Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu di China punya cara tak biasa agar anaknya tidak berkeliaran ke mana-mana. Ia meletakkan anaknya itu ke dalam sebuah kereta dorong berbentuk kandang besi. Video tersebut beredar luas di platform Weibo di China, seperti dilansir dari Business Insider, Kamis, 2 Juni 2022.
Dalam klip video berdurasi 12 detik kitu, tampak anak laki-laki melalui kisi-kisi kandang untuk orang yang merekamnya. Dalam rekaman itu, sebuah tanda muncul untuk mengaburkan kandang besi dari orang yang lewat.
Advertisement
Baca Juga
Tanda itu menunjukkan bahwa operator kereta dorong — yang merupakan ibu dari anak itu — menjual es jelly rasa, sejenis makanan penutup. Dalam sebuah wawancara dengan outlet media online China Wanxiang News, ibu yang tidak disebutkan namanya berasal dari Kota Tongren, di barat daya Guizhou.
Ia mengaku tidak punya pilihan selain membawa anaknya yang berusia dua tahun untuk bekerja. Perempuan itu mengatakan bahwa keluarganya miskin dan tak mampu menyewa pengasuh untuk merawat anaknya sementara.
Sementara, dia harus mencegah anaknya tidak berlarian dan mendapat masalah ketika dia tidak memperhatikan. Ia pun terpikir menggunakan kandang dan mengurung anaknya di dalam kandang tersebut.
Berbicara kepada media online China Xi'an Broadcast, perempuan itu mengatakan bahwa dia bekerja sekitar delapan jam sehari. "Kami tidak punya uang. Setiap kali tiba waktunya untuk membeli susu bubuk, kami tidak punya uang tunai. Kami makan satu kali dan tidak ada uang tersisa untuk yang berikutnya," kata perempuan itu.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemiskinan Ekstrem
Dia menambahkan bahwa anak itu tidak dapat ditinggal bersama ayahnya karena dia "tidak peduli." Menurut dia, sang ayah hanya menghabiskan seluruh waktunya bermain game online.
"Saya mencoba membiarkannya keluar ketika tidak ada pelanggan di sekitar. Saya tahu anak saya sangat menderita," kata perempuan itu kepada Per Xi'an Broadcast.
Tahun lalu, Presiden China Xi Jinping mengklaim bahwa China telah menghapuskan kemiskinan ekstrem. Ia mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengangkat "semua 98,99 juta orang" di daerah pedesaan yang miskin keluar dari kemiskinan.
Pada tahun yang sama, pemerintah China juga mendorong pasangan untuk memiliki lebih banyak anak, memberlakukan perubahan kebijakan penting untuk memungkinkan orang memiliki hingga tiga anak. Namun, banyak pasangan di China mengatakan mereka tidak mampu untuk memulai keluarga, sebagian karena tingginya biaya membesarkan anak.
Advertisement
Kandang Babi
Kasus yang lebih memprihatinkan sempat terjadi di China, seorang bocah laki-laki yang baru berusia tujuh tahun harus hidup dengan cara yang tidak manusiawi. Selama setahun terakhir, dia dipaksa untuk tinggal di sebuah kandang babi milik keluarganya di Puyang, Provinsi Henan, China.
Ketika ditemukan oleh para relawan dan wartawan setempat, tubuh bocah berjuluk Little Hongbo itu dipenuhi memar dan lecet. Dia bahkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik seperti anak seusianya, seperti dilaporkan Merdeka.
Little Hongbo telah dipaksa tinggal di kandang babi, baik itu saat musim hujan atau dingin. Kandang babi itu terletak di tengah-tengah halaman keluarga dan berbau sangat busuk.
Setelah diusut lebih dalam, ayah anak laki-laki itu bernama Liu Zhenxue yang berusia 46 tahun. Dia berprofesi sebagai peternak babi, sementara ibu Little Hongbo sendiri diketahui memiliki penyakit mental.
Bukakan Kandang
Setiap pagi Liu akan pergi ke kota untuk mengumpulkan sisa makanan yang dibuang oleh beberapa restoran karena tak mampu memberi makan keluarganya. Ia lalu memberikannya kepada keluarganya dan sisanya dilempar ke kandang babi.
Menurut pengakuan warga setempat, Liu memiliki lima anak, namun tiga di antaranya telah tewas. Warga meyakini bahwa perilaku kasar sang ibu yang menyebabkan kematian mereka.
Kata tetangganya, ia sering mendengar dia (istri Liu) mengangkat kepala Hongbo dan membenturkannya ke pintu atau lantai. Kadang-kadang butuh sampai tiga atau empat pukulan untuk membuat Hongbo menangis.
Penduduk desa yang merasa kasihan pada anak itu sering menawarinya pakaian, makanan. Bahkan, mereka kadang-kadang membuka pagar kandang agar dia bisa bermain di luar.
Advertisement