Liputan6.com, Jakarta - Setelah Shanghai mencabut pembatasan Covid-19 untuk daerah berisiko rendah pada Rabu, 25 Mei 2022, sebagian besar orang Shanghai pergi ke luar untuk "menghirup udara segar." Toko pangkas rambut di kota itu termasuk yang pertama menjadi sibuk kembali.
Seorang tukang cukur rambut di distrik Huangpu mengatakan ia kewalahan. Ia mendapat 30 panggilan telepon untuk membuat janji dalam waktu setengah jam pada hari itu, dilansir dari laman Global Times, Kamis (2/6/2022).
Advertisement
Baca Juga
Di barbershop pusat kota, warga terlihat mengantre untuk potong rambut. "Menata rambut adalah hal pertama yang harus saya lakukan pada hari pertama setelah komunitas kami mencabut penguncian," kata seorang warga Shanghai yang tinggal di distrik Jing'an.
Mark dari Jerman tidak sabar untuk pergi berperahu bersama tetangganya setelah penguncian dicabut. Ia mengatakan bahwa itu seperti "dari penguncian total kembali ke normal dalam semalam."
Seorang warga 42 tahun bermarga Yu mengatakan dia pergi ke kantornya di pagi hari Rabu, dan menemukan bahwa sebagian besar tanaman telah mati. "Saya akan membersihkannya dan membeli tanaman baru untuk menghias kantor saya agar semuanya menjadi segar," kata Yu.
Pada Rabu, pemandangan familiar dari orang-orang yang mengantre di toko-toko populer kembali lagi. Di luar toko roti kukus Nanxiang di kawasan wisata Kuil Chenghuang Shanghai, sekitar 20 orang mengantre untuk membeli roti di pagi hari. Sekitar setengah dari mereka adalah anak muda.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beli Kopi
Adegan serupa terjadi di kafe "selebritas web" di Anfu Road, di mana orang-orang mengantre untuk membeli kopi. Pelanggan juga akan secara sukarela mencuci tangan menggunakan sabun cair yang disediakan oleh pihak kafe.
Seorang pelanggan bermarga Yu mengatakan bahwa dia sedang melewati kafe, dan memutuskan untuk datang ketika dia melihat kafe itu buka. "Saya merasa sedikit tidak terbiasa berada di luar," candanya. "Saya merindukan makan di restoran," katanya.
Sekelompok tukang pijat buta menawarkan pijat gratis untuk orang yang lewat di dekat sebuah pusat perbelanjaan di Nanjing Road West. Salah satu dari mereka, bermarga Gou, mengatakan kepada bahwa mereka ingin berterima kasih kepada masyarakat karena membantu mereka selama penguncian.
"Banyak orang baik yang mengirimi kami makanan dan barang sehari-hari ketika kami dikarantina," kata Gou, seraya menambahkan bahwa inilah saatnya bagi mereka untuk menunjukkan kebaikan kepada orang lain.
Advertisement
Turun Signifikan
Penduduk lain yang bermarga Chen membeli parfum, pakaian, dan barang-barang lainnya ketika komunitasnya mencabut penguncian. "Saya ingin segera pergi ke resor Disneyland," kata Chen, menambahkan bahwa dia tidak khawatir tentang epidemi karena jumlah kasus positif telah turun secara signifikan.
Di sebuah alun-alun perbelanjaan di Nanjing Road West, warga terlihat berbaris di luar toko-toko mewah seperti Chanel dan Hermes. Zhou Yu, direktur Pusat Penelitian Keuangan Internasional di Akademi Ilmu Sosial Shanghai, mengatakan dia merasa seperti mimpi ketika melihat jalan-jalan dan kehidupan Shanghai kembali normal dengan cepat.
"Saya bisa melihat orang mengantri untuk membeli produk hampir di mana-mana. Ini semacam konsumsi balas dendam, setelah permintaan konsumsi yang tertahan selama dua bulan," katanya kepada Global Times, Rabu.
Tempat Wisata Dibuka
Menurut Zhou, permintaan yang terpendam dan dukungan konsumsi pemerintah akan mendorong ekonomi Shanghai segera pulih. Sejumlah tempat wisata dan taman di seluruh kota juga dibuka kembali pada Rabu, dengan kapasitas kunjungan dibatasi kurang dari 50 persen dari tingkat normal.
Menara TV Shanghai Oriental Pearl yang terkenal di Area Baru Pudong dibuka kembali pada Rabu, meskipun arus pengunjung dibatasi hingga 50 persen. Warga juga terlihat melakukan tes asam nukleat di tempat yang ditentukan pada Rabu.
Mereka diharuskan menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif dalam waktu 72 jam sebelum memasuki tempat umum dan menggunakan transportasi umum. Sebelumnya, Shanghai sempat diberlakukan lockdown akibat Covid-19 yang melonjak. Akibatnya, banyak warga yang terpaksa menginap di kantor mereka. Banyak warga yang antre untuk mencari makanan.
Advertisement