Sukses

Jelajah Potensi Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip

Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip memiliki potensi wisata alam dengan keberagaman flora dan fauna, konservasi mangrove, fokus pada layanan paket-paket wisata untuk wisata alam, wisata budaya, dan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip terletak di Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Desa ini adalah rumah bagi masyarakat Tempatan yang masih memegang teguh budaya tempatan kampung tua daerah pesisir.

Dikutip dari Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Sabtu, 4 Juni 2022, banyak orang yang mengatakan daerah Nongsa adalah cikal bakal berdirinya Kota Batam. Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip adalah daratan rendah yang meliputi daratan dan pesisir laut atau pantai.

Lokasinya tidak jauh dari daerah pusat perkotaan di Kota Batam, sekitar 45 menit perjalanan dari pusat kota, 15 menit dari Bandara Internasional Hang Nadim dan 5 menit perjalanan dari pelabuhan internasioanal Nongsa Pura.

Desa ini memiliki potensi wisata alam dengan aneka ragam flora dan faun, konservasi mangrove, edukasi dan wisata pantai. Ada pula layanan paket-paket wisata minat khusus untuk wisata alam, wisata budaya, dan lainnya.

Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip mengusung prinsip pariwisata ramah dan berpedoman pada Community Based Tourism, pemberdayaan masyarakat sekitar dalam pengelolaannya. Layanan jasa pariwisata Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip difokuskan untuk memenuhi minat wisatawan akan keindahan bentang alam dengan segala fenomena estetika yang menarik dan unik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Potensi Wisata

Juga kegiatan sosial budaya masyarakat yang tergambar dalam sistem adat istiadat, pola kebudayaan dan kearifan lokal serta ketertarikan wisatawan akan kehidupan masyarakat kampung di pesisir laut Nongsa Kota Batam. Ada pula Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu menempati area seluas kurang lebih tujuh hektare.

Dalam area tersebut dibangun berbagai fasilitas untuk menunjang wisata, seperti panggung kesenian dan budaya, tracking mangrove, restoran seafood, selfie area, toko cinderamata, toko sewa alat, serta dilengkapi panggung pertunjukan seni dan WiFi area. Tak hanya fasilitas penunjang wisata, di Mangrove Pandang Tak Jemu pun dilengkapi dengan fasilitas penunjang kenyamanan wisata, seperti kamar mandi umum dan musala.

Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu juga memiliki destinasi pantai pasir putih yang cantik keberadaannya di pesisir laut daerah Nongsa, Batam membuat ekowisata ini memiliki kelebihan pada pemandangan yang menghadap langsung ke Singapura dan Malaysia. Ekowisata ini mengusung sajian wisata yang ramah dengan kelestarian hutan mangrove yang diaktualisasikan pada paket wisata minat khusus yang berpedoman pada nilai-nilai kebermanfaatan alam, lingkungan, masyarakat, dan pendidikan. 

3 dari 4 halaman

Wisata Edukasi

Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu dinilai sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup sekitar karena menjadi dasar pembentukan rantai makanan ekosistem laut, serta dapat mencegah terjadinya bencana dan abrasi pantai. Selain itu, Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu menjadi salah satu upaya yang tepat dalam rangka mengajak masyarakat untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungan serta sebagai sarana Edukasi bagi generasi penerus.

Desa wisata ini juga punya wisata lainnya, seperti Pantai Pandang Tak Jemu, terdapat resor bintang lima, lapangan golf, hingga Pantai Bale-Bale. Ada pula paket edukasi mengenai pelestarian alam mangrove.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengedukasi akan pentingnya menjaga dan melestarikan mangrove bagi generasi yang akan datang. Hal tersebut bertujuan agar mangrove tetap lestari dan terjaga, generasi selanjutnya mengetahui manfaat, jenis mangrove, budidaya mangrove, penanaman mangrove dan lainnya. Produk wisata ini biasanya dilakukan oleh anak sekolah PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA, maupun perguruan tinggi.

4 dari 4 halaman

Hasil UMKM

Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan wisata ini juga memiliki kekayaan tradisi budaya dan sektor ekonomi kreatif yang beraneka ragam. Seperti kerajinan tangan dari kerang dan eceng gondok, juga kuliner khas seperti olahan gonggong.

Dikutip dari siaran pers di laman Kemenparekraf, Sandiaga mengungkapkan ADWI 2022 diharapkan mampu meningkatkan potensi-potensi yang ada sehingga membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi warga Kampung Tua Bakau Serip. "Saya yakin ini adalah bagian dari tatanan ekonomi baru pascapandemi di mana kita bisa membuka peluang usaha, terutama yang berpihak kepada UMKM dibarengi dengan digitalisasi. Dan ini nanti diharapkan bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya," katanya.

Konsep ekowisata ramah lingkungan di Kampung Tua Bakau Serip ini sejalan dengan upaya pengembangan pariwisata nasional pascapandemi COVID-19 yang berkelanjutan lingkungan dan berbasis komunitas. Nantinya desa wisata bisa menjadi garda terdepan dari pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.