Liputan6.com, Jakarta - Membawa anak balita dalam suatu perjalanan jadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Apalagi ketika anak tersebut rewel atau menangis, itu jadi ujian kesabaran bagi orangtuanya.
Peristiwa serupa terjadi di Malaysia. Seorang perempuan mengunggah di media sosialnya yang menampilkan situasi di mana seorang ibu memarahi dan memukuli anaknya yang masih kecil. Kondisi itu memancing kemarahan warganet, dilansir dari laman mStar, Selasa, 31 Mei 2022.
Advertisement
Baca Juga
Si ibu tidak sekadar marah. Ia melampiaskan emosinya pada di anak dengan nada suara yang tinggi dan penggunaan bahasa yang tidak patut. Penumpang bus lain jelas mendengarkan ocehan kemarahannya.Â
Berbagi kisah nyata melalui tampilan Instagram Story, perempuan yang akrab disapa Qissy itu mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu, 22 Mei 2022. Saat itu ia dalam perjalanan dari Kota Bharu, Kelantan menuju Temerloh, Pahang, dengan bus.
"Selama 11 jam perjalanan, saya tidak tenang sama sekali karena ada seorang ibu dengan dua anak, seorang bayi dan satu lagi usia dua atau tiga tahun," ujar Qisssy.
Kata Qissy, anak perempuan itu kadang minta minum, ke toilet, dan sebagainya. Namun, sepanjang perjalanan dari Kota Bharu ke Kuantan, perempuan itu tidak henti-hentinya memarahi anaknya. "Tolong jangan tanya kenapa saya tidak menegur dan bertanya apa masalah perempuan itu. Jika Anda berada dalam situasi saya, Anda akan terkejut dan terkesima," kata Qissy.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minta Maaf
Lama-kelamaan, perempuan berhijab itu ingin menegur, tapi sepertinya tidak sampai ke hati karena tidak tahu bagaimana keadaan sebenarnya. "Dia memanggil anaknya dengan sebutan ha***, bang***. Menurutku itu menggunakan kata-kata tersebut sudah keterlaluan," kata perempuan itu.
Menurut Qissy, dia melihat seorang penumpang pria mendekati ibu tersebut. Ia langsung menegur perilaku ibu yang emosional tersebut. "Saat bus berhenti di halte Kuantan, lelaki di depan saya, dia seorang polisi… mungkin dia tidak sabar, dia kemudian menegur perempuan itu."
"Karena perempuan itu sudah lama gila, dia terus memarahi putranya. Orang-orang di sekitar (penumpang lain) tercengang mendengarnya. Busnya dua lantai, sampai bawah terdengar. Sopir bus juga mendengar bibi membuat keributan," tambahnya.Â
Menurut Qissy, setelah ditegur penumpang pria, wanita tersebut meminta maaf atas perbuatannya. Ia berusaha menjelaskan situasi yang dihadapinya.
Â
Advertisement
Tak Bermaksud Mempermalukan
Dalam kesempatan itu, Qissy menjelaskan bahwa tujuan pembuatan rekaman tersebut tidak dimaksudkan untuk mempermalukan wanita tersebut. Ia hanya ingin rekaman tersebut sebagai pengingat bersama.
"Saya tidak ingin mempermalukan perempuan itu, saya bahkan tidak menunjukkan wajahnya atau anak-anaknya. Jangan salah paham," kata Qissy.
"Saya tidak tahu masalah perempuan itu, mungkin dia memiliki masalah atau, perilakunya seperti itu. Tapi poin utama saya, saya kasihan padanya anak-anaknya," katanya.
Qissy juga mengatakan ia tak menghakimi perempuan itu. Ia mencoba memahami dari dua belah pihak. "To be clear, saya paham mungkin perempuan itu kecapaian. "Saya belum menikah dan belum punya anak jadi saya tidak mau berkomentar banyak. Tapi jika makcik itu perangai seperti itu, nauzubillah," kata dia
Â
Mendoakan
Dalam unggahannya, Qissy mendoakan anak perempuan itu jadi anak yang baik saat sudah besar. "Dan tolong jangan biasakan memaki, mengumpat pada anak-anak. Orang lain yang sedih dan menangis," imbuhnya.
Unggahan Qissy tersebut mendapat beragam reaksi dari publik. Mereka sangat menyayangkan peristiwa itu dan sangat kasihan dengan anaknya.
"Kasihan anak-anak dia, Kalau di tempat umum saja seperti itu, bagaimana kalau itu terjadi di rumahnya," ujar seorang warganet. "Ya Allah di depan umum saja seperti ini, bagaimana saat di rumah. Kasihan, ingin menangis rasanya," imbuh warganet yang lain.
"Anak-anak biasa buang air kecil. Kita pun begitu. Jadi, jangan stres karena masalah itu," timpal warganet yang lainnya. Sejauh ini, video yang diunggah Qissy telah ditonton lebih dari tiga juta kali di aplikasi TikTok.
Dikutip dari kanal Health Liputan6.com, Kevin Shafer, Ph.D, seorang profesor sosiologi di Universitas Brigham Young mengingatkan bahwa kepribadian orangtua dan gaya pengasuhan yang diberikan pada anak berpengaruh besar terhadap kepribadian anak.Â
"Saat orangtua hidup bahagia, tenang dan bijaksana, ini membuat pribadi anak juga tenang dan sehat. Sebaliknya, ketika orangtua Depresi, mudah marah, stres dan bermasalah, ini juga akan membuat anak rentan terhadap depresi dan berbagai masalah di kehidupan sosialnya. Ini juga meningkatkan risiko sakit pada anak," ungkap Kevin.
Advertisement