Liputan6.com, Jakarta - Ende adalah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia yang beribu kota di Kota Ende. Luas wilayahnya mencapai 2.067,75 km persegi dengan populasi sebanyak 270.763 jiwa pada 2020.
Kota Ende dulunya adalah lokasi kerajaan. Penduduk daerah ini disebut sebagai orang Lio-Ende. Selama beberapa dekade, Kota Ende menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan aktivitas politik.
Ende menjadi tempat pengasingan Sukarno. Pada 1934, Bung Karno yang berusia 35 tahun dibawa ke sana bersama istrinya Inggit Ganarsih, mertuanya yang bernama Amsih, dan dua anak angkatnya, yaitu Ratna serta Kartika.
Advertisement
Selama masa pengasingannya, Bung Karno berhasil merumuskan Pancasila di Ende. Karena itu, Ende dikenal sebagai Kota Pancasila.
Baca Juga
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Ende. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Ende yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.Â
1. Rumah Pengasingan Bung Karno
Bung Karno pernah tinggal di Ende selama empat tahun kala menjalani pengasingan, yakni pada 1934--1938. Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Perwira, Kota Ende. Tempat ini menjadi saksi kehidupan Bung Karno bersama istrinya, Inggit Garnasih.
Jika berkunjung ke sini, wisatawan dapat melihat ruang tamu tempat Bung Karno biasa menerima tamu kala itu. Beragam perabotan rumah tangga, fasilitas rumah seperti sumur, kamar mandi pun masih bisa dilihat hingga sekarang di rumah itu.
Walau tidak dipungut biaya untuk masuk ke sana, kebersihan dan kerapihan rumah pengasingan yang juga sering disebut Museum Bung Karno ini masih sangat terjaga. Nuansa sarat sejarah pun terasa sangat kental di sini.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Taman Renungan Pancasila
Tidak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno, terdapat sebuah tempat bersejarah lainnya, Taman Renungan Pancasila. Sebuah patung Bung Karno dari perunggu yang sedang menatap ke arah laut menghiasi taman ini.Â
Di taman ini juga terdapat pohon sukun dan taman remaja dalam satu areal. Pohon sukun adalah tempat Bung Karno merenung mengisi waktu luang semasa pengasingan.
Di sinilah Bung Karno sering duduk termenung untuk memperoleh ilham dalam menggali butir-butir Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pohon Sukun yang tumbuh saat ini adalah pohon pengganti. Pohon sukun yang asli sudah mati sekitar tahun 1960. Kemudian, pohon yang baru ditanam pada 1981 dan tumbuh sampai sekarang.
Advertisement
3. Peringatan Hari Lahir Pancasila 2022
Presiden Joko Widodo atau Jokowi diagendakan memimpin langsung upacara Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Kota Ende, NTT, Rabu 1 Juni 2022. "Bapak Presiden Joko Widodo yang akan memimpin langsung upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022. Upacara peringatan hari lahir Pancasila dipusatkan di Ende," terang Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo dikutip dari siaran persnya, melansir laman News Liputan6.com.
Jokowi akan menjadi Presiden RI kedua yang berkunjung ke Kabupaten Ende. Sukarno lebih dulu mengunjungi Kabupaten Ende.
Romo Benny menyebut banyak situs sejarah yang menjadi daya tarik wisatawan di Ende, mulai dari Rumah Pengasingan Bung Karno, Taman Perenungan, hingga Gedung Immaculata.
BPIP sebagai penyelenggara upacara peringatan Hari Lahir Pancasila. bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Ende telah menyiapkan serangkaian acara menyambut Upacara Perayaan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022.Â
4. Taman Nasional Kelimutu
Taman Nasional Kelimutu menyimpan keindahan alam yang tiada dua. Destinasi wisata yang berada di NTT tersebut juga tersohor dengan Danau Kelimutu, yakni danau tiga warna yang indah, yakni Tiwu Ata Polo, Tiwu Ata Mbupu, dan Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai.
Pembentukan ketiga danau ini ditengarai karena aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu pada masa lampau. Ketiga danau warna yang terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende ini menyuguhkan fenomena alam yang unik nan memesona.
Pesona itu berasal dari warna ketiga danau yang berbeda satu sama lain. Warnanya juga diketahui selalu berubah dari waktu ke waktu.
Beberapa peneliti hanya memperkirakan fenomena yang ada terutama akibat pengaruh aktivitas vulkanik, kandungan biologis di sekitarnya, serta kandungan geologis yang ada di bawah kawah danau. Riset Pasternak puluhan tahun lalu menunjukkan bahwa Gunung Kelimutu, termasuk gunung api tipe stratovolcano yang tidak banyak mengeluarkan material vulkanis.
Suku terbesar di wilayah Kabupaten Ende, yakni Suku Lio, meyakini Kelimutu adalah tempat sakral yang disebut dalam bahasa setempat "keli eo bhisa gia" (gunung yang sakral).
Advertisement
5. Desa Wisata Detusoko Barat
Desa Wisata Detusoko Barat menyuguhkan pesona alam, budaya, topografi berbukit, lembah yang subur yang indah juga hijau. Desa wisataYang berada di ketinggian 800 mdpl ini berlokasi Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende.
Wisatawan dapat menikmati pesona alam dengan topografi cantik, persawahan terasering, dikelilingi perbukitan hijau, dan dihiasi beragam tanaman pertanian dan perkebunan. Desa ini juga memilIki beragam atraksi wisata yang dapat dinikmati.
Saat berkunjung ke Desa Wisata Detusoko Barat, wisatawan dapat menyusuri sawah, mengeksplorasi kopi Detusoko, jembatan Kali Loworia yang ada di tengah persawahan. Ada pula kampung adat Suku Rini, trekking uap panas, hingga wisata kuliner. Setelah puas menjelajah, wisatawan dapat berbelanja oleh-oleh di Bumdes Au Wula.
Wisata lain yang tak kalah menarik adalah wisata kopi yang bisa diikuti dengan harga mulai Rp100 ribu. Atraksi ini mengajak wisatawan untuk melihat langsung proses pengolahan kopi secara tradisional dan berinteraksi dengan para petani kopi. Pada musim panen kopi (Agustus--September), wisatawan diajak memanen kopi.
6. Kuliner Khas Ende
Selain wisata alam, Ende juga punya wisata kuliner yang unik dan menarik. Salah satunya adalah Se’i yaitu daging khas dari NTT dan juga terkenal di daerah lain, termasuk di Ende.
Se’i merupakan daging asap khas yang proses pembakaran secara tradisonal menggunakan kayu bakar. Se’i dulu memakai daging rusa, tapi sekarang lebih banyak menggunakan daging sapi atau babi.
Kuliner khas lainnya adalah Uwi Ai Ndota yang berbahan dasar ubi kayu khas Ende atau ubi nuabosi. Ini adalah jenis ubi yang hanya bisa tumbuh di Ende. Karena berbahan dasar ubi, makanan ini kaya akan karbohidrat.
Lalu ada Rumpu Rampe yang dikenal juga dengan nama Ngeta. Kalau di Jawa, makanan ini mirip dengan yang namanya urap tapi sayurannya berbeda.
Rumpu Rampe adalah makanan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang berada disekitar seperti daun singkong, daun kelor, gedebong pisang, dan daun atau bunga pepaya. Makanan khas Ende lainnya ada Kue Alu Ndene, Nasi Kacang Merah, Keripik Ubi Nuabosi, Jagung Titi, Jagung Bose dan Kue Rambut.
Advertisement