAN untuk selalu mendukung aktivitas pemasaran perusahaan-perusahaan di ASEAN.
Kehadiran fandom di ASEAN bukan hal yang baru, namun dengan kondisi pandemi Covid-19, jumlah orang yang mengikuti komunitas fandom meningkat secara signifikan. Hal ini dikarenakan masyarakat menjadi lebih punya banyak waktu di rumah.
Tak sedikit pula yang mencari cara paling memungkinkan untuk mengakses hal yang mereka sukai dan memenuhi afirmasi diri. Antusiasme terhadap fandom juga mengingatkan tentang berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang telah mengakar di ASEAN dan sulit, bahkan tidak dapat diselesaikan oleh masyarakat umum.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sejajar
Institute Director HILL ASEAN dan Executive Director Strategy Hakuhodo International Indonesia, Devi Attamimi, menyampaikan komunitas fandom di ASEAN merupakan bentuk "masyarakat ideal" atau utopia. Semua anggota sama sejajar, tidak ada hierarki, berkomunikasi dengan bebas, tidak memandang usia, jenis kelamin, kebangsaan, atau status ekonomi dan sosial.
"Dapat dikatakan, keragaman dan kesetaraan sungguh diwujudkan dalam komunitas ini sehingga terbentuk hubungan dan solidaritas yang murni tanpa untung dan rugi," terang Devi.
Ia melanjutkan, HILL ASEAN menyebut fandom ini sebagai MATTER-VERSE. Istilah ini merujuk pada sebuah komunitas ideal yang merespons kebutuhan penting masyarakat yang sulit dicapai di dunia nyata.
Komunitas fandom ASEAN memiliki beberapa keunikan yaitu, kesetaraan (tidak ada diskriminasi atau prasangka dan setiap orang dihormati secara setara karena terhubung oleh perasaan 'suka' yang sama), serta kreativitas (bekerja sama untuk merencanakan sesuatu untuk bersenang-senang bersama). Keunikan lainnya adalah sebagai keluarga kedua (saling percaya dan dapat membantu satu sama lain) dan memiliki kekuatan kelompok (memanfaatkan kekuatan bersama untuk memberikan pengaruh terhadap kepentingan fandom dan masyarakat, merasakan sensasi nyata membuat perbedaan di dunia).
Advertisement
3 Hal Penting yang Ingin Dipenuhi
Bagi masyarakat ASEAN, bergabung dalam komunitas fandom adalah salah satu bentuk dalam memenuhi kebutuhan untuk memiliki hubungan atau bersosialisasi dengan orang lain. Mereka secara aktif berinteraksi dan berbagi informasi di antara sesama anggota komunitas.
Berbeda dengan masyarakat Jepang yang menggunakan fandom untuk bersenang-senang dan mengatasi rasa kesepian atau stres, Devi menambahkan terkait terdapat tiga hal penting yang ingin dipenuhi masyarakat ASEAN melalui fandom.
"Pertama adalah 'To Matter,' membuat mereka merasa keberadaannya di dunia ini penting. Kedua, 'To have something that matters,' memungkinkan mereka memiliki atau melakukan sesuatu yang berarti. Ketiga, 'To have my hopes that matters fulfilled,' memberi ruang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mereka anggap paling penting," paparnya.
Devi juga menerangkan bahwa temuan riset ini jadi bukti bahwa komunitas fandom adalah sebuah utopia dengan tatanan ekonomi dan sosial yang baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek fandom yang paling banyak diikuti di ASEAN selama pandemi sesuai urutan adalah K-Pop, gim, dan memasak.
Fandom Terbanyak di Indonesia
Secara khusus, urutan subjek fandom terbanyak di Indonesia adalah memasak, gim, dan K-Pop. Sekitar 83 persen masyarakat ASEAN juga mengakui mereka memiliki brand yang sangat disukai dan jadi penggemar merek tersebut. Alasannya karena kualitas produk atau layanan yang baik, adanya nilai emosional, dan didukung komunitas fandom yang tidak terbatas.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, hasil riset ini diharapkan dapat memberi energi baru dan positif bagi kita semua. Kehadiran fandom dapat menjadi sebuah kesempatan dalam membuka peluang pasar, dengan memanfaatkan karakter konsumen pada brand, menuju ke arah yang lebih baik," ungkap Irfan Ramli, CEO Hakuhodo International Indonesia.
Hakuhodo International Indonesia dan Hakuhodo di seluruh dunia menjalankan usahanya dengan berlandaskan filosofi "sei-katsu-sha," yakni memandang konsumen dengan perspektif 360 derajat, lebih dari sekedar pembeli yang melakukan fungsi ekonomi, namun sebagai individu yang dipandang secara holistik dengan gaya hidup, mimpi dan aspirasi berbeda-beda.
"Kami akan terus mendukung aktivitas pemasaran perusahaan di ASEAN melalui riset berkelanjutan mengenai sikap dan perilaku konsumen ASEAN," tutup Irfan.
Advertisement