Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh hingga 20 persen orang dewasa di seluruh dunia diperkirakan mengalami insomnia akut. Hal ini ditandai dengan sulit tidur, sering terbangun, kelelahan, dan suasana hati yang berubah-ubah.
Salah satu yang dituding sebagai penyebabnya adalah konsumsi teh yang terlalu banyak, apalagi jika meminumnya mendekati jam tidur. Namun, penelitian terkini justru menunjukkan hasil berbeda. Mengonsumsi teh dalam jangka panjang justru dilaporkan dapat mengurangi risiko sakit akibat insomnia akut.
Temuan itu dipaparkan peneliti Universitas Westlake di China, dalam jurnal Nature Communications pada Senin, 6 Juni 2022. Data menunjukkan bahwa kebiasaan minum teh berkorelasi dengan menurunnya risiko penyakit pencernaan akibat flora usus.
Advertisement
Baca Juga
Ketidakseimbangan dalam mikroba usus dan asam empedu erat kaitannya dengan penyakit-penyakit kardiometabolik (CMDs), di antaranya diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
"Insomnia akut berpotensi menyebabkan gangguan metabolik mikroba usus dan asam empedu. Minum teh bisa jadi dapat mengontrol kelainan metabolik ini," kata Zheng Ju-Sheng, ketua tim peneliti, dikutip dari laman AsiaOne, Rabu, 8 Juni 2022.
Penelitian itu dilakukan selama lebih dari enam tahun dengan 1.809 responden yang tinggal di Guanzhou, China Selatan. Mereka dicatat pola tidur, pola makan, dan faktor lainnya. Peneliti itu juga membandingkan responden yang hobi minum teh, kopi, minuman buah, dan produk susu.Â
Peneliti menemukan bahwa mereka yang terbiasa minum teh dalam jangka panjang lebih jarang menderita gangguan mikroba usus dan asam empedu. Dengan begitu, kemungkinan mengidap penyakit kardiometabolik lebih kecil.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jenis Teh
Berdasarkan studi, mayoritas responden mengonsumsi teh oolong, teh hijau, dan teh hitam. Ketiga jenis teh ini kaya akan polifenol, flaavonoid, alkaloid, dan jenis antioksidan lain yang bermanfaat bagi kesehatan metabolik.
"Beberapa kandungan itu yang dilaporkan memodulasi komposisi mikrobiota usus dan metabolisme asam empedu dan meningkatkan sistem ritme sirkadian otak dan usus," ujar Zheng.
Meski begitu, penelitian ini belum bisa membuktikan sejauh mana minum teh dapat mengurangi risiko penyakit kardiometabolik. Belum diketahui pasti teh jenis apa yang memiliki efek paling nyata, yang mampu mengurangi risiko mengidap penyakit kardiometabolik.
Zheng mengatakan, "Langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian genetik tentang sebab akibat hubungan antara minum teh dengan berkurangnya risiko mengidap penyakit kardiometabolik."
Ia juga berpendapat agar sebaiknya kita menghindari minum teh berkafein jika sedang sulit tidur. "Insomnia yang disebabkan minum teh biasanya bersifat sementara, sedangkan penelitian kami berfokus pada efek jangka panjangnya."
Hasil penelitian ini tidak menyatakan bahwa minum teh dapat menyembuhkan insomnia akut. Minum teh hanya berpotensi mengurangi bahaya yang disebabkan oleh insomnia akut. "Secara keseluruhan, minum teh dapat bermanfaat bagi ekosistem usus kita,"Â ucap dia.
Â
Advertisement
Risiko Demensia
Dalam penelitian berbeda, peneliti dari Tianjin Medical University di China menemukan dampak minum teh terhadap risiko demensia. Hasil penelitian itu dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine pada 16 November 2021.
Dikutip dari kanal Citizen Liputan6.com, studi tersebut menganalisa lebih dari 365 ribu peserta dari Biobank Inggris yang bergabung dengan kohort dari 2006 hingga 2010 ketika mereka berusia antara 50 hingga 74 tahun. Menurut studi, peserta yang minum tiga sampai lima cangkir teh setiap hari bisa berkurang risiko terkena demensia sekitar 30 persen. Bahkan, hanya dua sampai tiga cangkir sehari menurunkan risiko sebesar 28 persen.
Studi ini tidak melihat ilmu pasti di balik mengapa teh dapat menurunkan peluang Anda terkena demensia, tapi para peneliti menawarkan beberapa penjelasan. Menurut mereka, teh mengandung beberapa bahan kimia yang berpotensi memengaruhi faktor-faktor yang mungkin dapat menyebabkan beberapa bentuk kerusakan otak pada usia yang lebih tua.Â
"Teh mengandung kafein, polifenol katekin, dan flavonoid yang telah dilaporkan memiliki peran neuroprotektif seperti stres antioksidan, anti-inflamasi, penghambatan agregasi amiloid-beta, dan antiapoptosis," kata studi tersebut.
Jangan Saat Sahur
Meski bermanfaat untuk kesehatan, minum teh saat sahur tak disarankan. "Saya sering menemukan orang yang sahur hanya minum teh biar gampang, malas bangunnya, mengunyah makanan tengah malam. Itu tidak boleh dilakukan kalau kita mau mendapatkan manfaat yang optimal saat puasa Ramadhan," kata dokter spesialis gizi klinik Fiastuti Witjaksono, dikutip dari kanal Health Liputan6.com.
Saat sahur, kata dia, manusia membutuhkan jumlah asupan makanan dan minuman yang cukup dan lengkap. Makanan yang disantap mengandung sumber karbohidrat seperti nasi, oat, kentang atau bihun; protein seperti ikan, ayam, telur, tahu dan tempe; serta sedikit minyak untuk menimbulkan rasa enak pada makanan.
Sebaiknya juga mengonsumsi sayur dan buah tinggi serat untuk menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. "Kuncinya (buah dan sayur) supaya tidak kelaparan, haus, perbanyak konsumsi sayur dan buah," kata Fiastuti dalam sebuah acara daring mengutip Antara.
Minum air sekitar 2--3 gelas yang boleh dikombinasikan dengan susu sebagai salah satu pangan fungsional yang bermanfaat untuk tubuh antara lain sumber karbohidrat, laktosa, lemak, protein, vitamin dan mineral. Susu juga sebagai sumber kalsium yang terbaik, yakni sekitar 300--600 miligram. Minum dua gelas susu, selain memenuhi cairan dan protein, juga kalsium sehingga mencegah osteoporosis. (Natalia Adinda dan Adinda Iffah)
Advertisement